Mohon tunggu...
Elina A. Kharisma
Elina A. Kharisma Mohon Tunggu... Guru - Berbagi hal baik dengan menulis

Seorang kutu buku dan penikmat musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pentingnya Latihan Evakuasi Bencana Sejak Dini

25 Januari 2018   12:56 Diperbarui: 26 November 2022   16:34 2457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi simulasi apabila terjadi gempa bumi, mitigasi gempa bumi(shutterstock via kompas.com)

Di tempat saya mengajar, kira-kira setiap 3 bulan sekali diadakan latihan evakuasi baik evakuasi gempa bumi (earthquake drill) maupun kebakaran (fire drill). 

Seingat saya, saya tidak pernah ada latihan semacam itu saat berada di bangku sekolah. Saya bisa memahami betul karena bentuk fisik sekolah saya yang merupakan bangunan vertikal dengan belasan lantai. 

Tentu perlu dipikirkan prosedur yang tepat jika terjadi keadaan darurat agar semua tetap aman. 

Namun, setelah saya menemui anak tetangga yang langsung kabur dari kelas saat gempa bumi menyapa, saya menyadari betul bahwa latihan evakuasi tidak hanya dilakukan di sekolah dengan kondisi bangunan dengan banyak lantai saja karena bahaya juga mengancam di semua sekolah.

Anak-anak harus tahu yang harus dilakukan saat hal itu terjadi, bukannya lari pulang ke rumah.  

Tidak hanya masalah keselamatan saja, ada beberapa hal lain yang membuat perlu adanya latihan evakuasi di sekolah-sekolah.

1. Meningkatkan Kewaspadaan

Dengan memberikan latihan evakuasi, kita juga memberi tahu anak-anak bahwa bencana bisa terjadi kapan saja, termasuk pada saat mereka berada di sekolah. 

Kita memberikan informasi ini bukan untuk menakut-nakuti tetapi untuk memberikan fakta agar mereka tetap waspada. 

Kewaspadaan ini diperlukan agar mereka bisa merespon dan bersikap dengan tepat jika suatu hari nanti kondisi darurat itu benar-benar terjadi. Jika bencana atau bahaya lain terjadi, tidak ada siswa yang menganggapnya sebagai lelucon atau takut secara berlebihan.

2. Mengenalkan Prosedur

Latihan evakuasi tidak hanya cukup dilakukan sekali, namun secara rutin agar mereka memahami betul proses evakuasi yang benar. Sekolah saya rutin mengadakan latihan evakuasi tiap tiga bulan sekali dan berlangsung sekitar 45 menit. 

Di satu sisi, ada anak-anak yang bosan karena hal ini rutin dilakukan. Namun, di sisi yang lain, ini juga merupakan waktu belajar bagi semua orang yang ada di sekolah agar tetap ikut prosedur bahkan di saat darurat sekalipun demi keselamatan diri sendiri dan orang lain. 

Selain itu, anak-anak juga diberi pengertian bahwa sikap mereka pada saat latihan kemungkinan besar mencerminkan sikap mereka  ketika bencana benar-benar terjadi. 

Jadi, tidak hanya prosedurnya yang dijelaskan dan dipraktikkan tetapi juga memberikan pengertian tentang pentingnya menyikapi latihan evakuasi dengan serius sehingga harus dilakukan dengan benar.

3. Mengurangi Kepanikan

Foto: Tribunnews.com
Foto: Tribunnews.com
Saat gempa terjadi pada Selasa, 23 Januari 2018 lalu, saya sedang membacakan buku cerita untuk anak-anak kelas 3 SD. Setelah saya memberitahu anak-anak bahwa gempa terjadi, tanpa diberi komando setiap anak langsung berlindung di bawah meja. 

Lalu, kami menghitung bersama-sama 60 hitungan, kemudian berbaris keluar gedung lewat tangga darurat dengan tenang. 

Meskipun ada satu anak yang hampir menangis karena takut, saya salut dengan anak-anak yang langsung melakukan prosedur "Drop, Hold, Cover" seperti yang sudah diajarkan pada latihan evakuasi gempa. Dengan melakukan prosedur itu, anak-anak tidak panik karena tahu betul yang harus mereka lakukan.

Anak-anak dan para guru tidak panik bukan berarti menganggap gempa itu sebagai hal yang tidak penting, tetapi kepanikan kami jauh berkurang karena kami tahu hal yang harus kami lakukan agar tetap aman dan selamat. 

Saya tidak bisa bayangkan jika anak-anak panik, mungkin ada yang berlarian, menangis berlebihan, bahkan mungkin berteriak-teriak. Bisa jadi ada guru yang meninggalkan murid-muridnya karena bingung harus bagaimana.

4. Menjamin Keamanan dan Keselamatan

Latihan evakuasi tidak cukup hanya dengan sosialisasi teorinya saja. Setiap hal harus dilakukan persis seperti saat keadaan darurat benar-benar terjadi. 

Selain itu, setelah latihan seharusnya diadakan evaluasi untuk meningkatkan keefektifan prosedur yang diterapkan. 

Apa artinya semua orang tahu cara keluar gedung yang aman saat ada kebakaran namun membutuhkan waktu yang sangat lama untuk melakukannya? Tentu proses evakuasi juga tidak lepas dari masalah durasi. 

Oleh karena itu, prosedur evakuasi harus dipraktikkan dengan benar untuk menjamin keselamatan dan keamanan semua pihak.  Nah, anak-anak juga perlu tahu hal ini agar mereka paham itu semua untuk menjaga mereka agar tetap aman.

Mengingat Indonesia adalah negara yang rawan dengan bencana, kita seharusnya tidak terlalu terkejut saat bencana terjadi. Yang terpenting adalah kita tahu yang harus dilakukan ketika hal itu terjadi, termasuk anak-anak. 

***

Jadi, sudah sewajarnya setiap sekolah mengadakan latihan evakuasi bencana. Selain untuk menyosialisasikan dan mempraktikkan prosedur evakuasi.

Hal ini juga penting untuk meningkatkan kewaspadaan, mengurangi kepanikan dan menjamin keselamatan serta keamanan para peserta didik, guru, dan pihak lain lain yang berada di lingkungan sekolah. 

Ketika mereka beranjak dewasa, mereka sudah tahu betul hal yang harus dilakukan saat menghadapi keadaan darurat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun