Mohon tunggu...
ELIN
ELIN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

ELIN Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Hobi saya membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UNNES Bunuh Diri Lompat Dari Lantai 4 di Mall Paragon Semarang, Ditemukan Sepucuk Surat di Kantong Korban.

14 Desember 2023   12:32 Diperbarui: 14 Desember 2023   16:08 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : Kilat.com/Andi Krama Wijaya

Dikutip dari Serambinewas__Seorang Mahasiswi di temukan tewas di Mall Paragon Semarang Selasa (10/10/23) ia di temukan tergeletak di jalur keluar parkir di luar gedung. Polisi mendapat laporan itu sekitar pukul 17.30. Kapolsek Semarang Tengah, Kompol Indra Romantika  menduga korban bunuh diri dengan cara "melompat dari lantai 4, ketinggian sekitar 20 meter" di Mall Paragon Semarang.

Wanita itu diketahui bernama Nada Jilianaa Waffiananda merupakan mahasiswi S1 Prodi Biologi Angkatan 2021 Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Sepucuk surat di temukan di tas milik mahasiswi yang tewas setelah melompat dari lantai 4. Surat itu di tunjukkan untuk ibundanya, sepertinya telah di persiapkan korban sebelum dirinya memutuskan untuk bunuh diri. Surat ini berisi pesan yang cukup mendalam seperti kelelahan mental Nada selama menempuh pendidikan.

Surat tersebut berisikan " Maa,,, maaf karena tidak menjadi sekuat yang mama inginkan. Aku punya hadiah untukmu, dikirim dari kostnya Hani. Aku berharap aku bisa memberikan itu sendiri kepadamu, maaf. Terima kasih selalu memikirkan aku, peduli kepadaku dan maaf jika aku selalu membuatmu sedih. Aku mencintaimu, selalu. Jangan lupa berdoa buat aku ya???? Sekali lagi maaf, aku nyerah..."

Nada Sebelum bunuh diri ternyata sempat curhat melalui akun Tik Tok, ia memposting beberapa unggahan berupa postingan ulang lewat akun Tik Tok-nya @nadaajwa.

Di dalam postingan ulang itu berupa foto berisi empat kalimat, di slide pertama foto tersebut bertuliskan, "Aku bahagia, meskipun...." Kemudian di slide kedua dan ketiga bertuliskan bagaimana perasaannya ketika dicintai oleh seorang laki-laki tapi pria tersebut hanya ada maunya saja. 

"Dicintai karena tubuh. Di manja karna ada maunya,"tambahnya. "Di Treat like a queen karena bisa memenuhi keinginan hawa nafsunya", tutupnya.

Dilihat dari media sosialnya, dan dari surat yang di tinggalkan diduga hal tersebut ada sangkut pautnya penyebab dia melakukan bunuh diri. Namun penyebab pasti mahasiswi bunuh diri belum pasti dan masih di selidiki.

Dalam artikel ini, penulis akan menganalisis kasus ini dari perspektif agama dan psikologis. Selain itu, ada beberapa penanganan agar terhindar dari kasus serupa di masa depan.

Dari Perspektif agama terkait dengan bunuh diri remaja melibatkan pemahaman tentang pandangan agama terhadap kehidupan, nilai-nilai moral, dan dukungan spiritual yang dapat memberikan pemahaman dan harapan dalam menghadapi kesulitan. Beberapa perspektif yang relevan adalah:

1. Nilai Kehidupan: Agama-agama umumnya mengajarkan bahwa kehidupan adalah anugerah yang berharga dan suci. Pandangan ini menekankan pentingnya menjaga kehidupan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Agama dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya mencari bantuan dan mendapatkan dukungan dalam menghadapi kesulitan, seperti melalui doa, meditasi, atau praktik spiritual lainnya.

2. Harapan dan Makna: Agama dapat memberikan harapan dan makna dalam situasi yang sulit. Dalam menghadapi tekanan akademik, konflik personal, atau perasaan putus asa, agama dapat memberikan perspektif yang lebih luas tentang eksistensi dan memberikan motivasi untuk bertahan dan mencari solusi yang lebih baik.

3. Dukungan Sosial: Agama seringkali menyediakan komunitas yang dapat memberikan dukungan sosial yang kuat. Melalui kegiatan keagamaan, kelompok doa, atau pertemuan kelompok muda, remaja dapat merasa didukung dan diterima oleh sesama anggota komunitas agama. Dukungan ini dapat memberikan rasa keterhubungan dan bantuan dalam menghadapi kesulitan, termasuk risiko bunuh diri.

4. Etika dan Moralitas: Agama-agama juga menyediakan kerangka etika dan moralitas yang dapat membantu remaja dalam mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Pandangan agama tentang pentingnya menghormati dan menghargai kehidupan manusia dapat memainkan peran penting dalam mencegah tindakan bunuh diri.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kebebasan dalam memilih keyakinan agama atau spiritualitas mereka. Pandangan agama terkait bunuh diri dapat berbeda-beda tergantung pada agama dan pandangan individu dalam agama tersebut. Jika remaja menghadapi masalah mental atau risiko bunuh diri, penting untuk mencari dukungan profesional dari psikolog atau konselor yang terlatih, serta mendiskusikan isu-isu spiritual dengan pemimpin agama atau konselor agama yang dapat memberikan bimbingan dan dukungan yang sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai individu tersebut.

Dari Perspektif psikologis terkait dengan bunuh diri remaja, seperti mahasiswa, melibatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mereka untuk mengakhiri hidup mereka. Beberapa perspektif yang relevan adalah:

1. Kesehatan Mental: Masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, dan gangguan makan dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada remaja. Psikolog akan memeriksa apakah ada tanda-tanda perubahan perilaku, perasaan yang berlebihan, atau perubahan pola tidur dan makan yang mungkin menunjukkan adanya masalah kesehatan mental.

2. Stres: Faktor stres seperti tekanan akademik yang tinggi, masalah keluarga, konflik antarpribadi, atau kesulitan dalam menghadapi perubahan hidup dapat menjadi pemicu bunuh diri pada remaja. Psikolog akan menganalisis tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa dan membantu mereka dalam mengelola dan mengatasi stres tersebut.

3. Kurangnya Dukungan Sosial: Kurangnya dukungan sosial dari teman, keluarga, atau lingkungan sekitar dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan meningkatkan risiko bunuh diri. Psikolog akan mendorong mahasiswa untuk mencari dukungan sosial yang positif dan membantu mereka dalam memperkuat hubungan sosial yang ada.

4. Perasaan Putus Asa dan Harapan yang Hilang: Remaja yang merasa putus asa dan kehilangan harapan untuk masa depan mereka mungkin lebih rentan terhadap pikiran atau tindakan bunuh diri. Psikolog akan bekerja dengan mereka untuk membangun kembali harapan dan memperkuat motivasi serta membantu mereka dalam mengembangkan strategi untuk mengatasi perasaan putus asa.

5. Penggunaan Zat: Penyalahgunaan zat seperti alkohol atau obat-obatan juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada remaja. Psikolog akan mengevaluasi apakah ada masalah penyalahgunaan zat dan bekerja dengan mahasiswa untuk mengatasi masalah ini.

Dalam menghadapi masalah bunuh diri pada remaja, penting untuk mendapatkan bantuan profesional dari psikolog atau konselor yang terlatih. Mereka dapat membantu dalam melakukan evaluasi yang komprehensif, memberikan dukungan emosional, dan merancang rencana tindakan yang tepat untuk mencegah bunuh diri dan meningkatkan kesejahteraan mental remaja tersebut.

Penanganan terkait remaja seperti mahasiswa yang menghadapi risiko bunuh diri melibatkan tindakan yang cepat dan komprehensif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Tanggapi dengan serius: Jika ada tanda-tanda atau pernyataan yang mengkhawatirkan dari remaja seperti mahasiswa, penting untuk menganggapnya serius dan segera bertindak. Jangan meremehkan atau mengabaikan pernyataan mereka.

2. Bicarakan dengan empati: Ajak remaja tersebut untuk berbicara secara terbuka dan dengan empati. Dengarkan mereka tanpa menilai atau menghakimi. Berikan perhatian dan tunjukkan bahwa Anda peduli dengan perasaan mereka.

3. Minta bantuan profesional: Segera hubungi psikolog, konselor, atau layanan kesehatan mental profesional untuk mendapatkan bantuan. Mereka memiliki keahlian dalam menangani masalah mental dan risiko bunuh diri. Jika situasinya darurat, hubungi nomor darurat setempat atau bawa remaja tersebut ke fasilitas medis terdekat.

4. Jangan tinggalkan remaja sendirian: Jika risiko bunuh diri meningkat, pastikan bahwa remaja tersebut tidak ditinggal sendirian. Ajak mereka untuk tetap berada di lingkungan yang aman dan temani mereka selama mungkin. Jika perlu, minta bantuan dari orang-orang terdekat untuk membantu menjaga keamanan dan kesejahteraan remaja tersebut.

5. Libatkan keluarga dan teman dekat: Informasikan keluarga dan teman dekat remaja tersebut tentang situasinya. Mereka dapat memberikan dukungan dan membantu dalam mengawasi remaja tersebut. Koordinasikan upaya dengan mereka dan pastikan ada sistem dukungan yang kuat di sekitar remaja tersebut.

6. Berikan informasi sumber bantuan: Berikan informasi tentang sumber-sumber bantuan seperti layanan kesehatan mental, hotline krisis, atau organisasi yang dapat membantu remaja dalam menghadapi situasi sulit. Pastikan mereka mengetahui cara mencari bantuan jika mereka membutuhkannya.

7. Ikuti langkah-langkah rencana keamanan: Jika remaja tersebut telah mendapatkan bantuan profesional, ikuti langkah-langkah yang direkomendasikan oleh profesional tersebut. Ini mungkin melibatkan rencana keamanan yang mencakup tindakan-tindakan yang dapat diambil jika risiko bunuh diri meningkat.

Selalu ingat bahwa penanganan risiko bunuh diri pada remaja harus dilakukan oleh para profesional yang terlatih. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menghadapi risiko bunuh diri, segera mencari bantuan dari profesional kesehatan mental atau hubungi hotline krisis setempat.

__Penulis Nur Santika Fitroh, Elin, dan Pauline Chrismas Desinta Nainggolan. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

__Rahmawati, S.Psi.,M.A., Dosen Psikologi dan Bimbingan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Sumber : " Kasus Wanita Tewas di Mall Paragon Semarang, Sepucuk Surat Ditemukan di Kantong Korban, Ini Isinya" Serambinews.com, 11 Oktober 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun