Film merupakan sebuah karya seni yang diciptakan oleh seseorang untuk menghibur penonton dan berusaha menyampaikan nilai-nilai yang terkandung di dalam film tersebut. Â Film juga dapat didefinisikan sebagai media baru yang menyebarkan hiburan, cerita, peristiwa, musik, drama, dan lawak untuk masyrakat umum (Effendy, 2003).
Salah satu film yang menyebarkan hiburan dengan nilai-nilai di dalamnya adalah film "Marlina Si Pembunuh Empat Babak" (2017). Tidak hanya menjadi media untuk menyebarkan hiburan dan menyampaikan nilai tertentu, film ini juga memiliki implikasi pada sosial yaitu adanya penggambaran sosok wanita yang kuat dan mandiri.Â
Film ini membantah anggapan masyarakat bahwa perempuan lemah dan selalu patuh. Film ini mencoba menjelaskan bagaimana perlawanan Marlina yang tertindas dan mengajak para wanita untuk kuat dalam melawan ketidak adilan.
Selain itu, dalam film ditunjukkan keindahan Pulau Sumba. Saat Marlina mengitari Sumba dengan kuda, terlihat padang rumput dan bukit yang indah. Hal ini akan mempengaruhi meningkatnya pariwisata ke Pulau Sumba karena tertarik dengan visual yang diberikan pada setiap adegan.
Film "Marlina si Pembunuh Empat Babak" yang disutradari oleh Mouly Surya, menerima  beberapa penghargaan seperti  menjadi film cerita panjang terbaik di ajang Festival Film Indonesi (FFI) 2018. Hal ini tentunya membantu tergeraknya dunia perfilman di Indonesia khususnya film yang mengangkat ada atau kehidupan sosial di suatu daerah.
Lika-liku kehidupan sosial yang dialami oleh Marlina dan memiliki sentuhan nuansa 'koboi' dengan memperlihatkan hal baik atau buruk yang diperankan oleh para tokoh, film ini memiliki genre drama dan western. Film ini juga ber genre thriller karena adanya ketegangan yang dibangun dari tiap adegan. Film ini memiliki paradigma kritis, di mana Marlina, berusaha 'melawan' ketidaksetaraan kedudukan antara laki-laki dan perempuan.Â
Film biasanya menampilkan cerita atau peristiwa baik fiksi maupun non-fiksi. Tidak lengkap rasanya, apabila di dalam film tidak memiliki tokoh, karena makna film tidak akan tersampaikan. Dalam film, tokoh-tokoh yang ditampilkan memiliki perilakunya masing-masing. seperti memiliki tingkah laku yang unik, sifat tokoh dalam menyelesaikan masalah, dan lain sebagainya, yang bisa saja berkaitan dengan psikologis dari tokoh tersebut.Â
Psikoanalisis dan Tokoh Film "Marlina si Pembunuh Empat Babak"
Psikoanalisis merupakan teori yang berbicara mengenai hakikat dan perkembangan kepribadian manusia. Menurut Haleludin & Syawal (2018), teori ini mencakup emosi, motivasi, dan beberapa aspek lainnya. Menurut Ryan (2012), dalam psikoanalisi terdapat beberapa elemen, seperti:
1. Concious - Unconsious
Merupakan alam sadar dan alam bawah sadar manusia. Dalam alam sadar, gabungan dari persepsi dan emosi, sedangkan dalam alam bawah sadar berisikan emosi  atau pikiran yang tidak secara sadar muncul dalam diri manusia.
2. Attachment- Separation
Dalam kehidupan manusia, interaksi pasti akan terjadi dan hasilnya akan berpengaruh pada kehidupan selanjutnya. Individu akan berpisah dan mencoba mencapai hal lain secara mandiri.
3. Identitiy - Identification
Identitas merupakan bagian dari diri manusia yang mencakup pengalaman, pengalaman, dan cara berpikir. Identifikasi merupakan cara individu membentuk diri dengan meniru orang lain di sekitar.
4. Ego - Id - Superego
a. Ego merupakan alam sadar dari individu yang berhubungan dengan dunia luar, aturan, dan norma.Â
b. Id merupakan alam bawah sadar individu yang mencakup insting untuk bertahan dan mendapat kepuasan.Â
c. Superego adalah pengontrol individu dalam menerima rangsangan dan memutuskan hal benar atau salah.
5. Neurosis - Psychosis
Merupakan penyakit dalam psikoanalisis.Â
6. Imaginary - Real- Symbolic
Adanya karakter delusi dalam individu berbentuk imajiner akan memunculkan gejala gangguan psikis dari alam bawah sadar individu.
Kaitan Teori dengan Film
Marlina meruakan tokoh pertama dalam film ini. Marlina digambarkan sebagai perempuan, seorang janda dari Sumba, yang harus hidup secara mandiri. Penulis mencoba untuk membedah psikoanalisis yang ada dalam tokoh Marlina.Â
Meracuni Makanan
Dalam adegan Marlina meracuni para perampok yang sedang makan malam di rumahnya, dapat ditunjukkan bahwa Marlina melakukan hal tersebut adalah ingin memenuhi kebutuhannya akan rasa aman. Marlina ingin terlepas dari para perampok untuk terus bertahan hidup. Hal tersebut dikategorikan sebagai Id atau alam bawah sadar.Â
 Marlina memiliki pandangan berdasarkan pengalamannya bahwa ia merupakan korban perampokan dan pelecehan. Marlina juga merasa marah atas peristiwa yang menimpanya. Berdasarkan pandangannya tersebut, dapat dikategorikan sebagai ego atau alam sadar dari Marlina.Â
Hal selanjutnya yang Marlina lakukan adalah menuangkan racun ke dalam makanan para perampok. Jika dilihat dari superego, meskipun Marlina tahu bahwa meracuni merupakan hal yang tidak baik karena dapat mencelakakan orang lain, hal tersebut tetap ia lakukan karena keinginannya.
Pembunuhan Perampok
Adegan lainnya yang menunjukkan id (alam bawah sadar), ego (alam sadar), dan superego, adalah adegan Marlina membunuh Markus, kepala perampok. Hal tersebut dilakukan karena adanya motivasi dari Marlina yang ingin mendapatkan rasa aman dari Markus. Apabila tidak Marlina dapatkan, ia akan merasa cemas dan takut. Dapat terlihat saat Marlina sedang menyiapkan makanan ditemani oleh Markus.
Adanya motivasi memenuhi kebutuhan akan rasa aman, Marlina membunuh Markus dengan memenggal kepalanya dengan pedang saat sedang dilecehkan. Marlina membunuh Markus dengan sadar karena dipengaruhi oleh pandangan dirinya sebagai korban dan perasaan dendam yang ia miliki. Penulis mengkategorikannya sebagai ego atau alam sadar karena adanya campuran dari emosi dan persepsi serta berhubungan dengan dunia luar.
Sifat Penyanyang Marlina
Kedekatan Marlina dengan anak perempuan dari penjual sate juga dipengaruhi oleh id (unconcious) dan ego (concious). Keinginan Marlina untuk bersama anaknya (alam bawah sadar) dan memori akan keguguran yang dialami, membuatnya memiliki sikap lembut dan dekat dengan anak kecil (anak penjual sate). Dapat terlihat dari caranya ia berbicara dan lembut dalam menatap.
Pelecehan Markus
Dilihat dari sisi perampok, Markus melakukan tindakan perampokan serta pelecehan terhadap Marlina. Hal tersebut dilakukan karena adanya keinginan terpenuhinya kebutuhan dan hasrat seksual.Â
Penulis mengkategorikan hal tersebut sebagai unconcious atau id. Seperti pada adegan, Markus meperkosa Marlina saat mengantarkan makanan padanya. Keinginan pemenuhan kebutuhan seksualnya, Markus memaksa Marlina untuk berhubungan badan. Pandangan akan dirinya sebagai perampok yang berkuasa akan Marlina membuatnya juga sadar melalukan pelecehan.
Pembuat film ini berdasarkan kisah nyata seorang janda dari Sumba yang memenggal kepala perampok lalu membawa pada polisi. Dapat ditunjukkan bahwa sutradara menggunakan pengalaman seseorang tersebut sebagai identitas dalam film ini.
Semoga pembahasan yang penulis berikan dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam memahami teori psikoanalisis.
Daftar Pustaka
Haleludin & Syawal Syahrul. 2018. Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam Pendidikan.Â
Ryan, Michael. 2012. An Introduction to Criticism: Literature/Film/Culture. UK: Blackwell Publishing.
Oktavianus, Handi. 2015. Penerimaan Penonton terhadap Praktek Eksosrsis di Dalam Film Conjuring. Jurnal E-Komunikasi, Vol 3 (2).
Kompas.com. 2018. "Marlina si Pembunuh Empat Babak" Raih Penghargaan Film Terbaik.Â
#filmologiuts #filmologiuts
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H