2. Teknologi dapat mengambil alih (enframing) cara kita memandang dunia dan diri kita sendiri, sehingga kita cenderung melihat dunia dan diri kita sendiri melalui lensa teknologi. Oleh karena itu, kita harus mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari pengembangan teknologi modern dan mengajak kita untuk mempertimbangkan dampak ontologis dari penggunaan teknologi. Enframing adalah cara kerangka teknologi tersebut merubah pemahaman kita tentang eksistensi dan keberadaan. Manusia tidak lagi melihat dunia sebagai sesuatu yang bernilai secara inheren, tetapi sebagai sesuatu yang dapat dimanfaatkan atau dimanipulasi oleh teknologi. Dalam konteks digitalisasi, ini bisa mencakup pandangan manusia terhadap informasi, data, dan koneksi sebagai komoditas yang dapat diukur dan dimanfaatkan.
3. Heidegger menunjukkan bahwa teknologi dapat menyebabkan manusia "lupa akan keberadaan" atau melupakan sumber asal eksistensi mereka. Dalam konteks digitalisasi, ini dapat merujuk pada kecenderungan kita untuk terlalu terfokus pada alat dan data, dan melupakan makna dan nilai yang mendasari keberadaan manusia. Pemahaman ontologis tentang teknologi penting untuk memahami dampak teknologi pada manusia dan dunia. Kita harus mempertimbangkan bagaimana teknologi memengaruhi cara kita memahami eksistensi dan keberadaan kita.
4. Heidegger menyatakan bahwa teknologi mengeluarkan atau menantang segala sesuatu ke dalam keberadaannya. Teknologi mengekstraksi, memproduksi, dan mengelola sumber daya sesuai dengan logika efisiensi dan produktivitas. Dalam dunia digital, ini dapat dilihat dalam ekstraksi data, penggunaan algoritma untuk memecahkan masalah, dan pengejaran efisiensi melalui teknologi. Kita harus mempertimbangkan dampak teknologi pada lingkungan dan masyarakat. Kita harus mempertimbangkan dampak teknologi pada lingkungan dan masyarakat, serta mempertimbangkan cara-cara untuk mengembangkan teknologi yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.
5. Heidegger menyarankan bahwa mungkin ada harapan dalam penggunaan yang benar dari teknologi, yang disebut "saving power" atau "kekuatan penyelamatan." Meskipun teknologi dapat menjadi tantangan, Heidegger menyarankan bahwa pemahaman yang benar dan penggunaan yang tepat dapat membantu manusia menyelamatkan diri dari konsekuensi destruktifnya.
Kita dapat mempertimbangkan dampak ontologis dan eksistensial dari teknologi pada manusia dan dunia, serta mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari pengembangan teknologi modern. Kita juga dapat mempertimbangkan cara-cara untuk mengembangkan teknologi yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Dalam pandangan Heidegger, pemahaman ontologis tentang teknologi penting untuk memahami dampak teknologi pada manusia dan dunia. Kita harus mempertimbangkan bagaimana teknologi memengaruhi cara kita memahami eksistensi dan keberadaan kita. Oleh karena itu, Heidegger menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak teknologi pada lingkungan dan masyarakat, serta mempertimbangkan cara-cara untuk mengembangkan teknologi yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Pandangan Heidegger terhadap teknologi sangat kritis dan kompleks. Dia menyoroti dampak ontologis dan eksistensial dari teknologi pada manusia dan dunia, serta mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari pengembangan teknologi modern. Oleh karena itu, pandangan Heidegger dapat membantu kita untuk lebih bijaksana dalam menggunakan dan mengembangkan teknologi, serta memahami dampaknya pada manusia dan dunia.
Heidegger melakukan kritik terhadap teknologi dan digitalisasi manusia karena ia melihat bahwa teknologi modern telah mengubah cara manusia memandang dunia dan diri mereka sendiri. Menurut Heidegger, teknologi bukan hanya sekadar alat atau mesin, tetapi merupakan suatu modus dari pengungkapan (revealing) yang memengaruhi cara manusia memahami dunia. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan dampak ontologis dan eksistensial dari teknologi pada manusia dan dunia.
Heidegger juga menyoroti bagaimana teknologi dapat mengambil alih (enframing) cara kita memandang dunia dan diri kita sendiri, sehingga kita cenderung melihat dunia dan diri kita sendiri melalui lensa teknologi. Dalam konteks digitalisasi manusia, Heidegger melihat bahwa teknologi digital telah mengubah cara manusia memandang diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan dunia. Teknologi digital telah mengubah cara manusia berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain, serta memengaruhi cara manusia memahami eksistensi dan keberadaan mereka.
Heidegger juga menyoroti pandangan instrumental terhadap teknologi, di mana teknologi dianggap semata-mata sebagai alat untuk mencapai tujuan manusia. Dalam konteks digitalisasi manusia, Heidegger melihat bahwa teknologi digital seringkali digunakan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa mempertimbangkan dampak ontologis dan eksistensialnya pada manusia dan dunia.