Mohon tunggu...
Elisabet Sari
Elisabet Sari Mohon Tunggu... Guru - Bagaimana aku memandang dari kaca mataku?

Kebebasan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dua Helai Daun Mengering

23 Februari 2021   19:40 Diperbarui: 23 Februari 2021   19:54 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkan Anda merasa tanaman dalam pot kurang menarik karena nampak dua helai daun yang mengering, di antara banyaknya daun yang hijau?

Aku        : Hihhh daun kering ini jelek sekali ... (keluhku sambil menunjuk)

Sobat    :  Hmmm.... bagus, indah (seketika aku mengernyitkan dahi)

Aku        : Bukan bunganya ya .... tapi ada daun yang kering

Sobat    : Iya .... terlepas dari keindahan bunga dan hijaunya daun itu, juga ada dahan yang kering.

Percakapan dengan seorang sobat di atas menyadarkan bahwa kemana pikiran kita difokuskan dan diarahkan, ketika melihat suatu hal. Anda dapat melihat banyak keindahan di dalam pohon tersebut, ada bunga dan ada dahan yang hijau. Terlepas ada dahan yang menguning, jelek, dan berlubang.

Sekarang, saya dapat melihat banyak komponen tanaman itu yang indah dan bagus, tanaman ini tidak nampak buruk lagi. Aku tidak melihat lagi ada kesalahan dan keburukan dari tanaman ini.

Kadang kala dalam perjalanan hidup kita, kita banyak dan fokus melihat "dua daun jelek dan kering itu". Dalam kenyataannya dalam diri setiap orang banyak, bahkan lebih banyak "daun yang hijau dan bagus". Tanpa kita sadari pikiran kita menguasai, yakni terfokus pada kesalahan atau kekeliruan yang diperbuat orang-orang di sekitar kita. Itulah yang menghancurkan hidup kita. 

Diri Sendiri

Kita yakini bahwa setiap pribadi memiliki "dua dahan jelek dan kering", namun dahan yang hijau masih jauh lebih banyak. Janganlah terlalu fokus atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat. Ampunilah dan maafkanlah diri sendiri secara pelan-pelan. Sadarilah bahwa kita pernah melakukan kesalahan itu. Tidak perlu lekas memaafkan orang lain, perlahan-lahan saja  ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun