Tanpa kita sadari perkembangan teknologi membawa perkembangan pula pada berbagai bidang di dunia ini, termasuk bidang perfilman. Salah satu perkembangan yang berpengaruh dalam dunia perfilman saat ini dan cukup digeluti oleh para pembuat film saat ini adalah teknologi yang disebut dengan CGI. Contohnya seperti film War For The Planet Of The Apes di atas.
Apa sih CGI itu?
Sudah nonton War for the Planet of the Apes? Bagi yang sudah nonton tapi masih belum tahu simpanse pintar mana yang digunakan di film tersebut? Tenang, karena sampai saat ini belum ada simpanse asli yang bisa berlaku layaknya manusia bahkan berperang seperti di film War for the Planet of the Apes.Â
Teknologi itulah yang disebut dengan CGI (Computer-Generated Imagery), yaitu gambar dan gerakannya dibuat dengan menggunakan komputer. Berdasarkan Business Insider dalam Zaenudin (2017), teknik itu disebut sebagai teknik animasi tradisional. Pada teknik tersebut, gambar-gambar disusun hingga membentuk gerakan. Jadi, simpanse di film tersebut dibuat menggunakan efek visual CGI sehingga terlihat seperti nyata.
War for the Planet of the Apes merupakan serial ketiga dari trilogi Planet of the Apes dengan Caesar sebagai karakter kera utama. Pada seri ini, menampilkan peperangan antara kera dengan manusia dalam memperebutkan kedudukan menjadi pemimpin dunia. Pada seri pertama dan kedua Matt Reeves (penulis & director) menggambarkan konflik yang dirasakan manusia akibat kemunculan kera pintar di dunia, namun Matt tetap memperlihatkan kedamaian dari dua sisi, manusia maupun kera. Tapi di seri kali ini Matt membuat Caesar keluar dari zona nyaman dengan pencarian jati dirinya dan apa yang harus dilakukan untuk melindungi sukunya (Bishop, 2017).Â
War for the Planet of the Apes akan menampilkan pemandangan hutan liar Kanada dengan bentangan luas yang bersalju, dan hal tersebut merupakan pekerjaan teknis yang sulit dengan penggunaan CGI. Selain itu, terdapat adegan di mana para kera menunggangi kuda. Jadi, bagaimana teknisnya adegan-adegan tersebut dibuat menggunakan CGI?
Karakter tidak benar-benar digambar, namun melalui proses perekaman aktor, yaitu Andy Serkis sebagai Caesar. Aktor akan menggunakan helm dan rig di kepala dengan dipasangkan kamera kecil tepat di depan wajah mereka.
Kemudian, kamera khusus akan diletakkan di beberapa sisi lokasi syuting yang berfungsi untuk merekam gerakan dari berbagai sudut berbeda. Hal ini dilakukan untuk menangkap informasi lalu menyusun gerakan tubuh dan gerakan wajah kera. Bagian kuda dibuat menggunakan CGI yang kemudian direkonstruksi agar sesuai dengan ukuran kera. Kemudian, aktor akan dilukis menjadi kera.
Selain itu, jumlah cahaya juga menjadi poin penting agar benar-benar terlihat seperti dunia nyata 3D yang terjadi di depan kamera (Bishop, 2017).
Begitulah sebagian kecil dari proses pembuatan film menggunakan teknologi CGI ini, karena proses sebenarnya jauh lebih kompleks untuk mendapatkan efek visual memukau tersebut.
Implikasi Sosial Teknologi CGI
Keberadaan teknologi CGI ini menghadirkan film dengan visualisasi imajinasi yang sulit masuk di akal manusia tapi terlihat nyata, seperti halnya kera yang berperang ini. Namun, jenis film yang seperti itu lebih banyak diminati karena lebih menghibur dengan visual yang menarik perhatian. Hal ini terbukti dari banyak masyarakat yang lebih menyukai film bergenre fantasi, animasi, dan fiksi ilmiah terutama anak-anak.
Namun, dengan teknologi CGI ini membuat penonton terutama anak-anak menjadi sulit membedakan mana yang nyata mana yang buatan, sehingga orang tua harus tetap mendampingi anak-anak saat menonton.
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, Bryan. (2017, Juli 18). War for the planet of the apes Joe Letteri visual effects interview. theverge.com. Diakses dari https://www.theverge.com/2017/7/18/15988096/war-for-the-planet-of-the-apes-joe-letteri-visual-effects-interviewÂ
Zaenudin, Ahmad. (2017, Agustus 24). Seluk beluk teknologi cgi untuk memoles film. tirto.id. Diakses dari https://tirto.id/seluk-beluk-teknologi-cgi-untuk-memoles-film-cvdY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H