Mohon tunggu...
Elisa Luhulima
Elisa Luhulima Mohon Tunggu... -

Ayah asal Maluku, Ibu asal Manado, lahir di Hong Kong. Pernah merasakan hidup nomaden-pindah ke Medan, Hong Kong dan Tokyo- sekarang menetap di Jakarta dan bekerja di Ombudsman Republik Indonesia (Please welcome to follow me on twitter @ ebelima and obviously my blog http://diarisidebu.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Takbiran..tidak takbiran..asal ngumpul...

29 Agustus 2011   17:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari Jumat yang lalu, tanggal 26 Agustus 2011, tepatnya hari terakhir masuk kantor, seorang rekan mengirimkan informasi melalui BBM Grup, "Rekans, malam takbiran datang ke rumah ya..Gw mau masak kambing, opor dan ketupat". Undangan itu membingungkan Saya, sebab, beberapa jam sebelum dia mengirimkan undangan, Saya membaca berita di koran:

"Muhammadiyah akan merayakan lebaran pada tanggal 30 Agustus 2011, dan Pemerintah akan menentukannya berdasarkan hilal yang kemungkinan hari raya Idul Fitri jatuh pada hari Rabu tanggal 31 Agustus 2011."

Sebelum pulang, Saya bertemu dengan dua rekan. Maklumlah, berhubung Saya bukan umat muslim, maka Saya pun menanyakan kepastian: kapan, sebenarnya hari Lebaran itu dirayakan. Sebenarnya, Saya hanya ingin kepastian saja, kalau lebaran jatuh pada hari Selasa tanggal 30 Agustus 2011, maka malam takbiran adalah pada hari Senin tanggal 29 Agustus 2011. Tapi, kalau lebaran dirayakan berdasarkan hitungan Pemerintah, yaitu pada hari Rabu tanggal 31 Agustus 2011, maka malam takbirannya adalah hari Selasa tanggal 30 Agustus 2011. Lalu, acara makan-makan di rumah teman Saya itu kapan? Malam Senin tanggal 29 Agustus 2011 atau malam Selasa, tanggal 30 Agustus 2011?

Siang hari tadi, Senin tanggal 29 Agustus 2011, Saya lembali melontarkan pertanyaan yang sama di BBM Grup. Semua stasiun televisi menyiarkan berita bahwa Pemerintah belum dapat menentukan perayaan hari Lebaran karena hilal belum terlihat. Namun, teman Saya, yang asli Betawi, menjawab:"Acara di tempat Saya, tetep malam ini..." Lalu dia menambahkan,"..plin plan..nambah dosa lagi kitenye..". Malam hari, Saya pun bersiap-siap menuju rumah teman Saya di kawasan Ciganjur dan Acara di televisi masih diliputi "breakingnews" seputar keputusan penglihatan hilal.

Tepat pukul 20.30, Saya tiba di rumah kawan Saya dan beberapa orang rekan kantor sudah ada di sana. Salah seorang rekan menyeletuk: "Kirain..gak jadi acaranya". Lalu rekan Saya yang punya hajatan, mengatakan: "Takbiran gak takbiran..yang penting ngumpul..".

Acara santap bersama di rumah rekan kami tetap terlaksana dengan "undangan" berjumlah 10 orang, 4 diantaranya non-muslim. Kami semua duduk di karpet dan di depan kami sudah tersaji hidangan pembuka seperti kue nastar, putri salju, kacang mete dan tentu saja makanan ringan khas Betawi seperti ketan uli dan dodol. Tuan rumah pun pada saat yang sama juga mempersilakan para tamunya untuk menyantap hidangan malam yang juga sudah tersedia. Tanpa mengurangi rasa hormat pada makanan kecil di depan Saya, Saya langsung mengambil piring dan menyendok ketupat dan mencampurinya dengan lodeh, dan semur daging. Santap malam dihibur dengan berbagai celetukan dan televisi tuan rumah yang menyiarkan secara langsung sidang isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama RI. Mudah-mudahan mereka tahu, ada sekelompok orang yang tetap bersukacita menyambut datangnya hari Raya Idul Fitri walaupun tidak jadi bermalam takbiran pada tanggal 29 Agustus 2011. (ls, Jakarta, 29 Agustus, 2011)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun