Jurnalisme di masa depan akan eksis dengan penggunaan perangkat lunak dan jurnalisme masyarakat yang disebut crowdsourcing.Â
Jurnalisme sebagai media informasi, sangat berhubungan erat dengan teknologi. Hal ini disebabkan jurnalisme sendiri yang memiliki fungsi sebagai alat penyebaran informasi melalui sebuah media.
Saat teknologi belum begitu canggih dan eksis hingga dapat digunakan oleh semua orang, media penyebaran informasi hanya berupa kertas dan visual atau foto.
Kemudian, suara masuk dan sedikit-sedikit berkembang hingga muncul video yang menggabungkan suara dan gambar bergerak.
Media suara ditemukan dari teknologi bernama radio dan video awalnya dari teknologi televisi. Namun, saat internet mulai muncul, media-media di atas mulai tergeser eksistensinya.Â
Jurnalisme Internet
Jurnalisme saat ini dapat kita lihat bahwa bentuknya adalah multimedia. Disebut sebagai jurnalisme multimedia, karena berita atau informasi dirangkum dalam beberapa format media.
Hal ini disebabkan masyarakat menghadirkan pola penggunaan media yang sifatnya multitasking. Masyarakat dapat mengakses berbagai platform dalam satu waktu.
Contohnya kita seringkali dapat mengakses berita di gadget, namun kita juga mengakses Youtube untuk mendengarkan musik atau hal lainnya.
Maka, kehadiran budaya multitasking di masyarakat dan adanya  konvergensi media, banyak platform berita yang akhirnya menggunakan konsep multimedia.
Menurut Deuze (dalam Nurul, 2014), jurnalisme multimedia memiliki dua karakteristik, yaitu: Â
Berita atau informasi di web yang disajikan dalam dua bahkan lebih format media. Seperti teks, gambar, suara, video, infografis, dan sebagainya.
Berita atau informasi di web yang disajikan dalam dua atau lebih media. Seperti cetak, radio, televisi, web, media sosial, dan lainnya.
Kedua poin tersebut menjelaskan bahwa format maupun media yang beragam tersebut dibuat agar audiens dapat bebas memilih format atau media apa yang mereka butuhkan untuk mengakses informasi.
Seiring berjalannya waktu teknologi akan lebih berkembang lagi. Apalagi saat ini mulai berkembang perangkat-perangkat kepintaran buatan. Jika begitu, bagaimana jadinya jurnalisme di masa depan?
Jurnalisme Teknologi BaruÂ
Teknologi semakin hari semakin berkembang menjadi perangkat-perangkat yang lebih pintar dan canggih.
Siapa sangka, di masa yang akan datang, segala aspek bisa saja dilakukan oleh perangkat lunak dan dapat bekerja sepenuhnya.
Berikut adalah gambaran bagaimana alat praktik jurnalisme baru yang mungkin saja akan digunakan di masa depan.
Menurut Haak, Parks, & Castells (2012: 2927-2933) terdapat beberapa alat baru dalam praktik jurnalisme di masa mendatang, yaitu:
Networked Journalism
Jurnalisme jaringan terdiri dari beberapa jurnalis yang saling membentuk jaringan dalam membentuk sebuah berita.
Mereka, para profesional, memiliki tugas masing-masing, yaitu mengumpulkan, mengolah, dan mendistribusikan informasi tersebut.
Jaringan-jaringan ini nantinya akan saling melengkapi, mengoreksi, menguatkan, dan menyaring esensi sebuah informasi, cerita, atau berita.
Seperti contoh-contoh berikut ini:Â
Setelah peristiwa banyak karyawan Foxconn (kontraktor utama Apple Inc.) yang bunuh diri, muncul kumpulan akademisi, mahasiswa, jurnalis, dan LSM untuk berkolaborasi dalam mencari informasi terkait peristiwa tersebut.
Ini mereka lakukan untuk mengeluarkan cerita individu atas izin jaringan, termasuk buku, dokumenter, dan artikel akademis. Namun, dilakukan secara tertutup dari wartawan.
Terdapat peristiwa lain di mana terjadi pemberontakan seorang Tunisia, yang terjadi akibat campur tangan birokrat pemerintah terhadap toko sayurnya.
Protes dilakukannya dengan cara membakar dirinya sendiri. Peristiwa tersebut direkam lalu disebarkan di situs jejaring sosial, namun situs tersebut di take down pemerintah.
Terdapat seorang Tunisia di negara lain yang berhasil mendapatkan video tersebut dan menyebarkannya lagi ke Tunisia. Sehingga peristiwa tersebut dapat diketahui.
Crowdsourcing and user-Generated Content
Crowdsourcing merupakan praktik pengumpulan informasi oleh warga yang diberikan ke sebuah proyek berita melalui internet.
Hal ini bukan sekadar jurnalisme warga, namun terdapat proses di mana warga juga melakukan pemeriksaan informasi berupa foto, video, komentar tekstual, dan lainnya.
Informasi tersebut kemudian diserahkan ke organisasi berita atau situs web berita. Walaupun, organisasi berita tetap memerlukan pengecekan fakta.
BBC dan The Guardian telah melakukan praktik ini untuk media mereka.
Data Mining, Data Analysis, Data Visualization, and Mapping
Pengumpulan, analisis, penggambaran, serta pemetaan data dilakukan untuk membentuk berita yang faktual.
Namun, semua itu tidak dapat dikerjakan oleh seorang jurnalis sendirian walaupun seorang jurnalis memiliki keterampilan ilmu sosial.
Sehingga jurnalis memerlukan bantuan untuk bisa melakukan proses tersebut dengan cepat. Seperti yang dilakukan The Telegraph di London.
Wartawan The Telegraph memiliki sebuah perangkat lunak yang sangat canggih untuk menemukan hubungan antara ratusan ribu dokumen terkait laporan korupsi anggota parlemen.
Visual Journalism
Saat ini berita berupa video menjadi sumber informasi utama. Visual sangat penting dalam interaksi digital, karena berfungsi sebagai pelengkap informasi yang melibatkan audiens.
Visual merupakan integrasi dari teks, suara, dan video. Contohnya dapat dilihat pada film dokumenter dengan judul Money & Speed: Inside the Black Box (2011) yang dikembangkan VPRO Dutch Broadcasting.
Point of View Journalism
Transparansi dan independensi sangat penting bagi jurnalisme abad ke-21, supaya dianggap kredibel, bukan lagi soal objektivitas.
Masyarakat lebih yakin dengan jurnalisme yang perspektifnya jelas dibanding hanya sekadar narasi netral.
Hal ini berarti bahwa sudut pandang jurnalis dibutuhkan di dalam sebuah berita, karena akan meningkatkan nilai pada sebuah berita.
Pengambilan gambar juga menjadi penting, karena termasuk dan menggambarkan sudut pandang penulis saat melihat sebuah peristiwa.
Contohnya BBC bereksperimen terhadap sudut pandang tentara melihat perang dengan konten visual yang dibuat tentara.
Automated Journalism
Terdapat robot perangkat lunak yang dapat mengumpulkan dan mengidentifikasi  informasi dari berbagai sumber.
Kemudian, sumber tersebut dikelola atau dikemas dan didistribusikan kembali ke jaringan difusi informasi tertentu.
Forbes menggunakan perangkat ini terkait informasi penting di pasar keuangan global.Â
Global Journalism
Teknologi baru memunculkan sumber informasi atau berita yang bersifat global dengan terbentuk atas berbagai sudut pandang dan keragaman budaya.
Ini disertai dengan perkembangan perangkat lunak penerjemah yang dapat mendukung laju berita di seluruh dunia.
European Broadcasting Union, berencana mengakuisisi komunitas siaran radio global dengan menciptakan platform berbasis internet. Sehingga berbagai penyiar radio dunia dapat berkumpul.
Tujuh poin di atas dapat menggambarkan bagaimana jurnalisme di masa yang akan datang. Jurnalisme akan menggunakan berbagai perangkat lunak untuk membantu jurnalis dalam proses pembuatan sebuah berita.
Di masa yang akan datang jurnalisme akan berkembang dengan perangkat-perangkat lunak serta masyarakat yang dapat menopang jurnalis dalam membuat berita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H