Mohon tunggu...
Prof. Hendry I. Elim
Prof. Hendry I. Elim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Prof. H. I. Elim, a Simple Physicist with 3 main writing issues: [1]. Creative and Innovative Intellectual Educator; [2]. Freedom of Innovation works (Kerja Merdeka Berkreasi), and [3]. Amazing Natural Resources of Indonesia Archipelago. Prof. Elim is originally a creative, innovative, and disruptive Indonesia physicist .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hidup Berbasis Pendidikan: Pilihan Anda?

29 November 2023   17:28 Diperbarui: 30 November 2023   01:05 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup Berbasis Pendidikan: Pilihan Anda?

Prof. Hendry Izaac Elim, Ph.D

Ilmuan Fisika, Universitas Pattimura

Dalam mencapai sebuah mimpi jangka panjang menuju hidup yang kekal, sangat diperlukan hikmat yang murni dan pengetahuan yang benar. Kehidupan di abad 21 yang super-modern ini telah membuat banyak pengaruh dari multidimensi tujuan hidup manusia. Berbagai kecenderungan hidup berbagai negara maju seperti Amerika, Jepang, Germany, England, Perancis, maupun Korea Selatan dan Singapore telah mengarah pada pilihan aktivitas hidup berbasis teknologi mobile seperti handphone, dan semua social media seperti facebook, TikTok, Instagram, Youtube, whatsup, maupun X. 

Pertanyaannya: Apasih pilihan pribadi masing-masing dalam menghadapi pengaruh kecanggihan teknologi nano (nanochips/ nanomedicines/ nanotechnology) atau ukuran 1/1000 lebih kecil dari micrometer chip dengan kecepatan tinggi (light/ electron speed communication system) maupun penggunaan energi yang sangat kecil ini?

Untuk membahas hal diatas perlu banyak pertimbangan dari banyak sisi kehidupan seperti dari sudut politik, ekonomi, sosial, pendidikan dan teknologi maupun kepercayaan (religion).

Pada pemikiran kami disini, fokus pembahasan dibidang pendidikan, karena menyangkut masa depan generasi muda dan rakyat banyak suatu bangsa. Untuk negara maju tingkat pendidikan sudah lebih moderat yaitu lebih berbasis output yang didukung oleh penerapan teknologi dalam pembelajaran disekolah dan universitas. Sedangkan untuk negara berkembang masih banyak masalah infrastruktur dan teknologi satelit dalam sistim penyebaran pengetahuan dan materi serta kurikulum pendidikan.

Indonesia sebagai negara yang kaya akan beraneka ragam sumber daya alam yang ditunjang dengan banyak budaya dari latar belakang suku bangsa, maupun bahasa daerah serta kondisi geografis kepulauan yang mencapai 17480 pulau, menjadikan berbagai ~38 propinsi yang dijempatani laut pulau dan sejumlah ~270 juta penduduk sangat membutuhkan kecanggihan penggunaan teknologi untuk memajukan kesejahteraan sosial rakyatnya.

Disisi lain rakyat di Indonesia sangat religius dengan berbagai agama yang telah diakui dan diawasi oleh pemerintah dengan sangat ketat untuk meningkatkan toleransi hidup rakyatnya secara gotong royong. 

Pertanyaan selanjutnya: Cara hidup berbasis pendidikan apa yah yang benar untuk membangkitkan kesejahteraan rakyat Indonesia secara berkeadilan?

Kami telah merenungkan berpuluh-puluh tahun sebagai cendekiawan Indonesia untuk berkontribusi buat negara dalam memajukan rakyat Indonesia dari sisi hidup berpendidikan dan berkeadilan.

Pada gambar bagan diatas, saya berusaha menyajikan 2 pilihan utama dari hasil pengamatan dan penilaian dalam 30 tahun terakhir hidup saya di negara Indonesia yang tercinta ini. Pilihan pertama:

 (1). Hidup berbasis pendidikan dengan mengutamakan fokus humaniora, sains dan teknologi, dan

 pilihan ke dua:

(2). Hidup berbasis pendidikan yang berfokus pada agama dan kepercayaan pribadi. 

Setiap orang bebas secara bertanggung jawab memilih kehidupan pribadi masing-masing sesuai dengan kehendak bebas (free will) masing masing tanpa diintervensi orang lain secara berkeadilan. 

Jika diselidiki lebih mendalam pilihan pertama (1) diatas lebih berfokus pada rasio (logika), hati yang baik dan keinginan bekerja untuk menghasilkan berbagai produk dari usaha sendiri. Misalnya untuk siswa dan mahasiswa yang sekolah harus menghasilkan hasil ujian atau belajar yang terpercaya seperti untuk mahasiswa adalah skripsi/ tesis/ disertasi maupun berbagai produk kreativitas lainnya seperti prototipe alat/ ide, metode membuat produk makanan tahan busuk dalam jangka panjang, dan juga karya riset yang telah teruji dalam bentuk publikasi nasional / internasional.

Sedangkan pada piliha kedua (2) di bagan penjelasan gambar, hidup berbasis pendidikan yang sesuai dokma/ doktrin agama dan kepercayaan masing-masing.  Hasil riil cara hidup seperti ini biasanya memiliki kehidupan sharing Firman kepada sesama dalam kehidupannya sehari-hari. Masalah utama disini, seringkali sharing Firman menurut kepercayaan ini tidak diikuti produk penerapan dalam tingkah laku hidup sehari-hari, sehingga seperti iman teguh yang tanpa perbuatan-perbuatannya.

Pada kesimpulan tulisan singkat ini, kami tidak ingin menghakimi pilihan mana yang baik dan benar, karena setiap orang memiliki budaya, kebiasaan hidup dan pengaruh keluarga serta lingkungan masing-masing. Silahkan diselidiki kira-kira hidup kita masing-masing lebih cenderung di pilihan tipe (1) atau pilihan tipe (2) diatas. Jika anda menanyakan saya pribadi maka saya jujur lebih condong ke tipe (1).

Semoga pencerahan sederhana ini dapat menginspirasikan para sahabat nusantara untuk terus belajar dan berkontribusi pada sesama manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun