Hampir saja saya tidak bisa mengikuti Screening & Diskusi ini. Lantaran sudah hampir pukul 19.00 tapi ojek tak kunjung datang.
Lalu saya pun akan memberi pesan pada yang memberikan saya undangan untuk tidak dapat menghadiri acara ini.
Itulah sekelebat pemikiran saat saya hampir putus asa.
Tapi setelah berpikir beberapa saat, saya putuskan untuk tetap akan pergi ke acara Screening & Diskusi film ini. Daya pikir saya berucap saya mesti datang lantaran akan menonton sebuah film.
Seketika ojek yang saya pesan sampai tepat didepan mata saya. Tutur saya, "Pak, apakah saya bisa tiba di tempat ini pada jam 7?
"Saya coba ya Mba." ucap sang bapak Ojek.
"Baik, Pak." ucap saya.
Setelah tiba kurang lebih 30 menit, "Maaf Mba, sampainya jam 7 lebih."tuturnya.
"Oh tidak apa-apa, Pak." tutur saya.
Saya berniat akan pulang jika acara Screening & Diskusi tersebut sudah dimulai.
Tapi ketika saya tiba di lantai (kalau tidak salah) 4, ternyata acara tersebut belum dimulai. Masih terlihat ramai didepan teaternya. Saya pun bergegas menuju registrasi untuk mendata ulang namaku.
Nama saya sudah terdaftar. Lalu saya diberikan sejenis kartu pos serta pamflet bagaimana cara mendaftar film yang kita buat ke dalam suatu aplikasi. Juga saya diberitahu ada makanan yang dapat dimakan terlebih dulu sebelum acara dimulai.
Oh iya, acara Screening & Diskusi ini diselenggarakan oleh Rangkai(dot)id di Kineforum, Taman Ismail Marzuki. Rangkai(dot) id adalah sejenis wadah digital berbayar untuk menonton online.
Acara ini terdiri dari pemutaran kompilasi video "Nakal" oleh Anggun Priambodo. Serta penayangan film oleh Anggun Priambodo berjudul Anjelir. Anggun Priambodo adalah seorang aktor dan sutradara berkebangsaan Indonesia (sumber: wikipedia.org).
Setelah dua acara tersebut usai, diadakanlah suatu diskusi antara Anggun Priambodo, Alexander Matius, juga dari Rangkai(dot)id.
Saya sangat senang mengikuti acara ini. Acara ini membuka wawasan saya mengenai film. Karena yang saya ketahui, film itu hanyalah film-film yang ada di televisi atau bioskop dengan durasi kurang lebih 1 - 2 jam, bahkan lebih.
Ternyata dugaan saya salah. Aliran seni film itu ternyata banyak. Dan film oleh Anggun Priambodo ini sangat unik. Saya menunggu adanya dialog atau narasi yang dilantunkan oleh para pemain yang ada dalam tayangan film tersebut. Tapi ditunggu-tunggu tidak ada. Sempat merasa sedikit bosan. Tapi justru disitulah keunikan film ini. Film Anjelir ini adalah aliran film pendek, tanpa narasi. Saya tidak tahu tepatnya apa jenis aliran film ini. Tapi saya suka. Unik.
Kesimpulan
Untuk diskusinya saya suka. Menarik untuk diikuti. Sangat membuat pandangan saya tentang film. Ternyata aliran film itu sangat banyak. Bukan hanya film komersil semata yang sering kita saksikan di bioskop.
Saya berharap, ke depan akan ada banyak karya anak bangsa kita, yaitu Indonesia, yang akan membuat film-film dengan kualitas bagus, yang juga dapat bersaing dengan negara-negara lain.
Serta, harapan saya, diskusi film-film semacam ini haruslah ada sesering mungkin. Atau minimal dibuat rutin. Karena diskusi semacam ini sangat bermanfaat untuk kita; dapat membuka wawasan kita mengenai film.
Sekian pengalaman saya. Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H