Mohon tunggu...
Elinus Waruwu
Elinus Waruwu Mohon Tunggu... -

Guru SD sejak 1989 sampai sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Katekese Umat

5 Juni 2013   19:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:29 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambaran Katekese di Katedral Sibolga

KATEKESE UMAT

[caption id="attachment_265757" align="alignleft" width="339" caption="Pastor Samuel Gulo Pr Pastor Paroki Katedral Santa Theresia Lisieux Sibolga"][/caption] Menurut Pastor Samuel Gulo Pr sebagai Pastor Paroki Katedral St Theresia Lisieux, yang beralamat di jalan Brigjend Katamso No.21 Sibolga, bentuk katekese yang dilaksanakan di wilayah paroki binaannya adalah Katekese Umat. Dalam Katekese Umat sangat diharapkan peran aktif umat menganalisis masalah, merefleksikan, dan membuat aksi untuk menanggulangi sebagai solusi dalam mengatasi masalah umat.

Dikatakan, 6 Juni 2013 yang baru lalu, katekese yang diterapkan di Katedral adalah Katekese Umat. Semua orang berkatekese dan hanya 1 orang bertindak sebagai Fasilitator (memandu pertemuan). Melalui katekese umat itu tampak lebih dialogis, partisipatif dan sharing pendapat. Ini menjiwai seluruh pembinaan yang kita laksanakan. Misalnya : Pendalaman Iman APP, Pendalaman Bulan Kitab Suci Nasional, pertemuan rutin di lingkungan, dan lain sebagainya. Kita melakukan katekese umat itu tentu saja disesuaikan dengan amanah dan jiwa Sinode I Keuskupan Sibolga. Dalam Sinode itu menekankan andalan kerja sama atau berjalan bersama dalam terang Roh Kudus dalam mencari kehendak Tuhan.

Menurut Pastor Samuel, model Katekese Umat itu sangat sesuai. Dan bukan hanya Katedral  yang telah merasakan demikian tetapi seluruh umat di Keuskupan Sibolga sudah melaksanakan Katekese Umat. Tuntutan situasi yang terus berkembang, mau tidak mau Gereja harus bisa berdialog dengan dunia luar, dan salah satu sarana untuk itu adalah dengan mengembangkan model-model katekese yang sesuai, yang salah satunya adalah Katekese Umat. Kalau kita perhatikan modul-modul pembinaan/pelatihan yang dilaksanakan oleh PUSPAS sekarang ini, memang mengadopsi model katekese umat tersebut.

Ketika ditanya, apakah ada kendala dengan Katekese Umat itu? Pastor Samuel mengatakan kendala yang dialami adalah adanya sebagian umat masih belum terbiasa dengan model katekese Umat ini. Sepertinya, umat masih merasakan dan sudah terbiasa dengan model katekese dulu, yang sifatnya monolog. Maksudnya satu orang mengajar menguasai pertemuan dan yang lain mendengar  serta umat lebih banyak diam. Bentuk katekese monolog seperti itu, mengandaikan keahlian dan penguasaan bahan, misalnya mengerti dengan baik teologi, liturgi dan ajaran Gereja. Kalau tidak, dia mau mengajar apa?

Sementara, untuk Katekese Umat, semua mengajar dalam bentuk shering, artinya mau berbagi kisah dan pengalaman iman dengan sesamanya. Jadi, di sini peran Pemimpin yang disebut Fasilitator itu hanya menfasilitasi saja supaya pertemuan bisa berjalan dengan lancar. Harapannya dengan Katekese Umat adalah peran umat lebih utama atau banyak berperan dalam kegiatan-kegiatan.

Kendala lain, menurut Pastor Samuel, umat juga  entah di stasi atau lingkungan  masih ada sebagian yang larut dalam status quo, terlalu menggantungkan diri kepada Katekis atau Guru Agama. Apa-apa kegiatan, misalnya pendalaman APP, pendalaman bulan Kitab Suci Nasional, pertemuan Lingkungan, dll. Pastor Paroki mengutus Katekis dan Guru Agama ke lingkungan/ stasi dan dalam hal ini stasi/lingkungan hanya menerima saja dan bersifat pasif. “Cara seperti itu, menurut saya kurang mendidik. Kapan mandirinya? Katedral sudah berumur 81 tahun, seharusnya tidak seperti itu lagi. Dengan berbagai pelatihan dan pembinaan yang kita laksanakan di Paroki dalam 2 tahun terakhir ini, umat mulai menyadari bahwa sebenarnya mereka juga bisa berkatekese dan mengajar, bukan lagi hanya katekis dan guru agama! Mereka yang aktif itu disebut Penggiat Pastoral.” jelas Pastor Samuel.

Dikatakan pada dasarnya ada Biro Katekese di Paroki, semacam yang mengkoordinir. Di Katedral Sibolga saat ini kurang lebih sudah ada 25 orang Fasilitator yang telah mengikuti beberapa kursus seperti Kursus Kepemimpinan, Kursus Dasar Kitab Suci, Kursus Dasar Liturgi dan sebagainya. Para Fasilitator itulah ujung tombak pelaksana Katekese Umat di setiap wilayah paroki.

Ketika ditanya, apa harapan dengan Katekese Umat untuk masa yang akan datang? Pastor Samuel dengan senyum khas menanggapi dan menyatakan, “Mimpi saya ke depan dalam menjalankan roda kerasulan Paroki, termasuk dalam hal berkatekese, kita jangan terlalu menggantungkan diri kepada  para Katekis atau Guru Agama, karena mereka juga mempunyai kesibukan sendiri, tetapi mengandalkan umat yang lebih banyak untuk berperan aktif. Misalnya kalau dalam setiap lingkungan di wilayah Paroki kita, ada 3 sampai 5 orang yang bisa menjadi Fasilitator,  maka Paroki kita menjadi lebih hidup dan dinamis.” * Selamat berkatekese dan semoga pelayanan keterlibatan umat semakin termotivasi demi kemajuan Kerajaan Allah.

Liputan : Elinus Waruwu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun