HARI BUKU NASIONAL KE 19Khairu jaliisin fizzamani kitaabun
(Sebaik-baik teman duduk di setiap waktu adalah buku
Pepatah Bahasa Arab ini sering kita jumpai di mana-mana, terutama di perpustakaan, tempat di mana sekumpulan buku dipajang dan diperuntukkan untuk dibaca. Tempat di mana sekumpulan ilmu dan informasi berseteru. Tempat di mana jiwa dan pemikiran kita akan diisi dengan nutrisi yang sangat bermanfaat dan mujarab.
17 Mei 2002 adalah waktu pertama kali ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional oleh Kemendikbud dari kabinet gotong-royong periode 2001 -- 2004, Bapak  Abdul Malik Fadjar. Hari buku dicetuskan sebagai salah satu upaya untuk menjawab keprihatinan pada tahun itu, di mana hanya 18 ribu buku yang dicetak dalam satu tahun. Berarti kurang dari 50 buah buku perharinya.
Sebagai warga negara yang baik, saya ingin mendukung upaya pemerintah dalam memeriahkan dunia buku di Indonesia. Jika belum bisa pada tahap membuat dan mencetak buku, minimal sekali ikut berpartisipasi dalam pembelian buku.
Siang ini, pukul 11, saya mengajak si bungsu Akifa dan Kakaknya, Shidqi untuk mengunjungi salah satu toko buku di kota kami, Cilegon. Setelah mereka berdua siap, saya sampaikan perihal hari buku Nasional.
"Akifa, Kiki! Kalian tahu tidak, hari ini adalah Hari Buku Nasional. Jadi, kita akan mengunjungi toko buku."
"Horreee ..., " Akifa bersorak kegirangan. "Akifa mau beli buku, boleh kan, Ma?"
"Harus! Akifa sama Kiki hari ini harus beli buku karena hari ini hari buku dan harus pakai uang sendiri,"
"Kok gitu?" tanya Akifa.
"Kan Akifa sama Kiki punya uang jadi pakai uang masing-masing untuk beli buku. Jangan sayang-sayang. Buku itu banyak manfaatnya." Saya memberikan penguatan pada mereka.
"OK," jawab Kiki.
