Mohon tunggu...
Elisa Puspitasari
Elisa Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Halo

Menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Insomnia pada Lansia

21 November 2023   12:20 Diperbarui: 21 November 2023   12:28 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada penelitian (Sincihu et al., 2018) Masyarakat berusia 60 hingga 74 tahun (79,1%) merespons lebih banyak dibandingkan mereka yang berusia 75 hingga 90 tahun (20,9%), karena usia lanjut seringkali membuat mereka lebih memilih berdiam diri di rumah dibandingkan beraktivitas di luar. rumah dan adanya faktor lain, termasuk kematian. Selain itu, terdapat lebih banyak perempuan lanjut usia (72,1%) dibandingkan laki-laki (27,9%) karena laki-laki lanjut usia cenderung bekerja pada saat penelitian dilakukan, hal ini sejalan dengan karakteristik status pekerjaan. bekerja, khususnya lansia yang tidak mempunyai pekerjaan. bekerja lebih lama. 

Sebanyak 79,1% lainnya, meskipun masih ada sebagian lanjut usia (20,9%) yang memilih bekerja karena tidak terbiasa menganggur di rumah dan juga takut jika tidak bekerja lagi akan mudah menjadi tua. lemah, bahkan saat bekerja. dengan keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. hari. Beberapa lansia yang tidak khawatir adalah mereka yang sudah berserah diri kepada Tuhan dan lebih banyak menghabiskan waktu menikmati sisa hidupnya melalui berkebun dan melakukan hobi, mengunjungi anak-anak, bermain bersama, berkumpul dengan cucu dan mengikuti organisasi desa seperti Posyandu lansia dan Senam lansia (Damayanti & Hadiati, 2019)

  • Penanganan pada Lansia dengan Insomnia

Metode yang dapat digunakan untuk memperbaiki masalah kualitas tidur antara lain dengan terapi farmakologis dan nonfarmakologis. Pengobatan obat yang paling umum digunakan dan dianggap efektif adalah obat tidur, yang jika digunakan terus menerus dapat menimbulkan ketergantungan. Sedangkan terapi nonfarmakologis untuk mengatasi gangguan tidur antara lain terapi manajemen tidur, psikoterapi, dan terapi relaksasi. Terapi manajemen tidur bertujuan untuk menyelaraskan jadwal tidur pasien dengan ritme tidur sirkadian normalnya, dan pasien harus disiplin dalam menghormati jadwal tidurnya. Psikoterapi bertujuan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stres berat yang berujung pada sulit tidur. Terapi relaksasi dapat dilakukan melalui relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif, latihan pasrah, terapi musik, dan aromaterapi (Mastiur Napitupulu, 2019).  Aromaterapi bekerja dengan menstimulasi neuron penciuman dan mempengaruhi fungsi sistem limbik dengan meningkatkan perasaan positif dan nyaman. Melalui perasaan rileks inilah tingkat stres atau depresi seseorang akan menurun dan tingkat insomnia akan berkurang.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh, para ahli medis menunjukkan bahwa hal itu bagus  dapat digunakan sebagai obat. Bahkan dengan melakukan terapi musik, dapat meningkatkan mood, Menurunkan tekanan darah, menyembuhkan insomnia. Musik yang Anda dengarkan bukanlah musik yang berisik, tapi musik yang menenangkan jiwa. musik memiliki tiga bagian penting: ritme, ritme dan harmoni. Milik mereka ritme mempengaruhi tubuh, mereka ritme mempengaruhi jiwa, dan harmoninya mempengaruhi jiwa. Terapi musik menggunakan musik secara efektif dengan komposisi yang tepat antara ketukan, ritme, dan keselarasan disesuaikan dengan tujuannya (Depira Elza Nada1, Meynur Rohmah2, 2022).

Daftar Pustaka

Biahimo, N. U. I., & Gobel, I. A. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia) Pada Lansia Di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa Kabupaten Bone Bolango. Zaitun (Jurnal Ilmu Kesehatan), 9(1), 916. https://doi.org/10.31314/zijk.v9i1.1115

Damayanti, N., & Hadiati, T. (2019). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap Tingkat Insomnia Lansia. 8(4), 1210–1216.

Depira Elza Nada1, Meynur Rohmah2, Z. M. S. (2022). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Dengan Insomnia Tahun 2021. Nusantara Hasana Journal, 1(11), 22–32. http://nusantarahasanajournal.com/index.php/nhj/article/view/279

Februanti, S., Hartono, D., & Cahyati, A. (2019). Penyakit Fisik dan Lingkungan terhadap Insomnia bagi Lanjut Usia. Quality : Jurnal Kesehatan, 13(1), 1–4. https://doi.org/10.36082/qjk.v13i1.51

Mastiur Napitupulu, S. (2019). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Lansia Penderita Insomnia. 4(2), 70–75.

Ningsih, W. A., & Wibowo, A. D. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Insomnia Pada Lansia Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Puncu Kabupaten Kediri. Jurnal Iklkes (Jurnal Ilmu Kesehatan), 9(1), 79. http://ilkeskh.org/index.php/ilkes/article/view/70/51

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun