Mohon tunggu...
Elika Puspa Maharani
Elika Puspa Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hubungan Internasional S1 (Universitas Kristen Satya Wacana)

Saya merupakan seorang Mahasiswa yang mengambil Program Studi Hubungan Internasional. Saya juga memiliki hobi menulis yang sudah saya lakukan sejak saya di duduk di Sekolah Dasar. Selain itu, saya juga gemar untuk melihat fenomena-fenomena sosial yang terjadi disekitar saya untuk dijadikan bahan tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Fim Barbie (2023): Salah Satu Visualisasi Konkret Tuntutan "Double Standart" Wanita Masa Kini?

19 Agustus 2023   21:45 Diperbarui: 20 Agustus 2023   10:51 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Barbie yang rilis pada tahun Juli 2023 yang lalu, adalah film yang bergenre romansa diselipi beberapa unsur komedi di dalamnya. Disutradarai oleh Greta Gerwig, film ini memberikan sajian yang ringan mengenai kehidupan Barbie sehari-hari. 

Dalam cerita tersebut seluruh tokoh perempuan dipanggil dengan julukan “Barbie” dan tokoh laki-laki dipanggil dengan nama Ken. Adapun dalam film tersebut para Barbie memiliki kehidupan yang sempurna dengan paras yang cantik, memiliki keahlian yang beragam dan selalu gembira dalam segala situasi. 

Berbeda dengan nasib Ken, mereka hanya bisa melakukan aktivitas dengan segala keterbatasan salah satu contohnya tidak dapat menjadi seorang pemimpin. 

Pada suatu ketika ada salah seorang Barbie yang mengalami cedera fisik yaitu kakinya tidak bisa berjinjit selayaknya seperti Barbie pada umumnya. Karena hal tersebut, ia diberi sebuah pemboikotan yang dilakukan oleh para Barbie yang lain. 

Pada akhirnya Barbie dengan telapak kaki lurus mencari segala cara agar dapat memulihkan kesempurnaan fisiknya agar masih relevan untuk menduduki gelar “Barbie”.

 Pemaknaan mengenai Film Barbie tidak sesederhana apa yang disajikan. Meski disajikan dengan cukup fun tetapi amanat yang disampaikan film tersebut cukup menohok.

 Diceritakan saat Barbie dan Ken menuju ke dunia nyata untuk mencari solusi dari permasalahan pada kaki Barbie, Ken melihat bahwa di dunia nyata peran seorang pria cukup berkuasa dan berdampak. Hal tersebut seolah-olah berbanding terbalik dengan apa yang ia alami di dunia Barbie. 

Di dunia nyata seorang pria dapat menjadi pemimpin, memiliki pekerjaan layak, bahkan diberi kesempatan penuh untuk berkarir. Menurut paham patriarki, dunia nyata yang dilihat Ken dinilai cukup “patriarkis”. 

Hal ini dikarenakan semua yang ada di dunia nyata didominasi oleh seorang pria dan peran wanita yang masih sangat terbatas. Lalu pada akhir cerita ada seorang tokoh yang menawarkan mengenai konsep kesetaraan gender untuk mencapai dunia yang semestinya terjadi. 

Secara tersirat dapat diartikan bahwa Film Barbie ini mempromosikan mengenai kesetaraan gender dan anti-patriarkisme. Hal tersebut dilakukan karena pada masa yang tergolong sudah maju, patriarki masih melekat kuat di benak masyarakat. Dapat dilihat di Indonesia bahwa patriarkisme masih tertanam kuat pada pandangan warga negaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun