Meski sudah berselang 20 tahun, mobil Karimun Kotak masih bisa dibilang berseliweran di jalanan kota, bersanding dengan city car keluaran baru.
Mobil brand Suzuki yang merupakan singkatan dari Carry To The Moon ini memang layak jadi mobil keluarga, meski bentuknya bisa dibilang kurang imut seperti Honda Brio & tidak terlihat sporty seperti Toyota Yaris.
Body-nya yang KOTAK menjadi kelemahan, namun juga kekuatan yang tersembunyi untuk sebuah mobil keluarga.
Pada awal 2000-an, ketika mobil ini muncul, bentuknya memang dianggap unik, bahkan aneh! Mobil Karimun Kotak merupakan pengembangan mobil Karimun Wagon R yang ada di Jepang, dengan sedikit penyesuaian.
Body kotak yang awalnya dicemooh, berganti menuai pujian saat pengguna masuk ke dalamnya. Kabin yang lega langsung terasa dibandingkan dengan mobil lawas lainnya, seperti Katana.
Meskipun dengan 2 baris seat, seat belakang mampu memuat 3 orang dewasa yang bisa duduk dengan nyaman. Karena ruang untuk kaki penumpang terbilang cukup luas, tak jarang saya sering menaruh tas dan barang bawaan lainnya di depan kursi penumpang.
Hal ini tentu menjadi penyeimbang ruang bagasi yang terbilang kecil, sehingga untuk keperluan mudik pun, mobil ini bisa menampung banyak tas pakaian, makanan dan oleh-oleh.
Seat belakang yang bisa dilipat sejajar bagasi memperluas area sekaligus membuat nya jadi serasa camper van dan pick up!
Di kalangan mobil lawas keluaran 2000-an, seperti Toyota Kijang dan Hyundai Getz, Karimun Kotak punya kelebihan yaitu seat penumpang yang bisa dilipat sejajar bagasi.
Keluarga saya pernah membeli kasur busa custom ukuran 125cm X 125cm dan itu muat untuk diletakkan di belakang kursi sopir. Alhasil, kami berhasil menyulap mobil ini menjadi camper van. Perjalanan ke pantai pun menjadi lebih nyaman bagi balita kami yang bisa tiduran sambil menikmati pemandangan lewat jendela.
Tak hanya untuk keperluan nge-trip, kami juga pernah mengubahnya menjadi mobil pick up, dengan menjadikannya sarana pindahan rumah.
Daripada mengeluarkan budget tambahan untuk menyewa pick up, kami mengatur ruang di dalam agar mampu membawa barang-barang seperti lemari plastik, sepeda roda empat, dan balance bike untuk sekali jalan.
Terakhir kali, kami bahkan memasukkan tandon air berkapasitas 550 L dengan diameter 80 cm dan tinggi 1,1 m ke dalam mobil Karimun Kotak ini! Meskipun awalnya sedikit was-was, kira-kira muat atau tidak, namun ternyata tandon bisa masuk dan keluar dengan selamat.
Hal ini tentu saja selaras dengan iklannya pada tahun 1999, yang bahkan dibintangi oleh Presdir PT Indomobil Suzuki Internasional sendiri, Soebronto Laras, berduet dengan pelawak yang populer kala itu, Miing Bagito.
Dalam promosi singkat itu, terdapat dua kalimat menjual yang sudah terbukti kebenarannya, yaitu: “Ini mobil apa kamar tidur?” dan “Bisa Bawa Pohon!”. Penasaran iklannya seperti apa? Coba cek videonya di Youtube!
Mesin yang setangguh angkot membuatnya tetap LAKU di era gempuran city car LCGC
Karimun Kotak merupakan mobil Karimun generasi pertama yang diperjualbelikan di Indonesia. Menggunakan mesin legendaris Suzuki F10A dengan 970 cc, seperti Katana dan Carry ST100 yang banyak digunakan sebagai angkot, maka ketangguhan mesinnya sudah teruji dan keberadaan suku cadangnya pun mudah didapat dan dirawat.
Dengan sistem bahan bakar karburator dengan dua jarum skep dan pompa bahan bakar elektrik, Karimun Kotak bisa menawarkan keunggulan kemudi yang ringan dan irit bahan bakar.
Ini juga merupakan salah satu alasan mengapa mobil lawas ini bisa hemat dan bersaing dengan city car LCGC baru seperti, Agya, Calya, & Ayla.
Harga yang stabil membuat pengguna tak ragu untuk membeli dan menjual lagi!
Alasan lain yang menjadi pertimbangan utama bagi pecinta mobil bekas adalah harga jualnya yang stabil. Di situs penjualan mobil bekas, kisaran harga Karimun Kotak keluaran tahun 1999-2002, tipe DX, maupun tipe GX berada di angka 50-70 juta rupiah.
Fitur Safety Child Lock yang jarang dimiliki mobil lawas
Meskipun tergolong lawas, Mobil Karko (Karimun Kotak) sudah dilengkapi dengan fitur Child Lock. Dengan menekan tuas lock yang terletak tersembunyi di pintu belakang,maka penumpang tidak bisa membuka handle pintu belakang dari dalam.
Hal ini sangat berguna bagi kami yang memiliki balita, yang sudah tidak lagi nyaman duduk di car seat dan mulai menjelajah mobil. Saat fitur ini aktif, pintu belakang hanya bisa dibuka dari luar.
Hal ini juga untuk menghindari adanya kecelakaan pada anak yang biasanya ceroboh membuka pintu sendiri saat mobil sudah berhenti tanpa melihat kondisi sekitar mobil.
Soal kelemahan yang masih bisa ditolerir
Jika berbicara soal kekurangan pada mobil Karko, maka yang paling mencolok adalah tidak adanya wiper belakang dan power window yang hanya tersedia untuk kaca pintu depan. Sementara pada kaca pintu belakang masih menggunakan model manual (putaran).
Sejauh ini masalah yang kami hadapi adalah soal radiator dan dynamo. Itu pun karena masalah life time part tersebut. Pernah sekali kami mengalami kecelakaan ringan yang menyebabkan roof rail patah.
Sayangnya, stok untuk part mobil Karko tentu sudah tidak tersedia. Namun, semua bisa dikonsultasikan ke sesama anggota KCI (Karimun Club Indonesia) di platform Facebook. Solusi kala itu adalah kami memesan replika roof rail yang dibuat secara mandiri oleh member KCI juga.
Jadi kalaupun ada kendala, kita bisa saling bertukar informasi di grup tersebut. Bagaimana, apa kamu tertarik untuk membeli Karimun Kotak untuk keluarga kecilmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H