Udara Minggu pagi itu, 27/11 sangat dingin. Suhu jatuh di titik berkisar 10 – 15 derajat celsius. Keadaan ini ttidak menyurutkan langkah dan harapan yang menyergap umat Komunitas Katolik Indonesia Hong Kong (KKIHK). Mereka turut berpartisipasi dalam kegiatan rohani rekoleksi menyambut Natal.
Gereja Katolik yang terletak di Causwaybay menjadi tempat istimewa bagi KKIHK. Kegiatan rekoleksi dipimpin oleh P. Adriano Rahaded, SVD, seorang misionaris Indonesia yang mengabdi di Brazil.
Selama dua jam lebih, misionaris yang berasal dari Langgur, Maluku Tenggara dan belajar filsafat di STFK Ledalero Flores ini, mengantar umat KKIHK untuk memahami makna sesungguhnya rekoleksi.
Rekoleksi berasal dari bahasa Inggris, recollect yang berarti mengingat kembali, mengumpulkan kembali. Rekoleksi adalah khalwat pendek selama beberapa hari. Khalwat adalah pengasingan diri untuk menenangkan pikiran atau mencari ketenangan batin. Rekoleksi juga merupakan salah satu upaya untuk melatih hidup rohani dan manumbuhkan rasa ingin berubah ke arah yang lebih baik.
Menurut Pastor yang ditahbiskan di Kupang, 24 Oktober 2012 ini, rekoleksi adalah mengumpulkan kembali pengalaman hidup kita yang tercecer, yang retak, yang kotor dan pengalaman yang telah hilang. Pengalaman – pengalaman itu disusun dan dirapikan kembali menjadi utuh. Dalam keutuhannya itu, kita dapat merefleksikan, mengevaluasi dan memperbaiki diri.
Pastor Ary, demikian biasa disapa, mengatakan dengan berefleksi dan memperbaiki diri kita menemukan kekuatan, spirit hidup dan semangat baru.
Hidup membutuhkan refleksi. Bercermin diri, kata Pater Ary. Sebab, Sokrates mengatakan ‘hidup yang tak direfleksikan, hidup yang tak pantas dihidupi’.
Kata Pater Ary, karena itu patutlah diadakan rekoleksi di masa Adven sehingga umat KKIHK memiliki sikap yang tepat untuk menyambut kedatangan Juru Selamat.
Rekoleksi bertemakan "Hai Perempuan di manakah mereka?", mengisahkan perempaun berdosa, tetapi Tuhan mengampuninya. Tuhan tak akan menuliskan dosa kita pada tembok, melainkan menulisnya di tanah. Kelak jika ada badai atau angin topan dosa itu akan terbang bersama debu. Makna terdalamnya, hendaklah sesama manusia tidak mudah saling menghakimi, atau menganggap diri paling benar. Yesus berkata, siapa yang tak pernah berbuat dosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu itu kepada perempuan berdosa.
Kegiatan rekoleksi dilanjutkan perayaan Ekaristi (Misa) pada pukul 13.30 siang waktu Hong Kong. Misa dipimpin oleh Pastor Fransesco Bram (dari Manado), Pater Heribertus Hadiarto, SVD, pastor pembimbing umat KKIHK, serta Pater Adriano Rahaded, SVD.