Mohon tunggu...
Elisabeth Ratna Suhartanto
Elisabeth Ratna Suhartanto Mohon Tunggu... -

Interesting in Politic, Economi and travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

HNP LUMBO-SACRAL/ PUNGGUNG BAWAH

20 Februari 2014   15:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:38 2152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada orang2 tua karena proses OA ( Osteo-Arthritis ) , maka saraf kejepit di leher akan muncul yg ditandai sewaktu extention leher ( leher digerakkan ke belakang ), terjadi nyeri yg menjalar ke lengan dan tangan 1 sisi, sehingga sangat mirip gejala2 nya dengan saraf kejepit di pergelangan tangan yg disebut CTS tsb. Hanya dengan pemeriksaan EMG ( Electro-Myography ), barulah akan ketahuan, semutan pada ujung2 jari tangan tsb, akibat CTS ataukan akibat saraf kejepit di leher dan cukup sering kita sebagai dokter terkecoh karena menganggap suatu saraf kejepit, tidak tahu nya bukan CTS ataupun saraf kejepit di leher, melainkan karena nyeri lokal pada otot2 pada lengan atas, siku dan lengan bawah, yg penanganan tentunya sangat berbeda sekali

II. Pencetus / trigger :

Pada keadaan banjir, kasus Saraf kejepit akan MENINGKAT ( CTS Dan HNP lumbo-sacral ), krn banyak orang akan bersih2 dg menyapu/ menyikat misal nya. Aktivitas tsb bisa menyebabkan semutan di tangan muncul, khusus nya bagi  ibu2 , disamping itu para bapak2/ laki2 muda akan angkat2 barang berat yg beresiko kena HNP Lumbo-Sacral BARU  atau HNP  yg masih ringan jd KAMBUH lagi tapi tidak bertambah berat atau BERTAMBAH BERAT .  Awal HNP pada DC sang master tsb HNP Lumbo-Sacral bisa memberat bukan karena rumah dia kebanjiran, melainkan karena MENGANGKAT sebuah MEJA KECIL selesai nge GYM karena SALAH ANGKAT meja tsb, yaitu diangkat dengan BADAN MEMBUNGKUK, padahal dia biasa mengangkat lebih berat di tempat nge GYM dengan cara yg benar tidak terjadi apa2, tapi waktu itu " KHILAF " ( dia menyadari sekarang kesalahan nya CARA MENGAGKAT nya tsb , silahkan melihat keterangan yg bersangkutan di acara dr OZ di Trans TV tgl 1 Maret 2014 jam 15.30 ).

Nah, banyak diantara kita yg tidak tahu posisi2 tubuh yg bisa berakibat nyeri punggung bawah menjadi kambuh lagi, posisi paling jelek s/d paling baik dengan urutan sbb :

Duduk : posisi paling jelek
Berdiri : lumayan, lebih baik dari pada duduk.
Berjalan : Lumayan baik, lebih baik dari pada berdiri.
Berbaring dengan alas KERAS : POSISI PALING BAIK

III. Mekanisme terjadi nya saraf kejepit ( Patho-fisiology ) :

A. AKUT :

Umum nya terjadi karena PENINGKATAN TEKANAN INTRA-DISKAL YG MENDADAK dengan akibat robek nya ANNULUS FIBROSUS ( jaringan collagen yg melingkupi NUCLEOUS PULPOSUS ), sehingga BANTALAN/ DISKUS yg terdiri dari annulus fibrosus dan nucleous-pulposus, MENEKAN AKAR SARAF yg berjalan dibagian belakang bantalan tsb, seperti MENGANGKAT BARANG BERAT dengan MEMBUNGKUK, terutama sebelum nya sudah ada pengalaman " KEJETIT " di punggung bawah, TRAUMA langsung karena accident di bagian punggung bawah, jatuh TERPELANTING dan atau  TERDUDUK

B. KRONIS :

Masih banyak theory penyebab nya, dari pengamatan penulis, faktor genetik walau ada, tidak sekuat pengaruh nya seperti pada HERNIA Ingunalis ( lipatan paha ) , diduga karena batuk2 dan sering bersin2, aktivitas/ gerakan2 yg salah tapi tidak sampai merobek annulus tsb, GEMUK, kurang olahraga . Karena memang semakin umur seseorang kadar AIR didalam bantalan tsb semakin berkurang, sehingga terjadi keadaan yg disebut DEGENERASI DISKUS.

Jadi pada orang muda, hampir 100 % karena bantalan yg rusak/ robek dan menekan akar saraf dibelakang nya, sedangkan pada orang tua diatas 60 th, disamping karena kerusakan bantalan/ diskus , bisa proses OA yg berakibat KAPUR yg menekan akar saraf .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun