Aku celingak-celinguk mencari dia, mantanku. Ke mana dia? Kenapa belum terlihat juga? Ah, mungkin belum datang. Mungkin juga sedang tugas luar atau semacamnya. Dia memang sukses menjadi dosen dengan berbagai jabatan dan kesibukan yang pasti menyita waktunya. Saat ini mungkin dia pun tengah sibuk. Aku kembali mengamati hal-hal dan orang-orang di sekitarku, yang hampir semuanya tidak kukenal.
Selepas disalatkan, janazah dibawa ke pemakaman. Aku dan kakak ipar bergabung dengan para wanita yang mulai bergerak dari rumah. Hanya beberapa langkah kami sampai di pemakaman.
Cukup lama juga kami menunggu jenazah. Setelah yang kami tunggu tiba, proses pemakaman pun dimulai dan di saat itulah aku melihatnya. Dia berbaju koko warna orange. Loh, kenapa orange, bukan hitam?
Dia menggandeng anak kecil laki-laki dengan kisaran umur lima tahun. Anak itu gemoy dan menggemaskan. Mungkin menuruni tampilan.....ibu atau bapaknya. Aku pastikan anak itu adalah cucunya. Aku sering melihatnya di media sosial milik mantanku itu.
Tetiba kakiku bergerak menuju dia. Kutepuk punggungnya pelan. Dia berbalik dan terkejut, "Eh, Eli. Sama siapa?" tanyanya.
"Sama teteh," jawabku menunjuk kakak iparku di samping.
Dia bersalaman dengan tetehku. "Dari tadi di mana?" lanjutnya.
"Di rumah duka," imbuhku.
"Oh." Cuma itu responnya.
Aku mundur beberapa langkah dan keluar dari pemekaman. Kami kembali otewe pulang karena belum salat Asar.
Sudah begitu saja?