Mohon tunggu...
Eli Rusli
Eli Rusli Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Alumni UPI Bandung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sogokan (Bagian 3 dari 4)

18 September 2014   15:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:20 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Segelas kopi manis terhidang di meja kayu yang telah menjadi penghuni tetap rumahku. Sambil menikmati goreng singkong yang baru diangkat dari wajan, mataku menyaksikan sekolah yang dibiarkan ambruk, sementara murid-muridnya belajar di tenda-tenda darurat. Sementara wakil rakyatnya sibuk mengajukan mobil dinas baru. Aku hanya ditemani oleh bapak dan ibu, sedangkan adikku yang bungsu telah pergi dijemput bermain bola oleh teman-temannya.

“Man! Si Badrun anaknya Pak Samsul sekarang telah menjadi PNS.” Ibuku membuka pembicaraan. “Bukannya dia guru honorer di sekolah menengah?” Mataku tidak berpaling dari televisi.

“Itu dulu. Sekarang sudah jadi PNS.”

“Hebatlah,” jawabku tidak acuh.

“Tapi……”

“Apa?” Aku tidak sabar mendengar kelanjutannya.

“Pak Samsul harus menjual sawahnya di kampung.”

“Memang kenapa?” tanyaku, penasaran.

“Pak Samsul harus mengeluarkan uang 30 juta agar Si Badrun jadi PNS.”

“Tiga puluh juta? Besar amat. Mending buat usaha.”

Ayahku yang sejak tadi diam ikut bersuara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun