Mohon tunggu...
Prof. Hendry I. Elim
Prof. Hendry I. Elim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Prof. H. I. Elim, a Simple Physicist with 3 main writing issues: [1]. Creative and Innovative Intellectual Educator; [2]. Freedom of Innovation works (Kerja Merdeka Berkreasi), and [3]. Amazing Natural Resources of Indonesia Archipelago. Prof. Elim is originally a creative, innovative, and disruptive Indonesia physicist .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Filsafat Kuno Perayaan Budaya "Thanksgiving Day"

28 November 2023   20:08 Diperbarui: 29 November 2023   13:22 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sharing penjelasan Thanksgiving day versi moderen (~1863). (Dokumentasi pribadi)

Prof. Hendry Izaac Elim, Ph.D

Ilmuan fisika, Universitas Pattimura (UNPATTI).

Thanksgiving Day merupakan perayaan tahunan di Amerika dan beberapa negara lainnya. Perayaan ini biasanya berhubungan dengan makan-makan bersama dan ada sajian ayam kalkun panggang, serta makan lainnya seperti kentang rebus, pumpkin, maupun buah-buahan dan salad.

Pada tulisan ini saya ingin menyajikan sisi lainnya dari perayaan Thanksgiving Day, kebetulan hari ini 28 November 2023, di American Corner Universitas Pattimura, kami diundang dalam perayaan tersebut bersama dengan berbagai pihak alumnus USA. 

Beberapa pengurus yayasan yang anggotanya pernah ikut program ke Amerika, maupun sukarelawan dan para mahasiswa yang belajar bahasa Inggris secara regular di American Corner.

Malam yang indah disertai hujan deras ketika acara perayaan akan segera dimulai sekitar jam 5:30 sore. Kebetulan beberapa minggu terakhir di kota Ambon, panas sangat terik terus menerus terjadi dengan rata-rata temperatur di atas 31 derajat Celsius. 

Sebuah berkat hujan sore-sore yang membuat tanda berkat melimpah sesaat sebelum acara perayaan yang telah dikoordinasi dan dipersiapkan oleh pengurus dan direktur American Corner, ibu Inggrit Tanasale, Ph.D.

Suasana ceria di american corner sesaat sebelum pembukaan Thanksgiving day. (Dokumentasi pribadi)
Suasana ceria di american corner sesaat sebelum pembukaan Thanksgiving day. (Dokumentasi pribadi)

Saya sangat bahagia bisa diundang malam ini dalam suasana kehangatan dan keceriaan serta candaan dan saling menyapa dan berseNda gurau sambil mendengar penjelasan tentang Thanksgiving day oleh Direktur maupun sukarerawan serta kesaksian alumnus USA ketika dalam mengalami kehidupan di beberapa kota (states) di Amerika. 

let's have a cheers ...said Prof. Elim to have a nice shoot. (Dokumentasi pribadi)
let's have a cheers ...said Prof. Elim to have a nice shoot. (Dokumentasi pribadi)

Anyway, filsafat kuno dari budaya perayaan Thanksgiving Day di sini dimulai sekitar 400-tahun sebelum perayaan tersebut dimulai secara nasional diakui pemerintah Amerika pada tahun 1863.

Foto dengan Mt. Amin dari Bangladesh (T-Shirt Bitu tua) yang hadir juga pada perayaan. (Dokumentasi pribadi)
Foto dengan Mt. Amin dari Bangladesh (T-Shirt Bitu tua) yang hadir juga pada perayaan. (Dokumentasi pribadi)

Ketika saya tiba pada saat hujan deras di American Corner yang letaknya di dalam perpustakaan pusat Universitas Pattimura, direktur American Corner masih dalam perjalanan, sedangkan para pengunjung dan undangan telah memenuhi ruangan perayaan. 

Karena saya merupakan mantan sukarelawan yang mengajar di American Corner, UNPATTI pada periode 2015-2017. Saya pun berinisiatif untuk sharing pengalaman saya tentang pemahaman perayaan Thanksgiving Day yang saat itu (2015-2017) ada juga pengajar sukarelawan asing dari New York yang bersamaan dengan saya mengajar. Sehingga saya langsung mendengar penjelasan tentang asal usul Thanksgiving Day.

Pembukaan acara perayaan Thanksgiving day oleh Ibu Direktur, Inggrit Tanasale, Ph.D. (Dokumentasi pribadi)
Pembukaan acara perayaan Thanksgiving day oleh Ibu Direktur, Inggrit Tanasale, Ph.D. (Dokumentasi pribadi)

Kesempatan sharing pun saya ambil untuk menjelaskan asal usul mulainya perayaan Thanksgiving Day. Tulisan ini saya ingin menjelaskan filsafat kuno yang tidak banyak dicatat dalam sejarah Amerika.

Sharing penjelasan Thanksgiving day versi moderen (~1863). (Dokumentasi pribadi)
Sharing penjelasan Thanksgiving day versi moderen (~1863). (Dokumentasi pribadi)

Hal menarik dalam perayaan kuno Thanksgiving Day adalah kerja sama antara spirit pendatang yang ingin hidup lebih layak di daerah baru dari luar negeri, dengan penduduk asli Indian di Virginia, bagian timur benua Amerika.

Contoh tampilan jenis makanan tahunan saat Thanksgiving day di America. (Dokumentasi pribadi)
Contoh tampilan jenis makanan tahunan saat Thanksgiving day di America. (Dokumentasi pribadi)

Belajar dari tahun pertama 1492, tim pertama Inggris ke Virginia untuk hidup baru di daerah baru, mereka tidak bekerja sama dengan penduduk asli Indian. 

Hasilnya setelah 1 tahun bekerja secara grup yang uniform, mereka semua meninggal karena tidak sanggup bertahan hidup karena kelaparan dan kondisi udara dingin yang sulit dalam keterbatasan bercocok tanam.

Contoh makan ayam kalkun panggang di American Corner saat Thanksgiving day. (Dokumentasi pribadi)
Contoh makan ayam kalkun panggang di American Corner saat Thanksgiving day. (Dokumentasi pribadi)

Tahun kedua di sekitar 1493, tim kedua dari Inggris dengan kapal mereka berlayar menuju ke Virginia. Kali ini mereka belajar filsafat kuno setempat dengan berbaur dan kerja sama dengan penduduk asli untuk menangkap ikan disungai dan bercocok tanam jagung dan sayuran. 

Hasilnya setelah 1 tahun hidup berdampingan dengan penduduk asli Indian, seluruh tim kedua Inggris berhasil selamat semuanya. Untuk mengekspresikan kehidupan, mereka merayakan Thanksgiving Day untuk pertama kalinya di benua Amerika tahun 1494. 

Kesimpulan bahwa pelajaran implementasi hidup membaur dengan penduduk asli dan saling menghargai sesama manusia ini merupakan filsafat kuno yang dapat kita ambil pada perayaan Thanksgiving Day di samping acara makan-makan ayam kalkun panggang dan makanan lezat lainnya. 

Semoga filsafat kuno yang telah lama ditinggalkan penduduk di abad modern 21 ini dapat dibangkitkan kembali untuk mewujudkan kedamaian hidup bertetangga dan keselamatan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun