Mohon tunggu...
Prof. Hendry I. Elim
Prof. Hendry I. Elim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Prof. H. I. Elim, a Simple Physicist with 3 main writing issues: [1]. Creative and Innovative Intellectual Educator; [2]. Freedom of Innovation works (Kerja Merdeka Berkreasi), and [3]. Amazing Natural Resources of Indonesia Archipelago. Prof. Elim is originally a creative, innovative, and disruptive Indonesia physicist .

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Butuh Kelembutan, Kesabaran, dan Ketelitian: Riset Pengembangan Ilmu dengan IQ/ EQ/ DQ

24 Januari 2024   09:04 Diperbarui: 24 Januari 2024   09:51 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto pribadi) Sebuah ilustrasi pendidikan suatu negara dijenjang pendidikan tinggi.

Butuh Kelembutan, Kesabaran, dan Ketelitian: Riset Pengembangan Ilmu dengan IQ/ EQ/ DQ

Prof. Hendry Izaac Elim, Ph.D

ilmuan Fisika Indonesia,

Universitas Pattimura

Pengembangan ilmu untuk kesejahteraan umat manusia sangat memerlukan pekerja riset yang handal.

Mendidik periset sebagai generasi masa depan yang penuh harapan telah menjadi tanggung jawab periset senior.

Jika sebuah negara lebih fokus pada urusan politik, ekonomi dan sosial budaya penduduknya, maka hanya sedikit anggaran belanja negara yang disiapkan untuk mendidik para ilmuan muda negaranya.

Dalam membantu negara untuk mempersiapkan pembangunan staf ahli muda di suatu negara, sangat diperlukan kesadaran para periset yang telah bekerja diberbagai bidang dan berbagai institusi riset dan pengembangan industri seperti universitas dan perusahan teknologi.

Banyak mahasiswa dan murid SMA berhasrat untuk sukses lebih awal dengan cara yang jauh lebih mudah dari biasanya (international education standard).

Kenyataannya sebagai seorang ilmuan sejati sangat dibutuhkan 3 hal penting: (1). kemampuan inteligent (intelligent quotient/ IQ), (2). Kebaikan karakter (emotional quotient/ EQ), dan (3). Keakuratan keinginan/ harapan hidup (desire quotient/ DQ).

Tanpa melibatkan ketiga faktor IQ, EQ dan DQ, maka target sasaran pendidikan ilmuan muda akan pincang atau kurang berimpak dimasa depannya.

Pada umumnya seorang pelajar atau mahasiswa hanya berfokus pada IQ yang tinggi. Hal ini cukup baik dan sudah merupakan talenta setiap manusia oleh berkat inteligen yang Tuhan berikan pada setiap orang.

Hal lainnya yang dapat menguatkan mental belajar dan bekerja menuntut dan mengejar ilmu pengetahuan dan terapannya adalah EQ. Jika IQ tinggi tanpa dibarengi dengan EQ yang baik maka para pelajar dan mahasiswa akan mudah terhasut atau terpropokasi oleh kondisi lingkungan belajar dan hidupnya.


Sebaliknya jika EQ baik tanpa didukung oleh kemampuan IQ yang cukup, maka kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan tersendat dan agak lambat. Hal ini akan berimpak pada kondisi politik, ekonomi dan sosial hidupnya.

Selanjutnya hal yang jarang diperhatikan dalam mengejar kesuksesan seorang pelajar, mahasiswa dan para peneliti muda adalah DQ. 


DQ merupakan harapan yang tepat dan akurat dalam menghadapi kemajuan sains dan teknologi manusia. 

Jika IQ tinggi, dan EQ baik, namun tanpa DQ yang benar, maka sudah pasti keberhasilan hidup dan pengebangan ilmu generasi periset akan berhasil hanya dalam interval waktu tertentu (temporary success).


Untuk menjaga keberhasilan suatu bangsa yang berintelektual, berkarakter dan bermartabat benar, sangat diperlukan kualitas kehidupan penduduknya, dan setiap komunitas masyarakat sangat bergantung pada kualitas IQ/ EQ / DQ personalnya.

(Foto pribadi) Sebuah ilustrasi pendidikan suatu negara dijenjang pendidikan tinggi.
(Foto pribadi) Sebuah ilustrasi pendidikan suatu negara dijenjang pendidikan tinggi.


Dengan demikian DQ yang hampir tidak pernah diajarkan dan dididik pada para ilmuan muda termasuk generasi muda siswa SMA dan para mahasiswa perguruan tinggi perlu mendapat perhatian khusus sesuai visi dan misi suatu negara yang bijaksana.

Tanpa arahan DQ yang akurat disertai kelembutan IQ yang cukup serta mental kesabaran EQ yang baik, maka sudah pasti dalam interval atau kurun waktu tertentu dimasa akan datang suatu kondisi politik, ekonomi dan sosial budaya bangsa akan merosot dan bahkan bisa mencapai kegagalan generasi (bankrupt generation).

Kesimpulan pemikiran singkat ini kiranya menjadi renungan para pemimpin suatu bangsa, para ilmuan senior di berbagai institusi riset dan pengembangan teknologi dan industri serta para pendidik Guru di berbagai sekolah untuk menerapkannya sebagai kintribusi kehidupan dan tanggung jawab moral dalam memperjuangkan sebuah bangsa yang beradap, adil dan makmur serta bermartabat tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun