Mungkin ini karena salah saat merenung, atau salah menafsirkan. Namun tergelitik juga saat merenungi doa yang sejak kecil telah terhapal luar kepala. Doa yang hampir setiap muslim bisa mengucapkanya. Doa anak sholeh untuk orang tuanya. Doa yang terus dilantunkan ketika orang tua masih hidup ataupun ketika mereka telah tiada..
“Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”.
Artinya :
“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”.
Tertarik dan terusik hati ini rasanya ketika sampai pada bait "SAYANGILAH MEREKA SPERTI MEREKA MENYAYANGIKU DI WAKTU KECIL". Meresapi maknanya doa ini mengandung arti ganda.
Pertama, doa ini sesungguhnya sebagai perwujudan cinta seorang anak kepada orang tuanya. Dalam islam anak yang dianggap sholeh adalah manakala di selalu mendoakan orang tuanya. 5 kali sehari setiap selesai sholat doa ini di lantunkan. Jika di hayati dengan seksama dalam logika berpikir positif tentu saja luar biasa baik maknanya. Anak memohon kepada tuhan agar tuhan menyayangi kedua orang tuanya. Rasa sayang yang tak terhingga dimana secara jelas kita dapat merasakan betapa rasa sayang dan cinta di dunia ini tidak akan pernah sehebat rasa sayang yang dimiliki orang tua kepada anaknya. Rasa sayang orang tua kepada seorang anak kandungnya ketika anaknya masih kecil. saat bayi atau balita. Sedang lucu-lucunya. Rasa sayang seperti itulah yang di mohonkan.
Kedua, doa ini sepertinya juga menjadi peringatan bagi para orang tua .. Coba renungkan sejenak. Dalam doa itu terbersit arti bahwa anak mohon bantuan kepada tuhan untuk menyayangi orang tuanya. Karena memang bagaimanapun juga anak tidak akan pernah bisa menyayangi orang tuanya sebagimana orang tua menyayangi anaknya. Dalam kehidupan sehari-hari kita rasakan, sebagai orang tua kita dapat merasakan betapa kita akan bingung, cemas dan sedih ketika buah hati kita sakit. Kita rela mengorbankan apapunn demi kesehatan anak. Kita berani melakukan apapun demi keselamatan anak, kita tunggui anak sakit detik demidetik hari demi hari sampai sembuh, begitu bukan?. Namun sebaliknya ketika orang tua kita sakit, terkadang kita membezoek pun tidak, membantu bayar ongkbos rumah sakit tidak, menunggui kala mereka di rawat di rumah sakitpun tidak. Banyak alasan dan dalih. Mengurus usaha, mengurus anak, sibuk bekerja, mengantar anak kesekolah dan lain sebagainya. Itulah yang sering terjadi sebagai balasan kita bagi orang tua kita. Doa ini juga menunjukan bahwa Tuhan maha tahu, Dia tahu bahwa nantinya manusia bernama anak tidak akan mampu merawat orang tuanya, apalagi ketika dan para orang tua telah usia lanjut dan sakit sakitan. Jompo.
Ketiga, doa ini juga bisa menjadi bumerang bagi para orang tua. Ketika bait kata "sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil" bisa di terjemahkan agar tuhan membalas kasih sayang orang tua kita sebesar ketika mereka menyayangi anaknya ketika sang anak masih kecil. Bait doa inilah yang sempat menjadi perenungan ketika membaca doa ini. Seberapa besar curahan kasih sayang kita kepada anak anak kita ketika mereka masih kecil hingga mereka bisa mandiri bahkan sampai dewasa-menikah. Itulah yang akan di balaskan Tuhan kepada kita saat kita tua nanti.Itulah yang akan di balaskan oleh anak-anak kita ketika kita usia lanjut nanti. Begitukah?? entahlah.
Namun ketika kita berkaca kepada keadaan saat ini. utamanya di kota-kota besar dan beberapa negara maju. Kita sudah melihat. Banyaknya orang-orang tua yang kesepian dan hampa di akhir hidupnya. Banyak orang-orang tua yang dititipkan di panti-panti jompo oleh anaknya. Ada orang tua renta bunuh diri seolah tak sabar menanti kematian yang sebentar lagi. Kalau di telisik kilas balik, mungkin saja ini adalah balasan. Karma.
Waktu bayi dan balita, anak kita diasuh pembantu dan di beri susu sapi. Tidak heran jika nantinya ada anak-anak generasi penerus yang bermental "kuli" dan berperilaku binatang. Ketika kecil curahan kasih sayang datang hanya dari pembantu, wajar saja ketika dewasa kurang begitu dekat dengan orag tua. Ikatan emosional yang longgar. Sehingga ketika orang tua mulai tua dan sakit-sakitan mereka lebih nyaman jika orang tua itu diasuh di panti jompo atau di serahkan perawatanya pada orang-orang yang bisa mereka bayar. Sebagiamana dahulu merekapun di asuh oleh orang-orang bayaran.
Mungkin ini makna pepatah bijak, apa yang kita tanam itu yang kita petik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H