Dalam dunia per-guru-an, ada beberapa hal yang paling saya nantikan. Mau tahu? Nah, ini dia hal-hal yang paling saya tunggu sebagai seorang guru.
1. Libur Sekolah Dan Tanggal Merah
  Bahkan sebelum tahun ajaran dimulai, saya sudah antusias melihat posisi tanggal merah, dan liburan lengkap dengan jumlahnya. Karena guru bukan malaikat, guru juga butuh waktu untuk piknik dan bersantai.
2. Jam Pelajaran Berakhir
  Bukannya saya tidak suka atau malas mengajar, tetapi ada kalanya dinamika di kelas sangat melelahkan baik secara fisik maupun emosional. Terutama kelas yang mendekati jam pulang sekolah atau kelas yang sikap anak-anaknya memang susah ditebak sehingga ada "kejutan-kejutan" yang membuat saya ingin mempercepat laju jam.
3. Gajian
  Ini adalah momen yang terjadi sekali sebulan. Pasti sangat saya nantikan, termasuk dinantikan juga oleh Ibu Kos saya. :)
4. Pengumuman "There's No Meeting Today"
  Di sekolah saya, ada pertemuan rutin seminggu sekali. Jadi, tidak adanya pertemuan merupakan salah satu fenomena langka yang perlu dirayakan (bahkan mungkin dengan tumpengan). Memang pertemuan dan pelatihan sangat diperlukan untuk menambah keterampilan dan wawasan guru serta media untuk bersinergi atau tukar pikiran dengan guru lain. Akan tetapi,  ada kalanya setelah seharian rock and roll dengan anak-anak lalu meeting selama 1,5 - 2 jam rasanya berat seperti sebuah cobaan yang mau tidak mau harus dilalui.
5. Kemajuan Anak Didik
  Paling senang kalau melihat perubahan positif dari anak-anak. Saya juga lega kalau mereka merespon dengan baik hal yang saya ajarkan. Jadi, anak-anak kalau ingin membuat guru bahagia itu sederhana caranya. Pertama, kalau dinasehati, ya, tolong dilakukan. Kedua, perhatikan yang  diajarkan supaya mengerti lalu mendapat nilai yang bagus. Dua hal yang terdengar sederhana tapi kenyataannya tidak sesederhana itu.
6. Jam Makan Siang
  Setelah mengajar kelas pagi yang biasanya bisa 3-4 kelas berturut-turut, tidak jarang perut saya gelisah minta diisi. Apalagi kalau paginya tidak sempat sarapan bubur ayam atau nasi uduk (*sarapan mainstream nya Jakartans) rasanya saya mau panggil: "Jam makan siang, cepatlah datang..perut saya sudah keroncongan."
7. Menyelesaikan Rapor
  Menulis rapor itu sangat melelahkan apalagi kalau jumlah murid dan kompetensi dasarnya banyak. Bisa jadi lembur berhari-hari untuk memastikan semua hal sudah diisi dengan BENAR dan OBJEKTIF. Sangat melelahkan. Apalagi sebelumnya ditambah dengan memeriksa tugas akhir dan tes anak-anak. Jadi, begitu semua proses grading dan report card writing selesai, rasanya seperti terbebas dari beban yang berat. Setelah itu, libur panjang pun tiba. Hore! Eits, sebelumnya saya harus menghadapi "pembicaraan" dengan orangtua murid untuk mempertanggungjawabkan rapor yang saya tulis.
8. Mendapat dan Memberi Feedback Positif
  Para wali murid cenderung menemui guru kalau anaknya bermasalah di bidang akademis maupun yang lain. Kalau semua sudah oke, jarang ada yang datang lalu memberitahu guru. Mendengar feedback atau laporan positif tentang murid dari orangtua mereka jarang saya temui. Padahal, kalau saya tahu, kan, saya bisa ikut senang lalu paling tidak saya memuji dan menyemangati mereka. "Kata mamamu, kamu sudah tidak perlu disuruh-suruh lagi. Hebat! Keep it up, ya!" Â
  Sebaliknya, saya juga paling senang menulis surel atau menyampaikan langsung tentang kemajuan murid-murid saya kepada orang tua mereka. Di saat-saat seperti ini lah saya merasa menjadi guru yang berhasil.
  Kira-kira itulah yang paling saya tunggu. Mungkin guru-guru lain juga begitu. Semua memang ada waktunya termasuk menunggu. Apapun hal yang ditunggu, jalani saja hari ini dengan sebaik-baiknya. Lalu, yang ditunggu akan datang tepat pada waktuNya.
Bagaimana dengan profesi Anda? Adakah yang paling dinantikan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI