Kerbau sendiri merupakan hewan domestik yang akrab dalam kehidupan masyarakat agraris di Indonesia. Identik dengan kehidupan sederhana dan apa adanya. Memakan rumput yang tersedia di lingkungan sekitarnya, termasuk pula berakvitas secara langsung dalam lingkungan tempatnya hidup. Karena itu secara intrinsik teologi kerbau mengarahkan pada ajaran tentang kesederhanaan sebagaimana pola aktivitas kerbau yang apa adanya. Selain itu, teologi kerbau juga mengajarkan agar aktivitas pewartaan selaras dengan kehidupan nyata di Indonesia yang mana kesederhanaan merupakan suatu keniscyaan dalam menghadapi trend konsumerisme, hedonisme, dan FOMO yang destruktif. Arti penting kontekstualitas dalam rangka kesederhanaan dalam berwarta terungkap dari pernyataan Koyama yang mengatakan bahwa: "I will preach more about; rice, bananas, pepper, dogs, cats, bicycles, fertilizer, rainy season, leaky house, fishing, cockfighting and stomach ache. This is a picture of the life of local church members which has meaning for them." Beras, pisang, lada, anjing, kucing, sepeda, pupuk, dan sebagainya tersebut merupakan bagian tidak terpisahakan dari kehidupan masyarakat sehingga aktivitas berteologis yang sederhana sudah seharusnya mencakup pula wacana mengenai hal-hal tersebut.
Kehidupan masyarakat Indonesia yang telah mulai terjangkiti penyakit kultural seperti konsumerisme, hedonisme, dan sindrom FOMO telah menempatkan kehidupan banyak orang pada kesulitan dan mendorong percepatan terjadinya krisis ekologis yang semakin buruk. Mengikuti konstruksi berpikir dalam teologi kerbau maka laku teologi yang relevan adalah laku berteologi yang dapat menanggapi kondisi tersebut. Kritik teologis terhadap keburukan hidup berciri hedonis dan konsumtif serta perilaku FOMO perlu dilakukan. Demikian pula kesederhanaan sebagaimana teladan dari Yohanes Pembaptis pun perlu dilakukan. Seluruh laku berteologi itu dilakukan dalam bentuk pewartaan yang juga sederhana agar dapat mudah dimengerti oleh masyarakat Indonesia.
Daftar Pustaka
Adiprasetya, Joas. "Nabi Dan Sahabat: Teologi Publik Sebagai Keterlibatan Simbolis." Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 5, no. 2 (2022): 283--299.
Akbar, Rizki Setiawan, Audry Aulya, Adra Apsari, and Lisda Sofia. "Ketakutan Akan Kehilangan Momen (FOMO) Pada Remaja Kota Samarinda." Psikostudia: Jurnal Psikologi 7, no. 2 (2018): 38--47.
Indah, Astrid Veranita. "Panic Buying: Konsumerisme Masyarakat Indonesia Di Tengah Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Psikoanalisis Jacques Lacan." Jurnal Filsafat 31, no. 1 (2021): 24--48.
Kotler, P. Marketing Management: An Asian Perspective. 7th ed. London: Pearson One, 2017.
Limbong, Nurelni. "Spiritualitas Keugaharian (Studi Injil Lukas 3:10-14)." Jurnal Teologi "Cultivation" 4, no. 1 (2020): 104--114.
Ndorang, Theofilus Acai. "Teologi Kerbau Dan Tanggapannya (Telaah Atas Model Teologi Kontekstual Ala Kosuke Koyama)." JURNAL JUMPA VII, no. 1 (2019).
Siburian, Ramsida N, and Robinhot Sihombing. "Modern Christian Theology: An Analysist at Kosuke Koyama's Perspective." Multiscience 2, no. 1 (2022).
Supelli, Karlina. "Instanisasi Dan Hedonisme." Pesona, November 2013.