Mohon tunggu...
Eliezer Panjaitan
Eliezer Panjaitan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM 55522110007 - Dosen Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Kritik Teknologi dan Digitalisasi Manusia Teori Martin Heidegger (55522110007_Eliezer TM Panjaitan)

17 Desember 2023   00:16 Diperbarui: 17 Desember 2023   00:57 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Martin Heidegger, memiliki pandangan kritis terhadap teknologi modern dan bagaimana teknologi memengaruhi manusia dan dunia. Dalam pandangan Heidegger, teknologi modern cenderung memperlakukan alam dan manusia sebagai sekadar sumber daya yang dapat dimanfaatkan, tanpa mempertimbangkan dampak ontologisnya. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa Heidegger akan memiliki pandangan kritis terhadap digitalisasi manusia.

Pandangan Heidegger terhadap teknologi sangat kritis dan kompleks. Menurut Heidegger, teknologi bukan hanya sekadar alat atau mesin, tetapi merupakan suatu modus dari pengungkapan (revealing) yang memengaruhi cara manusia memahami dunia. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan dampak ontologis dan eksistensial dari teknologi pada manusia dan dunia. Heidegger menekankan bahwa teknologi modern cenderung memengaruhi cara manusia memandang dunia dan diri mereka sendiri. Dalam konteks digitalisasi manusia, Heidegger mungkin akan menyoroti bagaimana penggunaan teknologi digital, terutama dalam bentuk komputasi dan kecerdasan buatan, memengaruhi cara manusia berinteraksi dengan dunia dan sesama manusia. Dia mungkin juga menekankan bahaya dari penggantian pengalaman manusiawi dengan pengalaman digital yang cenderung mengurangi kedalaman dan autentisitas pengalaman manusia.

Heidegger juga menyoroti bahaya dari pandangan instrumental terhadap teknologi, di mana teknologi dianggap semata-mata sebagai alat untuk mencapai tujuan manusia. Kritik ini menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan dampak ontologis dan eksistensial dari penggunaan teknologi, dengan demikian, eksplorasinya membantu kita mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari pengembangan teknologi modern dan mengajak kita untuk mempertimbangkan dampak ontologis dari penggunaan teknologi.

Dalam konteks digitalisasi manusia, Heidegger mungkin akan menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak teknologi pada manusia dan lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat mencakup pertimbangan tentang bagaimana teknologi digital memengaruhi cara manusia berpikir, merasakan, dan berinteraksi dengan lingkungan mereka. Oleh karena itu, Heidegger mungkin akan menekankan pentingnya penggunaan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab, serta mempertimbangkan dampak ontologis dan eksistensial dari penggunaan teknologi pada manusia dan dunia.

Menurut Martin Heidegger, pandangan mengenai teknologi tidak hanya terbatas pada alat atau mesin, tetapi juga mencakup cara manusia memahami dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya dan juga merupakan modus pengungkapan (revealing) yang memengaruhi cara manusia memahami dunia. Menurut Heidegger, teknologi bukan hanya alat untuk mencapai tujuan, tetapi juga merupakan cara di mana dunia dan diri manusia diungkapkan dan dipahami.

Heidegger menyoroti bahwa perkembangan teknologi tidak hanya terjadi secara linier atau sebagai akumulasi pengetahuan dan kemajuan teknis semata. Bagi Heidegger, perkembangan teknologi juga melibatkan perubahan dalam cara manusia memandang dunia, memahami diri mereka sendiri, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Heidegger mengemukakan konsep "enframing" (Gestell) untuk menggambarkan bahaya dari cara teknologi memengaruhi cara manusia memandang dunia. Enframing mengacu pada cara di mana teknologi dapat mengambil alih cara manusia memahami dunia dan diri mereka sendiri, sehingga mengarah pada pandangan yang terbatas dan terkondisikan oleh teknologi.

Heidegger juga menyoroti bahaya pengabaian terhadap esensi (Wesen) dari teknologi. Menurutnya, manusia cenderung terjebak dalam penggunaan teknologi tanpa mempertimbangkan esensi sejati dari teknologi itu sendiri, yang dapat mengarah pada alienasi dan pengabaian terhadap aspek-aspek penting dari keberadaan manusia.

Dalam mengkritik teknologi, Heidegger menyoroti bahaya dari pandangan instrumental terhadap teknologi, di mana teknologi dianggap semata-mata sebagai alat untuk mencapai tujuan manusia. Kritik ini menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan dampak ontologis dan eksistensial dari penggunaan teknologi, serta mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari perkembangan teknologi modern.

Dalam konteks digitalisasi manusia, kritik Heidegger terhadap teknologi mungkin juga menyoroti bagaimana digitalisasi dapat mengubah cara manusia memahami diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan dunia di sekitarnya. Hal ini dapat mencakup pertimbangan tentang bagaimana teknologi digital memengaruhi cara manusia berpikir, merasakan, dan berinteraksi dengan lingkungan mereka.

Dalam mengaitkan diskursus kritik teknologi dan digitalisasi manusia dengan pemikiran Heidegger, penting untuk mempertimbangkan konsep-konsep seperti "Gestell" (enframing) dan "Ge-stell" (challenging-forth), yang merupakan inti dari kritik Heidegger terhadap teknologi modern. Konsep-konsep ini dapat memberikan landasan filosofis yang kuat untuk mengeksplorasi dampak teknologi dan digitalisasi terhadap manusia dan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun