Sehingga ada  istilah media tanpa 'rumah' yang biasa disebut sebagai Homeless Media, yang dimana pemanfaatan media sosial yang cukup pesat bisa menyampaikan informasi kepada khalayak. Informasi dalam bentuk konten juga mengalami penyesuaian, maka dari segi demografis, segmentasi, target audiens, dan sebagainya bisa dipahami atau diteliti secara lebih dalam. Maka bentuk bentuk jurnalisme warga seperti contoh diatas menyajiukan tulisan yang sederhana serta pemaparan visual yang memajakan mata untuk mudah dikonsumsi.
Penyorotan cerita ataupun suara yang tidak bisa didengar, menjadi bentuk perhatian ketidakadilan secara sosial. Potensi inilah yang bisa menghadirkan kerjasama untuk penciptaan media yang lebih inklusif. Walau dalam bentuk virtual, interaktivitas dan partisipatif semakin marak sekaligus menjadi tantangan. Sehingga sumber daya manusia untuk penciptaan naskah juga perlu diperhatikan kedepannya. Ajang jurnalisme warga ini menjadi kunci bahwa anak muda juga butuh informasi.
Balik lagi, bahwa tempat jurnalisme warga memiliki ciri khas yang berbeda - beda dari yang lainnya, tidak menutup kemungkinan akan selalu ada hal yang baru kedepannya yang bisa dinikmati dan diceritakan. Apakah akan bergerak berdampingan atau mengutamakan nilai individualis yang tinggi. Sehingga nilai atau karakteristik bisa tettap terbagikedepannya
Namun kegiatan jurnalisme warga ini sendiri bisa dilakukan secara sukarela bagi mereka yang ingin menjadi aktivis untuk perjuangan isu atau berita kedepan yang lebih berkelas. Namun informasi sejatinya juga bisa menampilkan sisi keakuratan atau kredibilitas toggi agar informasi yang berjalan tidak salah. Panutan akan media massa yang sudah besar juga diperlukan, namun tidak menutup bahwa karya dari masyarakat biasa bisa bersaing dengan para jurnalis warga yang dinamis. Jika diibaratkan dengan pepatah "Siapa Cepat, Dia Dapat" akan perstiwa yang sudah selesai atau masih berlangsung. Selamat berjuang para jurnalis
Sumber Referensi :
Widodo, Y. (2020). Jurnalisme multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H