Mohon tunggu...
D. Elisabet
D. Elisabet Mohon Tunggu... Administrasi - tukang makan

Suka solo backpacker, suka es krim vanilla, suka siomay, batagor, pempek, nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bepergian Sendiri Itu Menyenangkan Juga Kok

1 September 2024   21:35 Diperbarui: 1 September 2024   21:37 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo teman-teman, saya ingin menceritakan pengalaman saya pertama kalinya ke luar negeri tahun lalu, dan sendirian! :)

Bulan Mei 2023, tepatnya di tanggal 6 Mei 2023 saya memutuskan untuk melancong ke negara tetangga, yaitu Singapura. Kenapa Singapura? Karena saya penasaran! Saya penasaran, mengapa negara itu agak sedikit lebih maju. Juga lokasinya tidak terlalu jauh dengan Indonesia. 

Sekalian melatih keberanian diri saya untuk bepergian sendiri ke luar negeri. Mengingat saya hanya sendiri, maka dari jauh hari saya sudah mencari tahu info tentang Singapura; dimana penginapan terjangkau yang letaknya strategis, tempat makan, transportasi, serta tempat-tempat yang kudu saya datangi. Mulai dari blog-blog di internet maupun melalui youtube.

Berikut cerita sederhana ini...

***

6 Mei 2023

Saya pergi ke Bandara Soekarno Hatta pada subuh hari, karena penerbangannya sekitar pukul 9 pagi dari Jakarta menuju Singapura. Setelah check in, antrian imigrasi, saya pun menunggu ke Gate yang tertera pada tiket penerbangan. Setelah menunggu beberapa menit, terdengar dari pengeras suara bahwa pesawat sudah ada dan kita sudah diperbolehkan untuk menuju ke dalam pesawat. 

Nah, disini, mulai terjadi pengalaman lucu. Saat pesawat mau lepas landas, para pramugari mengecek satu-satu penumpangnya; apakah sudah memakai seatbelt, melihat sandaran kursi, kursi meja yang didepan, serta jendela. Saat menuju giliran saya, saya tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh pramugari tersebut, disebabkan bahasa Inggris yang terlalu cepat. 

Oh iya, tujuan saya pergi ke luar negeri, ingin melatih bahasa Inggris saya, ingin memberanikan diri untuk berbicara dengan orang asing. Balik kepada pramugrari itu. Saya jadinya minta maaf dan meminta kepada pramugari tersebut untuk mengulang pernyataannya, mungkin sekitar 2x. 

Urat malu saya putuskan, karena saya harus berani untuk menunjukkan bahwa saya memang tidak mengerti. Setelah diulangi oleh pramugari itu, akhirnya saya bisa mencerna apa yang dikatakannya, bahwa saya harus meletakkan tas saya dibawah, didekat kaki saya, jangan dipangkuan saya saat pesawat sedang lepas landas. Mohon maaf pembaca, kalau bahasa asingnya sudah terlalu cepat, maka saya tidak bisa memahaminya, maklum bahasa Inggris saya pas pasan...

Di pesawat, saya tidur pulas. Terkadang bangun beberapa kali, hanya ingin mengecek apakah pesawat sudah mau tiba atau belum. Sesudah beberapa jam, sampailah di Singapura. Waktu di Singapura 1 jam lebih cepat dari jam Jakarta. Saya pun langsung menuju antrian imigrasi. 

Terdapat papan flyer bahwa kami harus mengisi aplikasi online sebelum menuju antrian imigrasi. Selesai isi, pertama saya menuju antrian pemeriksaan paspor yang otomatis, dimana kita hanya menempel paspor untuk lewat. Ternyata paspor saya tidak bisa melewatinya, saya pun menuju petugas imigrasi. 

Disini juga saya kurang mengerti ucapannya, karena pelafalan bahasa Inggrisnya yang cepat. Saya diarahkan menuju antrian pemeriksaan paspor yang manual. Langsung saya beranjak dari petugas imigrasi setelah mengucapkan terima kasih. Saya berkata kepada diri sendiri bahwa tidak apa-apa melakukan kesalahan dan selalu bertanya, karena ini akan menjadi pengalaman. Saya meyakinkan diri sendiri juga bahwa saya harus berani dan tidak malu.

Oh iya, sebenarnya saya mempunyai ketakutan saat melakukan antrian di imigrasi. Karena menurut apa yang saya baca, dan dengar dari orang-orang, bahwa petugas imigrasi itu terkesan jutek-jutek. Jadi saat antri di imigrasi, saya selalu meyakinkan diri bahwa saya pasti bisa. 

Kurang lebih 5 menit mengantri, tibalah giliran saya. Saya memberi paspor saya kepada petugas yang bertugas saat itu. Lalu beliau mengecek data diri saya. Setelah beberapa saat, petugas tersebut memberi kembali paspor saya. Dalam hati saya lega, ternyata tidak seseram itu.

Lalu saya berjalan menuju tempat pengambilan kartu transportasi yang sudah saya beli dari Jakarta. Jadi tinggal menunjukkan bukti pembelian, dan mereka memberikan kartu tersebut. Kartunya bisa dipakai untuk naik bus atau naik MTR. Sebelum dipakai, kita harus mengisi deposit uang di kartu itu. Setelah saya mengisi atau top up kartunya, saya pun mendatangi antrian bus yang akan membawa kita ke Stasiun MTR.  Pada saat saya menuju pintu keluar untuk pergi ke tempat bus, saya melihat ada seorang ibu yang mungkin usianya sudah lanjut sedang bekerja. Saya kagum sekali, ternyata di Singapura mempekerjakan yang sudah lanjut usia. 

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

Tiba di Stasiun MTR Bandara, saya menunggu kereta yang akan menuju tempat penginapan. Di Jakarta, saya sudah mencari tahu tentang penginapan saya. Kriteria penginapan saya harus yang dekat dengan transportasi umum. Supaya dekat kemana-mana. 

Sampainya di Stasiun MTR yang dekat dengan penginapan saya, saya amat kagum dengan stasiunnya. Bersih, rapi, orang-orang yang berlalu lalang juga jalannya cepat-cepat, dan terdapat orang yang lanjut usia sedang bekerja. Ternyata Singapura seperti ini. Walaupun saya baru melihatnya dari sisi yang tidak seberapa banyak. 

Dalam perjalanan menuju hotel, saya berjalan kaki, karena letaknya tidak jauh dengan stasiun MTR. Ketemulah saya dengan restoran nasi padang. Berhubung perut juga saat itu sedang keroncongan, maka saya singgah ke restoran itu. 

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

Nasi padangnya enak. Mungkin karena saya kelaparan, jadi semua yang saya makan menjadi serba enak, hehehe. Disini saya tidak terlalu menggunakan bahasa Inggris, disini saya sesekali memakai bahasa Indonesia. Mungkin ada para pembaca yang heran, kenapa sudah ke luar negeri tapi memilih nasi padang juga. Karena saya lapar sekali waktu itu. Di pesawat tidak disediakan makanan, dan pas tiba di bandara Changi agak lama menunggu. Dan restoran pertama yang saya ketemu ya restoran padang ini.

tiba di Hotel

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

Tiba di Hotel, saya kagum sama kamarnya, walau kecil dan minimalis tapi sangat rapi dan bersih. Interiornya bagus. Kamarnya bagus, ada jendela kecilnya dengan pemandangan hotel yang ada di kawasan Merlion Park. Ada kamar mandi dalamnya, dan bersih. Saya pun segera bersih-bersih dan beristirahat sebentar. 

Setelah beberapa menit saya tidur, saya terbangun dan menggigil. Saya merasa demam, dan betul saja badan saya panas. Akhirnya saya memutuskan sore itu saya tidur saja di hotel. Saya tidak jadi untuk mengunjungi salah satu Museum di pusat kota Singapura. Padahal saya ingin mengunjungi Museum tersebut. 

Malamnya...

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

Malamnya, sekitar jam setengah 9 malam saya terbangun. Saya merasa lapar. Dan saya merasa bahwa badan saya sudah jauh lebih baik, tidak lagi panas. Saya pun bergegas mencari makan di luar, yang dekat dengan hotel saja agar tidak terlalu jauh. Saya pun menemukan resto dekat hotel yaitu resto dengan masakan Thailand. 

Saya masuk lalu melihat-lihat menu makanan yang diberikan. Saya memilih nasi goreng dan minumannya es Thai tea, juga memesan segelas air putih hangat. Saat sudah selesai, saya memesan lagi makanan untuk saya makan di hotel, takut kalau saya kelaparan tengah malam, jadi sudah ada persediaan makanannya. Saya memesan mango sticky rice, penasaran dengan rasanya.

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

7 Mei 2023

Keesokan harinya, ditanggal 7 Mei 2023, saya bersiap-siap untuk sarapan pagi di luar hotel. Saya tidak memesan hotel beserta sarapan paginya, karena harganya yang terlampau mahal. Waktu itu saya kaget dengan cuacanya, karena sudah mau pukul 7 pagi, tapi terkesan baru baru pukul setengah 6 pagi. Setelah siap, saya memutuskan untuk pergi mencari sarapan ke Chinatown. Saya berjalan kaki menuju stasiun MTR dan melihat-lihat rute untuk menuju Chinatown. 

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

tiba di Chinatown..

Tiba di Chinatown, saya sempat bingung mau ke arah mana menuju tempat makannya. Saya lihat saja dari orang-orang yang keluar kereta, saya ikuti mereka sambil lihat-lihat papan-papan penunjuk jalan. Akhirnya saya ketemu dengan tempat makannya. Setelah berkeliling melihat-lihat, saya memutuskan untuk pesan makan di tempat nasi kari, saya tidak tahu itu nasi kari atau bukan. Saya lihat saya dimana tempat yang banyak antrian orang. 

Saya pun ikut antri. Saya memilih porsi yang tidak begitu besar. Setelah membayar, saya pergi membeli minuman ditempat lain, karena tidak disediakan minuman. Lalu saya mencari meja dan tempat duduk. Tidak begitu lama, makanan pun datang. Rasanya unik dan enak, saya cukup menikmati makanannya.

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

Sesudah sarapan pagi di Chinatown, saya kembali menuju stasiun MTR. Tujuan saya berikutnya adalah Merlion Park. 

tiba di Merlion Park..

Tiba di Stasiun MTR Raffles Place. Menurut yang saya baca, stasiun itu adalah stasiun yang dekat dengan Merlion Park. Jadi kita hanya berjalan kaki beberapa meter untuk melihat patung singa. Setelah keluar dari stasiun, saya sempat bingung lagi. Saya bingung mau jalan ke arah mana untuk menuju Merlion Park. Saya selalu menggunakan google maps, tapi kali itu saya bingung. Karena jalannya itu ada 4 arah, saya sudah jalan ke arah yang satu tapi bukan itu jalannya, malah semakin jauh. Saya pun tanya ke orang, tapi ternyata orang itu juga bingung. Beliau juga belum terlalu lama di Singapura. Saya lihat lagi google mapsnya, saya pelajari sebentar, lalu saya mencoba mengikuti pelan-pelan arah yang menuju Merlion Park. 

Setelah berjalan kaki kurang lebih 400 meteran, tiba saya di Merlion Park. Senang sekali rasanya bisa melihat patung singa itu. Walau sedikit berkeringat, mengingat udaranya juga tidak terlalu jauh dengan Jakarta, tapi saya sangat menikmati perjalanannya. Sepanjang perjalanan jalanannya bersih dan banyak orang yang sedang berjalan kaki. 

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

Kurang lebih 20 menit saya melihat-lihat patung singa dan sekitarnya, saya pun berjalan kaki kembali menuju stasiun MTR. Saya ingin mengunjungi Little India dan mencoba makanannya, berhubung sudah mau jam makan siang.

tiba di Little India..

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

Sampailah saya di Little India. Cukup unik. Saya belum pernah melihat tempat yang keseluruhannya banyak dengan orang India. Ini pengalaman yang luar biasa. Saya berjalan kaki, menyusuri pasarnya. Seru sekali melihat toko-tokonya, dagangannya, juga orang-orangnya. Saya terus berjalan, terus ikuti jalannya sampai ke dalam-dalam. Sambil juga melihat restoran yang bisa saya datangi. Saya ingin sekali mencoba makanan khasnya. 

Saya menemukan satu restoran, tapi restorannya antri. Saya pun mengurungkan niat untuk masuk ke dalam, dan terus lagi berjalan melihat-lihat restoran lain. Banyak yang ramai restorannya. Setelah beberapa saat, saya tiba di satu restoran, dimana restoran itu tidak banyak pengunjungnya. Saya pun menanyakan menu kepada yang menjaga resto tersebut. Menu yang saya inginkan ternyata tidak ada, jadi saya memesan menu lain.

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

Beberapa menit kemudian, datang makanan saya. Saya kaget, ternyata banyak sekali porsinya. Mungkin bisa untuk 4-5 orang yang makan. Saya minta tolong untuk bungkus sebagian, jadi hanya sebagian saja yang saya makan di tempat. Rasanya unik. Pelayannya pun ramah. 

Sesudah makan di restoran India, saya pun menuju ke stasiun MTR lagi untuk jelajah tempat lain, dan mencoba kulinernya. Berikut adalah makanan yang saya coba. Letaknya cukup strategis dengan hotel. Jadi pulangnya saya tinggal berjalan kaki ke hotel.

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

Sekian...

Sekian cerita saya jalan-jalan sendiri di negeri tetangga yaitu di Singapura. Sorenya bertemu dengan keluarga saya, dan besoknya tanggal 8 Mei 2023 saya dan keluarga kembali lagi ke Jakarta.

Ternyata, bepergian sendiri itu menyenangkan kok. Walau agak takut sedikit, tapi saya selalu meyakinkan diri sendiri bahwa saya bisa dan juga selalu untuk berpikiran positif. Jika bingung maka tanya-tanya saja ke orang. Jangan sungkan dan merasa malu. Karena kalau tidak bertanya, kitanya sendiri yang akan kerepotan. Tak lupa juga dengan persiapannya. Saya selalu mengaktifkan google maps saya, dan saya jauh-jauh hari sudah googling mengenai jalan-jalannya dan transportasinya. 

Untuk pesawat saya menggunakan Jetstar Airline, hotel menggunakan Hotel G Singapore, dan stasiun MTR terdekatnya di Stasiun MTR Bencoolen. 

Sekian dan semoga bermanfaat. Terima kasih :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun