Mohon tunggu...
rena elisabeth
rena elisabeth Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa ilkom 2018

Akun ini digunakan untuk keperluan mata kuliah dan membantu untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Mars Met Venus", Gambaran Laki-laki dan Perempuan Melalui Romansa

14 Desember 2020   16:57 Diperbarui: 17 Desember 2020   14:15 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tangkapan layar pribadi

Salam sehat, semua! Kali ini saya akan mencoba untuk membahas dua film sekaligus. Film ini saya nilai menarik  karena merupakan sebuah film dwilogi. Film yang pertama akan melengkapi film yang kedua. Begitu pula sebaliknya. Jadi, memang penonton disarankan untuk menonton dua bagian dari film ini. 

Judul film tersebut adalah Mars Met Venus (Part Cewe) yang tayang terlebih dahulu pada tahun 2017 kemudian Mars Met Venus (Part Cowo) yang juga tayang pada tahun 2017.  Waktu pertama kali saya melihat judul tersebut, saya sudah terbayang akan menjadi seperti apa fenomena yang diangkat dalam film. 

Mars Met Venus menceritakan Kelvin (Ge Pamungkas) dan Mila (Pamela Bowie) yang sudah menginjak umur 5 tahun dalam hubungannya dan merayakannya dengan membuat vlog, ditemani oleh Lukman sang camera man.

Mars dan Venus. Dua buah planet yang jelas berbeda. Sama seperti laki-laki dan perempuan, dua insan yang tentunya memiliki perbedaan. Saya kira, di dunia ini memang tidak ada hal yang benar-benar sama.

Perbedaan itulah yang memunculkan gambaran yang diberikan oleh masyarakat tersebut akhirnya memunculkan stereotip-stereotip yang mau tidak mau terus dipercaya dan selalu menjadi pegangan di setiap kejadian-kejadian kecil. Sadar atau tidak, Film Mars Met Venus, baik versi cowo atau versi cewe, keduanya membawa stereotip yang telah beredar di masyarakat tentang bagaimana laki-laki dan perempuan dipandang. 

Adanya stereotip ini, memiliki dampak yang beragam pada laki-laki dan perempuan. Kehidupan sosial bahkan pekerjaan dapat menjadi imbasnya. 

Saya mencoba membahas kedua film ini menggunakan  metode kajian pustaka arti dari stereotip dan bagaimana stereotip dari gender yang dipercaya di masyarakat.

STEREOTIP

Dalam menjalani hidup di masyarakat, kita secara sadar atau tidak sadar telah terbawa oleh arus stereotip. Bahkan, kita ikut melabeli sesuatu berdasarkan pengelompokkan yang kita percaya. Tidak hanya budaya, agama, suku, atau ras, gender juga merupakan salah satu sumber dari munculnya stereotip di masyarakat. Apa itu stereotip?

Stereotip merupakan kepercayaan yang terbentuk pendapat dan sikap terhadap sebuah kelompok atau individu (A. Samovar & E. Proter dalam Saguni, 2014:200). Terpaan stereotip ini akan membuat masyarakat melabeli atau langsung meberikan kriteria terhadap seorang individu atau kelompok dalam masyarakat.

"Cewe ngga pernah salah ya?"

Pernah dengar kalimat di atas? Ya, saya bahkan mengalaminya. Tidak hanya dalam hubungan spesial, dalam pertemanan pun, istilah "cewe ga pernah salah" selalu disematkan kepada saya. Hal tersebut merupakan salah satu stereotip yang dinormalkan oleh masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan.

Menurut International Labour Organization (ILO), laki-laki digambarkan rasional dan kuat. Sedangkan perempuan digambarkan emosional, rapi, dan penurut. Selain itu, perempuan dipandang sering menangis sedangkan lakilaki yang  tidak sesnitif juga masih disematkan hingga sekarang. Yang Liu mengatakan bahwa wanita lebih banyak bicara dan imajinatif dibanding pria.

gender apostates
gender apostates

PART COWO

Dalam part cowo ini, kita akan disuguhkan cerita menurut sudut pandang seorang Kelvin, bagaimana ia berperilaku, dan bagaimana ia menyelesaikan sebuah masalah. 

sumber: tangkapan layar pribadi
sumber: tangkapan layar pribadi

"Cinta Pandangan Pertama itu ga Logis. Butuh proses dong"

Salah satu adegan yang mengangkat stereotip di masyarakat adalah saat Kelvin ditanya oleh Lukman mengenai kepercayaannya terhadap cinta pertama. Tentu saja, Kelvin menjawab tidak percaya dengan menyebutkan alasan yang masuk akal. Logical atau logis, itulah stereotip masyarakat terhadap laki-laki yang diangkat.

"Cewe itu..."

Nah, kalimat di atas menjadi pembuka dalam adegan Kelvin sedang bersama temannya, yang dalam meperlihatkan stereotip mulut ke mulut di masyarakat pada perempuan. 

Mulai dari kepercayaan, pupil mata perempuan seperti buaya (dapat melihat 180 derajat) hingga  bahwa perempuanitu tidak pernah salah sedangkan cowok yang selalu salah.

Cowo itu aktif dan kuat

Tertuju pada saat Kelvin mendekati Mila. Terlihat Kelvin yang selalu mendekati Mila, sedangkan Mila hanya diam. Kelvin juga aktif mengjaknya bicara namun, Mila hanya terdiam. 

"Gue udah aktif, tapi Milanya yang pasif" kata Kevin pada Reza, sahabatnya. Saat menyelesaikan masalahnya dengan Mila pun, terlihat Kelvin yang selalu mencari cara untuk mengembalikan suasana. Contohnya saat Kelvin berusaha datang ke Padang, menemui ibunya, dan meyakinkan ibunya akan pilihannya.

Saat Martin memberi saran pada Kelvin supaya tidak takut dalam menghadapi Mila dengan berkata "heh cowok itu kudu strong. Cowo tah.." menunjukkan bahwa laki-laki tidak boleh lemah. Jangan mau asal tunduk dengan perempuan. Stereotip yang tidak asing, bukan?

tangkapan layar pribadi
tangkapan layar pribadi

Cowo ngga peka

Saat Kelvin tidak berhasil memilihkan menu, di sebuah cafe, yang Mila inginkan, Kelvin digambarkan sebagai laki-laki yang tidak peka dengan kalimat "Masak kamu gatau makanan yang aku suka apa". Kelvi seolah tidak mengerti apa mau Mila. Hal ini sama seperti yang masyarakat percaya,  laki-laki tidak memiliki perasaan yang sensitif terhadap sekitar.  

tangkapan layar pribadi
tangkapan layar pribadi

Cowo jarang menangis

Dalam film ini, Kelvin digambarkan harus selalu tegar. Tidak menunjukkan air matanya yang mengalir selepas ditinggalkan Mila, Kelvin hanya diam dan merenungi perbuatannya selama 5 tahun ia berpacaran dengan Mila. 

Hal tersebut sesuai dengan anggapan masyarakat bahwa laki-laki memang jarang menangis akrena mereka dalah insan yang kuat. Padahal, hati kalau dipukul pasti akan retak juga, kan?

tangkapan layar pribadi
tangkapan layar pribadi
PART CEWE

Part cewe akan menceritakan kisah dari sudut pandang dan sikap Mila, sebagai sosok perempuan. Mila, dalam filmnya, digambarkan sebagai wanita yang gampang sekali naik darah. 

Penggambaran stereotip bahwa perempuan selalu menggunakan emosi selalu terlihat dalam setiap adegan. Hampir disetiap adegan, Mila selalu menggunakan emosinya dalam menghadapi sesuatu.

Seperti saat Mila menjelaskan alasannya mengapa ia percaya dengan cinta pandangan pertama. Mila menjelaskan dengan kalimat yang tersusun rapi dan sesuai dengan apa yang ia rasakan Mila juga selalu berpikir dengan menggunakan kata hatinya, seperti ia selalu bertanya-tanya mengapa Kelvin seperti ini dan itu.

Bahkan, Mila selalu bertanya pada sahabatnya, Malia dan Ica, dalam emmilih sebuah keputusan. Saya menangkap bahwa ini merupakan pembuktian bahwa perempuan selalu bergantung. Tidak bisa memutuskan sendiri dan sangat mudah terpengaruh oleh orang lain. Lagi-lagi terdapat pembenaran stereotip.

MNCP Movie
MNCP Movie

Selain itu, perempuan sering digambarkan sensitif atau mudah tersinggung. Terbukti dalam sebuah adegan Mila yang mudah tersinggung ketika Kelvin memberikan analogi hubungan mereka. 

 Atau saat Mila menjadi sensitif saat mengira dirinya tidak sepenting sahabat Kelvin dan Kelvin tidak memilig Gudegnya menjadi nomer satu.

MNCContent Indonesia
MNCContent Indonesia

Stereotip perempuan sering menangis dan pasif terdapat saat adegan Mila dan kelvin bertengkar. Mila hanya bisa pasrah menunggu Kelvin, ia tidak melakukan apa-apa. 

Yang bisa ia lakukan hanyalah menangis setiap saat untuk mengungkapkan isi hatinya.

Demikian stereotip yang bisa saya temukan dalam film Mars Met Venus. Mungkin adakah yang bisa pembaca temukan? Semoga bermanfaat!

Daftar Pustaka

Saguni, Fatimah. 2014. Pemberian Stereotype Gender. Jurnal Musawa Vol. 6 (2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun