Mohon tunggu...
Elijah Joseph Angelo Trisona
Elijah Joseph Angelo Trisona Mohon Tunggu... Lainnya - Laki-laki

SMAN 28 Jakarta XI MIPA 1 No. Absen 11

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pane dan Ocep Sahabat Sejati

24 November 2020   12:36 Diperbarui: 24 November 2020   12:43 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama saya pane. saya merupakan seseorang anak kilang minyak yang kaya raya, hidup ku elegan, apa saja yang ku ingin tentu bisa, tetapi kalo permasalahan sahabat ataupun teman saya gak bisa, sebab apa? saya tidak memiliki sahabat ataupun teman di sisiku, karena saya orang nya pendiam dan jutek.

Waktu itu saya sekolah di suatu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta. Waktu mos saya bisa punya sahabat tetapi cuman sebentar karena saya pendiam, sulit buat berteman. Setelah 2 jam sehabis mos saya juga menemukan kelas baru bersama anak- anak lainnya.

Waktu itu terdapat orang mendekati saya, namanya Ocep ia anak kurang sanggup tetapi ia banyak teman waktu MOS. Ocep mendekati saya sebab ia kasihan sama saya tidak memiliki sahabat.

Ocep saat itu mendekati saya dengan membagikan saya santapan. Saya juga saat itu pertama-tama sombong tetapi karena ia memaksa akhiranya pun saya menerima santapan darinya, saya juga mulai bergaul dengannya.

Keesokan nya saya diajak kerumah nya, Ocep adalah anak yatim bapak nya wafat karena terkena sakit stroke. Pada waktu itu ingin membawa kerumah sakit tetapi karena terkendala tidak memiliki duit buat ke rumah sakit maka bapak nya dirawat dirumah.

Selang seminggu setelah itu penyakit bapak nya kambuh lagi serta penyakit nya kian parah. Dan pada akhirnya pun bapak ocep terpanggil oleh yang maha kuasa. Ocep pun masih juga tidak yakin bapak nya pergi untuk selamanya.

Seminggu sehabis bapak nya wafat ia juga mengambil alih posisi bapak nya bagaikan kepala keluarga serta tulang punggung untuk keluarga nya. ia memiliki adik wanita nama nya aisyah kelas 2 SD.

Aisyah juga menolong bunda nya buat berjualan gorengan itu juga kadangkala laris manis kadangkala tidak.

Sedangkan Ocep setelah pulang sekolah ia juga berangkat ke pasar untuk mencari nafkah keluarga nya dirumah.

Tiap hari ia jadi kuli panggul, saya juga menangis memandang keadaan rumah nya yang atap-atap nya telah bolong, cat bilik rumah telah kumal.

Pekerjaan bunda nya yang menjadi cuci, tiap hari ia mendapatkan order baju dari orang sebelah nya.

Dalam satu hari pemasukan mencuci baju dari bunda nya cuma tidak seberapa cuma 10 ribu hingga 40 ribu rupiah.

Kadang kala itu dapat buat buat makan saja, Ocep juga tidak sempat memohon apa- apa dari bunda nya. buat duit sekolah, saku, dan lain-lain ocep dapatkan duit nya hasil dari kuli panggul nya di pasar.

Sebenarnya saya ingin menolong nya namun ia menolak dengan halus, karena segan saja sama saya.

Pada suatu hari saya juga kerumah nya untuk menolong nya bekerja dipasar, saat itu ia menolak buat bekerja dengan nya, tetapi saya ngotot buat bekerja dengan nya, akhir nya ia juga menerima pula.

Dari sekitar jam 8 pagi hingga jam 5 sore saya membantu nya, awalnya berat mengangkut beban yang ku membawa sebab menjajaki bagaikan kuli panggul, tetapi ku coba untuk membantu Ocep.

Pada akhirnya saya dapat mengangkut beberapa barang yang memiliki pelanggan Ocep, dan akhirnya kami berdua menemukan kan duit 60 ribu rupiah.

Ocep sebenarnya memberiku duit tetapi saya tolak

“pan ini buat mu sebab kamu udah nolong saya” kata Ocep

Saya juga menanggapi “Gak harus lah kan itu kan buat kamu, saya udah ada duit ku sendiri, itu buat mu aja kan kalian perlu duit buat sekolah.”

Akhir nya ia menaruh duit nya dalam saku.

Jam 5. 30 sore kami berdua kembali kerumah Ocep, duit tersebut di bagikan buat bunda nya buat beli beras serta lauk pauk.

Besoknya hari senin pagi saya pun berangkat ke sekolah, saya menjemput nya dirumah dengan bawa mobil.

“cep mari lah naik ke mobil saya kita berangkat bersama”

Ocep menanggapi “tidak ah pan, lebih baik aku berjalan kaki saja.”

Kemudian saya menyaut “Jangan lah cep, nanti malah kesiangan loh kerena saat ini sudah jam 7.”

“ya udah deh saya turut sama kalian” kata Ocep

“Nah gitu dong kita berangkat kembali bersama, karena saat ini kamu sahabat spesial aku.”

Kami juga menangis senang seakan- akan ini suatu mujizat, Kami juga peluk hangat sebab senang jadi teman.

Susah dan bahagia kami lakukan bersama sama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun