Mohon tunggu...
Mata Kuliah Pancasila
Mata Kuliah Pancasila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, kami dari kelompok random Mata kuiah Pancasila Telkom University

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisa Perpecahan dalam Lingkup Masyarakat dan Sosial Media Pasca Pemilu 2024

16 April 2024   08:50 Diperbarui: 22 April 2024   23:00 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  1. Ringkasan Hasil Analisa

Dari hasil analisa yang kami buat, kami simpulkan bahwa perpecahan di masyarakat tidak secara langsung dialami tetapi disamping itu banyak dari masyarakat menyaksikan hal tersebut terjadi di sosial media.

  1. Latar Belakang Masalah 

Pemilihan umum (disingkat Pemilu) adalah proses pemilihan untuk memilih sebagian besar atau seluruh anggota suatu badan terpilih badan legislatif dan presiden yang dipilih secara langsung oleh masyarakat. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain kegiatan. Menurut Mujib, Pasal 3, Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menyebutkan, ada 11 prinsip penyelenggara pemilu, antara lain mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, profesional, akuntabel, efektif, dan efisien. Dan itu yg diharapkan dalam sebuah pemilu.

Kami mengambil topik ini karena topik ini sering terjadi dalam setiap pelaksanaan pemilu di kalangan masyarakat. Masalah utama yang terjadi di Indonesia pasca Pemilu yaitu adanya perpecahan antara keluarga, kelompok, dan masyarakat di sosial media ataupun dalam lingkungan sekitar. Adapun masalah pendukung yang memicu masalah utama diantaranya perbedaan pendapat mengenai pemilu dan sulitnya menentukan pilihan kandidat sebagai pemimpin masa depan. Perbedaan pendapat tersebut tidak bisa dihindari dan rawan memicu pertikaian antar kelompok. Untuk kalangan anak muda tentunya tidak mudah memilih kandidat yang dianggap mewakili aspirasi masing-masing orang sehingga hal tersebut menimbulkan beragam pro-kontra. Selain itu banyak pendapat dari generasi milenial ke atas yang melihat bahwa gen-z ke bawah tidak mampu menentukan pilihan yang tepat. Solusi yang kami bisa berikan sebagai mahasiswa industri kreatif dalam masalah tersebut adalah dengan memberikan edukasi melalui desain poster yang berisikan tentang cara memilih pemimpin secara bijak dan tidak menganggap remeh hak suara dalam pemilu.

  1. Cara Pengambilan Data

Untuk pengambilan data, kami menggunakan metode google form dan wawancara ke sebagian orang yang kami kenal. Langkah yang kami ambil dalam pembuatan google form untuk mendapatkan hasil survey adalah dengan cara:

  1. Google Form

  2. Membuat google form dengan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan topik kami yaitu Perpecahan dan Perbedaan Pendapat di Masyarakat Mengenai Pemilu 2024. 

  3. Selanjutnya kami sebarkan link google form ke sebagian orang yang kami kenal melalui platform Whatsapp.

  4. Lalu kami mengambil semua hasil survey untuk dijadikan bahan analisa kami.

     B.  Wawancara

  1. Mencari beberapa narasumber di lingkungan kampus.

  2. Setelah didapatkan narasumber, kami memberikan beberapa pertanyaan mengenai topik yang kami ambil.

  3. Lalu kami edit video wawancara tersebut sebagai bukti bahwa kami telah melakukan wawancara.

  1. Analisa 

Dari hasil survey melalui google form yang kami sebarkan kepada beberapa orang yang kami kenal, diketahui bahwa beberapa dari mereka yang telah mengisi google formulir memiliki rata rata usia antara 17-20 tahun dan kebanyakan adalah mahasiswa.

https://docs.google.com/forms/d/1-KZGJ4mcq04tPFyz-1QedAR8zLEyM5y14EDL_IY4Ofk/viewanalytics
https://docs.google.com/forms/d/1-KZGJ4mcq04tPFyz-1QedAR8zLEyM5y14EDL_IY4Ofk/viewanalytics

Jawaban yang kami dapat dari pertanyaan pertama, rata rata menjawab bahwa Pemilu dalam suatu negara dilaksanakan untuk memilih pemimpin yang kemudian akan mengendalikan suatu negara dengan cara langsung, umum, bebas, rahasia, serta jujur dan adil.

Untuk pertanyaan kedua, rata rata menjawab bahwa perpecahan antar masyarakat yang marak terjadi pasca pemilu 2024 adalah hal yang normal dan biasa terjadi dalam masa masa pemilu setiap tahunnya. Beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya perpecahan tersebut adalah adanya perbedaan pendapat antar masyarakat dan golongan tertentu, lalu adanya beberapa media massa yang memberitakan hal miring terhadap beberapa paslon yang kemudian menyebabkan konflik antar masyarakat.

Pertanyaan ketiga memperlihatkan ratio perpecahan yang terjadi di sekitar lingkungan para penjawab survei, dan kebanyakan tidak mengalami perpecahan tersebut secara langsung.

https://docs.google.com/forms/d/1-KZGJ4mcq04tPFyz-1QedAR8zLEyM5y14EDL_IY4Ofk/viewanalytics
https://docs.google.com/forms/d/1-KZGJ4mcq04tPFyz-1QedAR8zLEyM5y14EDL_IY4Ofk/viewanalytics

Untuk pertanyaan keempat, Kebanyakan mereka merasa terganggu dengan adanya perpecahan yang terjadi pada masa pemilu ini. Namun tak sedikit juga dari mereka yang menjawab bahwa mereka hanya menanggapi perpecahan tersebut dengan santai, menjadi kubu netral, dan tidak ikut serta dalam permasalahan tersebut.

https://docs.google.com/forms/d/1-KZGJ4mcq04tPFyz-1QedAR8zLEyM5y14EDL_IY4Ofk/viewanalytics
https://docs.google.com/forms/d/1-KZGJ4mcq04tPFyz-1QedAR8zLEyM5y14EDL_IY4Ofk/viewanalytics

Pada pertanyaan kelima kami menerima berbagai jawaban yang berbeda beda. Banyak dari mereka yang menjawab untuk menghadapi hasil pemilu dengan dewasa agar tak terjadi perpecahan yang berkepanjangan dalam lingkup masyarakat. Ada pula yang berharap agar pemerintahan kedepannya dapat melaksanakan pemilu dengan adil dan terbuka agar tak ada lagi permasalahan dalam masyarakat. 

Dari wawancara langsung yang kami lakukan, didapatkan data bahwa kedua orang yang kami wawancara tersebut memiliki cara pandang yang tidak berbeda dalam menyikapi perpecahan dalam pemilu tahun ini. Mereka beranggapan bahwa pemilu tahun ini memiliki resiko yang lebih tinggi dalam mengalami perpecahan hebat dari pada pemilu sebelumnya. Sama seperti mereka yang menjawab survey online, mereka yang diwawancarai secara langsung beranggapan bahwa perpecahan yang terjadi juga adalah hal yang biasa terjadi di masyarakat. Dan untuk para remaja yang baru pertama kali mengikuti pemilu diharapkan dapat menjadikan hal ini pembelajaran untuk kemudian kedepannya dapat memilih berdasarkan dengan logika dan kecocokan mereka dengan visi misi yang ditawarkan oleh paslon paslon yang ada. 

      5. Kesimpulan 

Kesimpulan dari seluruh survei yang telah kami lakukan diketahui bahwa perpecahan yang terjadi dalam ruang lingkup masyarakat adalah hal yang normal dan biasa terjadi pada masa pemilu. Beberapa masyarakat dapat menanggapi dan menangani hal ini secara biasa dan dewasa, ada pula yang mengharapkan kerja pemerintah agar mereka dapat melakukan yang terbaik untuk pemilu kedepannya. Namun tak sedikit dari mereka yang merasa terganggu akan perpecahan yang terjadi walaupun tidak mengalaminya secara langsung, tetapi disamping itu banyak dari masyarakat menyaksikan hal tersebut terjadi di sosial media.

       6. Daftar Pustaka

Afriansyah, Anggi. (2024). Tantangan Perbedaan Pendapat Di Pemilu 2024. Koran Tempo.

Berikut adalah link video wawancara, dan poster kampanye

https://drive.google.com/drive/folders/1hdhdj70mM1g8NLck004loACd-iDEctYk?usp=drive_link

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun