Sebagai akibatnya banyak terjadi kepincangan bahkan amputasi perjalanan pendidikan negara di daerah yang banyak pulau-pulau kecilnya yang berjumlah ratusan bahkan ribuan seperti propinsi Maluku Utara (~400 pulau) dan propinsi Maluku (~ 1344 pulau). Â Jika hal ini terus tidak diubah atau diatur dengan kebijakan khusus daerah kepulauan maka akan timbul kesenjangan pendidikan nasional antara pendidikan di pulau besar dan di pulau-pulau kecil yang sangat membutuhkan biaya operasional yang besar dalam peningkatan dan implementasi pendidikan.Â
Pada tulisan hari ini, kami mengilustrasikan bagaimana gereja protestan Maluku (GPM) melalui sekolah YPPK Dr. J.B. Sitanala yang telah berjuang lebih dari 40 tahun mendidik para siswa mulai dari Maluku Utara hingga Maluku dalam menerapkan hari pendidikan GPM dalam 2 tahun terakhir ini sejak 2022 di kepulauan Aru, kota kabupaten Dobo dan di kepulauan Kei, kota kecamatan Langgur pada 2023 melalui pelaksanaan Festival Peneliti Belia tingkat TK, SD, SMP, dan SMA.Â
Dalam menjelaskan suatu kreatifitas dan inovasi siswa terutama siswa SD, SMP dan SMA yang telah berhasil masuk babak final lomba fastival peneliti belia tahunan YPPK Dr. J.B. Sitanala maka pada berbagai seleksi gambar peserta dan acara pembukaan hingga penyerahan hadiah pemenang di kota Tual, dan kota kabupaten Langgur, kepulauan Kei, propinsi Maluku diurutkan sebagai berikut:
[1]. Perencanaan berkesinambungan hari Pendidikan GPM dan Festival Peneliti Belia tahunan tingkat TK, SD, SMP dan SMA antar sekolah YPPK Dr. J.B. Sitanala yang berjumlah sekitar ~434 seolah dari propinsi Maluku Utara hingga propinsi Maluku:
[2]. Contoh tim finalis TK dan SD:
 [3]. Contoh tim finalis SMP:Â