Mohon tunggu...
D. Elisabet
D. Elisabet Mohon Tunggu... Administrasi - tukang makan

Suka solo backpacker, suka es krim vanilla, suka siomay, batagor, pempek, nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bepergian Sendiri Itu Menyenangkan Juga Kok

1 September 2024   21:35 Diperbarui: 1 September 2024   21:37 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pesawat, saya tidur pulas. Terkadang bangun beberapa kali, hanya ingin mengecek apakah pesawat sudah mau tiba atau belum. Sesudah beberapa jam, sampailah di Singapura. Waktu di Singapura 1 jam lebih cepat dari jam Jakarta. Saya pun langsung menuju antrian imigrasi. 

Terdapat papan flyer bahwa kami harus mengisi aplikasi online sebelum menuju antrian imigrasi. Selesai isi, pertama saya menuju antrian pemeriksaan paspor yang otomatis, dimana kita hanya menempel paspor untuk lewat. Ternyata paspor saya tidak bisa melewatinya, saya pun menuju petugas imigrasi. 

Disini juga saya kurang mengerti ucapannya, karena pelafalan bahasa Inggrisnya yang cepat. Saya diarahkan menuju antrian pemeriksaan paspor yang manual. Langsung saya beranjak dari petugas imigrasi setelah mengucapkan terima kasih. Saya berkata kepada diri sendiri bahwa tidak apa-apa melakukan kesalahan dan selalu bertanya, karena ini akan menjadi pengalaman. Saya meyakinkan diri sendiri juga bahwa saya harus berani dan tidak malu.

Oh iya, sebenarnya saya mempunyai ketakutan saat melakukan antrian di imigrasi. Karena menurut apa yang saya baca, dan dengar dari orang-orang, bahwa petugas imigrasi itu terkesan jutek-jutek. Jadi saat antri di imigrasi, saya selalu meyakinkan diri bahwa saya pasti bisa. 

Kurang lebih 5 menit mengantri, tibalah giliran saya. Saya memberi paspor saya kepada petugas yang bertugas saat itu. Lalu beliau mengecek data diri saya. Setelah beberapa saat, petugas tersebut memberi kembali paspor saya. Dalam hati saya lega, ternyata tidak seseram itu.

Lalu saya berjalan menuju tempat pengambilan kartu transportasi yang sudah saya beli dari Jakarta. Jadi tinggal menunjukkan bukti pembelian, dan mereka memberikan kartu tersebut. Kartunya bisa dipakai untuk naik bus atau naik MTR. Sebelum dipakai, kita harus mengisi deposit uang di kartu itu. Setelah saya mengisi atau top up kartunya, saya pun mendatangi antrian bus yang akan membawa kita ke Stasiun MTR.  Pada saat saya menuju pintu keluar untuk pergi ke tempat bus, saya melihat ada seorang ibu yang mungkin usianya sudah lanjut sedang bekerja. Saya kagum sekali, ternyata di Singapura mempekerjakan yang sudah lanjut usia. 

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

Tiba di Stasiun MTR Bandara, saya menunggu kereta yang akan menuju tempat penginapan. Di Jakarta, saya sudah mencari tahu tentang penginapan saya. Kriteria penginapan saya harus yang dekat dengan transportasi umum. Supaya dekat kemana-mana. 

Sampainya di Stasiun MTR yang dekat dengan penginapan saya, saya amat kagum dengan stasiunnya. Bersih, rapi, orang-orang yang berlalu lalang juga jalannya cepat-cepat, dan terdapat orang yang lanjut usia sedang bekerja. Ternyata Singapura seperti ini. Walaupun saya baru melihatnya dari sisi yang tidak seberapa banyak. 

Dalam perjalanan menuju hotel, saya berjalan kaki, karena letaknya tidak jauh dengan stasiun MTR. Ketemulah saya dengan restoran nasi padang. Berhubung perut juga saat itu sedang keroncongan, maka saya singgah ke restoran itu. 

sumber: Dokumentasi Pribadi
sumber: Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun