Hasil ini disertai analisis riset pengabdian pada masyarakat berupa asistensi mengajar telah memacu (triggered) dan membangkitkan semangat belajar para siswa (terlihat di lampiran gambar-gambar pada artikel ini) sehingga mereka memiliki mimpi yang baru (bright new dreams) yang bertujuan untuk membangun dasar masa depan sumber daya manusia (human resources foundation) dari daerah pesisir yang kaya akan berbagai sumber daya alam dan energi lokal.Â
Hal tersebut sesuai pepatah lokal rakyat Maluku: "Bambu yang masih muda masih dapat ditekuk/dibentuk."
Kesimpulan dan pendapat pribadi kami yaitu untuk melayani masyarakat kepulauan khususnya Daerah 3T diperlukan pemahaman local wisdom setempat berupa budaya dan adat istiadatnya dalam asistensi mengajar di ketiga bidang dasar Matematika, IPA dan Bahasa Inggris.Â
Para ilmuan yang bertugas melayani diharapkan paling sedikit menguasai 2 bidang dari ketiga mata pelajaran dasar utama tersebut.Â
Langkah selanjutnya adalah menjangkau sekolah SD dan SMP di Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku yang terdiri dari 726 pulau-pulau kecil yang kaya akan sumber daya alam khususnya perikanan laut berupa ikan, lobster dan teripang.
Semoga hasil pencapaian kami ini dapat menunjang program kabinet Indonesia Maju dari pembangunan Daerah 3T di Timur Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H