Mohon tunggu...
rena elisabeth
rena elisabeth Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa ilkom 2018

Akun ini digunakan untuk keperluan mata kuliah dan membantu untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Clickbait: Tren dan Strategi dalam Jurnalisme Online

25 Oktober 2020   15:43 Diperbarui: 26 Oktober 2020   07:40 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberadaan teknologi informasi yang terus berkembang hingga tahun 2020 semakin dirasakan oleh masyarakat. Tidak hanya berhenti pada perkembangan teknologi informasi, internet mulai muncul dan hingga tahun ini keberadaannya semakin masif dirasakan oleh masyarakat. Adanya keberadaan teknologi dan internet menjadi pendorong munculnya media online.

Dalam media online, setiap individu dapat mengunggah dan mendapatkan informasi dengan cepat. Hal tersebut juga dimanfaatkan untuk  melakukan kegiatan jurnalisme online. Dengan menggunakan media online, berita akan mudah tersampaikan dengan cepat dan dapat diakses secara gratis.

Jurnalisme Online

Jurnalisme merupakan serangkaian dari kegiatan mengumpulkan, mengedit, menulis, dan menyebarluaskan informasi atau berita. Jurnalisme online merupakan kegiatan jurnalisme seperti mengumpulkan informasi, menulis, mengedit dan menyebarkan melalui internnet. Platform  yang digunakan dapat beraneka ragam namun, penulis menjumpai platform yang banyak digunakan adalah website.

 James C. Foust dalam Romli (2016) mengatakan bahwa Jurnalisme online memiliki tujuh karakteristik, yaitu:

1. Audience Control: kontrol penuh pada audiens untuk memilih berita.

2. Non-Linearity: pembaca berita tidak membaca berita secara berurutan karena berita yang disediakan berdiri sendiri.

3. Storage and Retrieval: pembaca dapat menyimpan berita dan mengakses kembali.

4. Unlimited Space: ruang tak terbatas, digunakan untuk memaparkan detail dari sebuah berita.

5. Immediacy: penyampaian berita cepat dan pemberitaan langsung.

6. Multimedia Capability: kemampuan menyajikan berita dalam teks, gambar, video, dan suara.

7. Interactivity: adanya inyteraksi langsung antara pembaca dengan redaksi.

Jurnalisme online memiliki keunggulan bagi para jurnalis dan khalayak, seperti kapasistas web yang memuat naskah berita yang panjang, editing naskah dapat dilakukan kapan saja, tidak terpatok pada jadwal tertentu, menjangkau seluruh dunia, cepat, update, aktual, dan interaktif.

Semakin masifnya internet, dapat memicu munculnya banyak situs berita online yang berlomba-lomba untuk menyebarkan informasi pada khalayak untuk bertahan hidup. Hal tersebut juga didukung oleh keunggulan dari jurnalisme online berupa cepat, update, dan tidak terpatok jadwal penerbitan tertentu. 

CLICKBAIT

Salah satu hal yang dilakukan oleh media online untuk bertahan hidup adalah menggunakan judul yang bombastis. Biasanya disebut clickbait. Clickbait merupakan teknik yang digunakan penulisan judul supaya terlihat menarik. Menurut Hadiyat, clickbait merupakan judul berita yang bombastis namun tidak memberikan informasi yang utuh. Clickbait digunakan untuk menarik pembaca karena terdorong oleh keingintahuan masyarakat. Penulisan judul hingga 10 kata merupakan ciri-ciri clickbait.

Biyani, dkk (2016) dalam Hadiyat (2019), membagi tipe clickbait menjadi 8 tipe, yaitu:

a. Exaggeration: judul berlebihan pada halaman situs.

b. Teasing: judul yang memprovokasi atau menggoda. Dilakukan dengan menghilangkan sedikit kata pada judul sehingga masyarakat yang membaca akan merasa tegang.

c. Inflammatory: judul yang digunakan untuk membangun suasana marah dengan menggunakan kata-kata yang tidak tepat.

d. Formatting: banyak menggunakan huruf kapital atau tanda seru.

e. Graphic: mengandung unsur cabul.

f. Bait and Switch: judul yang ditulis tidak muncul di url.

g. Ambiguous: judul yang tidak jelas untuk membuat pembaca ingin tahu.

h. Wrong: judul yang salah (fakta tidak benar).

Fenomena clickbait digunakan oleh media untuk mencari jumlah pembaca sebanyak mungkin yang didapat. Semakin banyak pembaca atau pengunjung dari situs berita yang meng-klik judul yang menggunakan kalimat sensaional maka, page view dari situs berita tersebut akan meningkat. Page View merupakan jumlah halaman yang dikunjungi oleh visitor atau pembaca artikel. Dengan banyaknya page view yang didapat oleh media, keuntungan bisa didaptkan, seperti adanya iklan.

tirto.id
tirto.id

Dilansir dari Tirto.id, sebuah situs web akan mendapat untung bila menggunakan jasa iklan yang ditawarkan oleh AdSense. Page View akan sangat menentukan apabila sebuah media menggunakan layanan dari AdSense.

Tentu saja, clickbait memberikan dampak. Tidak hanya bagi  pelaku media namun, juga untuk masyarakat yang membaca artikel atau berita tersebut. Jika dilihat dari kebiasaan masyarakat Indonesia, Clickbait menimbulkan kesalahpahaman atau pemahaman yang salah. 

Tingkat literasi Indonesia yang tercatat oleh UNESCO, berada diurutan kedua terbawah. Sehingga, hanya dengan membaca judul, masyarakat akan mengasumsikan sendiri dan akan timbul kepanikan.

Selain itu, penggunaan clickbait telah ditetapkan oleh Dewan Pers dan pengelola media siber dan masyarakat, sebagai pelanggaran hukum etika. Hal tersebut diatur dalam pedoman media siber mengenai verifikasi dan keberimbangan berita. 

Clickbait juga telah melanggar pasal 1 "wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita akurat yang berimbang, dan tidak beritikad buruk" dan pasal 3 " wartawan Indonesia selalu menguji informasi, tidak menyampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah" dalam Kode Etik Jurnalistik.

Contoh Penggunaan Clikbait oleh Media CNBC Indonesia

Pada bulan September, Indonesia digegerkan oleh berita penelitian oleh BMKG mengenai tsunami yang akan menimpa Pulau Jawa. Hal tersebut 

kemudian diliput oleh berbagai media. Salah satunya adalah media CNBC Indonesia yang mengunggah pada 26 September 2020 di situs resmi milik CNBC Indonesia.  Judul yang digunakan pada artikel adalah "Tsunami Jawa 20 Meter Berpotensi Tak Lama Lagi". 

Tangkapan layar dari laman CNBCIndonesia tsunami jawa
Tangkapan layar dari laman CNBCIndonesia tsunami jawa

Jika dilihat, judul yang digunakan akan membuat masyarakat penasarna karena menggunakan kata-kata "berpotensi tak lama lagi". Menurut penulis, kata-kata tersebut seolah-olah sudah ditujukan pada waktu yang ditentukan dan pasti terjadi saat itu juga. 

Setelah dibaca lebih lanjut, isi dari artikel tersebut tidak seperti yang digambarkan oleh judul artikel. Penulis menemukan kata yang dihilangkan dalam judul namun, disebutkan dalam isi artikel. Ditunjukkan pada gambar terlampir, bahwa terdapat kata-kata "hasil riset". Kata tersebut tidak dicantumkan dalam judul artikel.

Tangkapan layar dari laman CNBCIndonesia tsunami jawa
Tangkapan layar dari laman CNBCIndonesia tsunami jawa

Tidak hanya kata "hasil riset", kata lain juga penulis temukan seperti "mungkin". Kata mungkin  memiliki arti belum tentu atau dapat terjadi. Kata mungkin menggambarkan sesuatu yang belum tentu terjadi namun bukan berarti tidak mungkin.

Tangkapan layar dari laman CNBCIndonesia tsunami jawa
Tangkapan layar dari laman CNBCIndonesia tsunami jawa

Menurut penulis, seharus kata-kata seperti "hasil riset" atau "mungkin" dapat dicantumkan dalam judul sehingga, tidak memberikan persepsi atau tafsiran informasi yang salah. Isi artikel berita tersebut juga mencantumkan badan negara yaitu BMKG yang juga tidak dicantumkan dalam judul artikel. Banyak rincian dari artikel, yang seharusnya dicantumkan, sengaja dihilangkan dalam judul.

Penulisan judul oleh CNBC ini termasuk dalam tipe teasing atau menggoda dengan menghilangkan rincian yang berada dalam artikel berita. Judul yang dibuat membuat orang lain penasaran. Menurut penulis, CNBC Indonesia menuliskan judul tersebut sebagai strategi media untuk mendaptkan jumlah page view yang tinggi. Dengan meningkatnya page view,  akan semakin terbuka peluang bagi pengiklan untuk memasang iklan dalam situs berita tersebut.

Semakin banyak page view, hal tersebut juga akan menaikkan rating dari media terkait dan semakin menarik perhatian dari pengiklan. Menurut data Alexa, CNBC Indonesia menduduki peringkat 28. Strategi clickbait ini, akan menambah penghasilan dari media terkait. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun