Kisah Puisi: 5 Prof. Cina dan 1 Murid Berbakat
Oleh Prof. Hendry Izaac Elim, Ph. D
Suatu waktu di sebuah institusi ternama di benua Asia, ada 5 Profesor Cina yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi Eropa dan Amerika.
Pada memasuki usia ke 33, seorang murid berbakat ini menghadapi hasil ujian akhir dari proses belajar untuk ke jenjang tertinggi akademik.
Karena rumitnya aturan akademik dan tingginya kualitas pendidikan di institusi ternama tersebut maka terjadilah pertimbangan di institusi tersebut tentang murid berbakat ini.
Murid berbakat ini sangat bertalenta dalam mengembangkan ilmu, tetapi agak lemah didalam ketekunan belajar mata kuliah. Padalah untuk memperoleh gelar akademik tertinggi diperlukan hasil optimum dari kedua sisi yang disebutkan.
Maka timbulah rapat di institusi tersebut, seluruh profesors dari berbagai negara yang bekerja di institusi tersebut mulai rapat.
Terjadilah perdebatan yang sangat alot (a complex debate) dalam memutuskan apakah murid yang sangat berbakat dalam mengembangkan ilmu tersebut dapat diluluskan atau tidak untuk berhak atas gelar akademik tertinggi di institusi bergengsi itu.
Dari sekitar puluhan professors dengan latar belakang banyak negara mulai mengemukakan pendapat masing masing tentang kualitas murid itu.
Singkat cerita, ada 5 Profesor Cina yang bersahabat akrab dan saling menghargai pada institusi tersebut.
Karena setiap Profesor dari negara negara diluar Cina ini terus bersih kukuh bahwa kedua sisi peraturan akademik harus digenapi, maka timbulah keputusan untuk menggagalkan murid yang berbakat ini.
Akhir dari cerita ini, dibuat keputusan rapat tertutup antar professors banyak negara tersebut bahwa: jika ada 5 atau ~10℅ professors yang setuju untuk meluluskan murid yang sangat berbakat mengembangkan ilmu, namun kurang tekun dalam belajar mata kuliah  para professors, maka seluruh tim professors akan setuju meluluskan murid berbakat riset murni itu.
Sehingga mulailah dilakukan prosedur voting. Tiba tiba sebelum voting dilakukan, secara serentak 5 Profesor Cina tersebut mengangkat tangannya dan mulai saling bertatapan kaget.
Akhirnya, pimpinan Profesor banyak negara tersebut mempersilahkan mereka berlima berkomentar. Ternyata mereka berlima memiliki pikiran yang sama untuk setuju meluluskan murid negara asing yang berbskat dan berbudi baik itu... Wow... ~10% voting setuju telah tercapai tanpa harus memungut satu persatu voting dari para Profesor banyak negara.
Kesimpulan disini adalah bahwa untuk mencapai kegeniusan bertindak diperlukan pilihan 1 sisi terbaik dari 2 sisi total aturan.
Kenyataannya, setelah ~20 tahun kemudian murid berbakat riset itu, telah menjadi Profesor terbaik di salah satu provinsi pada negaranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H