Mohon tunggu...
Elisa Triwiyatsih
Elisa Triwiyatsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Entusiast || Alumni Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta

Saya sangat menyukai bidang pendidikan dan menulis. Saya memiliki beberapa buku yang telah diterbitkan oleh beberapa penerbit, salah satunya Novel berjudul SMK (Sekolah Menengah Kejombloan) yang diterbitkan oleh Guepedia. Selain itu, saya juga senang membuat konten-konten edukasi di media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Toxic Parent = Toxic Generation?

1 Juni 2022   16:04 Diperbarui: 1 Juni 2022   16:06 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/Detox Your Thoughts by Dr. Andrea Bonior  

1. Sering Marah-Marah Pada Anak 

Memarahi anak setiap kali mereka melakukan kesalahan ternyata juga kurang baik loh terhadap kepribaidan anak. Apabila mereka sudah terbiasa dimarahi dengan kedok kasih sayang, maka tak heran jika kelak ketika mereka dewasa, mereka akan suka marah-marah dengan dalih kasih sayang pula. 

2. Melarang Anak Mencurahkan Emosinya

Melarang anak menangis, marah, tertawa, atau emosi emosi lainnya, ternyata dapat membuat anak tersebut terbiasa memendam emosinya loh. Apa dampaknya? salah satunya kasus ibu di brebes tadi, naudzubillah mindzalik. Oleh karena itu, ayah bunda harus pandai-pandai mengajarkan anak menyalurkan emosinya dengan baik dan benar ya.

3.  Memaksa Anak Berubah

Memaksa anak berubah menjadi lebih baik, tanpa diberi contoh oleh orang tuanya terlebih dahulu tentu akan membuat anak semakin tertekan dan berbahaya untuk kepribadian sang anak. Oleh karena itu, apabila kita ingin mengubah anak kita, kita harus memberikan contoh konkrit terlebih dahulu dan tidak memaksa mereka untuk cepat berubah.

4. Memanjakan Anak

Menuruti semua kemauan anak dan tak pernah menegurnya juga sangat berbahaya loh untuk kepribadian anak. Gimana tidak? mereka bisa saja melakukan apapun yang mereka mau ketika mereka sudah dewasa tanpa memikirkan konsekuensi yang mengancamnya. 

Yuk belajar terus! agar kita tak menjadi toxic parent dan toxic generation.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun