Mohon tunggu...
Elina A. Kharisma
Elina A. Kharisma Mohon Tunggu... Guru - Berbagi hal baik dengan menulis

Seorang kutu buku dan penikmat musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Terindah Versiku

22 Januari 2017   16:45 Diperbarui: 22 Januari 2017   17:01 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa saat kemudian, aku melihat wanita yang mencintaiku dengan kasih yang tiada pernah habis datang mendekati ragaku. Dia menyentuh pipiku yang dingin lalu mengusap punggung tanganku dengan lembut, selembut tutur katanya yang selalu berhasil menenangkankan hatiku. Dia menatapku dalam-dalam. Kali ini dia membiarkan aku melihat linangan air matanya. Ingin rasanya aku menghapus air mata wanita yang pada dirinya selalu kutemukan kasih Tuhan yang tulus dan tidak lekang oleh waktu.Ibu pun melangkah mundur lalu mengangguk pada dua lelaki berkemeja putih yang sedari sabar menunggu. Mereka pun membawa sebuah papan persegi panjang berwarna putih dan berukir kemudian melekatkannya di atas peti yang berada di hadapan ibu. Aku pun tidak bisa melihat tubuhku lagi.

***

Cahaya yang terang menembus kulit kelopak mataku. Saat mataku terbuka, aku melihat Tante Ajeng berdiri tidak jauh dariku. Tangannya masih memegang tirai jendela kamarku.

“Selamat pagi, Langit. Kamu tidur nyenyak sekali. Pasti kamu kelelahan. Oh, ya, semalam kamu memanggil-mangil ibumu. Sayang, tante yakin ibumu sudah bahagia di surga. Tetap kuat, ya,” ucap Tante Ajeng sebelum meninggalkan kamarku.

Aku pun beranjak dari tempat tidurku dan bersiap menjalani hari pertama tanpa kehadiran seseorang yang bersamanya telah aku rangkai sebuah kisah cinta yang indahnya tidak akan pudar dari ingatanku. Kisah cinta terindah versiku itu jauh lebih manis daripada cerita romantis para pencari cinta yang dapat diabadikan oleh seorang penulis.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun