Mohon tunggu...
Eliezer Panjaitan
Eliezer Panjaitan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM 55522110007 - Dosen Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 10 - Diskursus Audit Database dan Storage

12 November 2023   01:02 Diperbarui: 12 November 2023   01:23 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam era digital yang terus berkembang, data menjadi aset yang sangat berharga bagi organisasi. Keberhasilan bisnis seringkali tergantung pada bagaimana data dikelola dan dijaga keamanannya. Oleh karena itu, audit database dan penyimpanan (storage) menjadi langkah kritis dalam memastikan integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan informasi.

Audit Database and Storage merupakan proses pemantauan dan pengawasan terhadap akses dan modifikasi objek database dan perangkat penyimpanan yang dipilih sebagai sumber daya dalam operasional database dan perangkat penyimpanan yang berfungsi untuk menyimpan catatan akses yang terperinci di mana catatan tersebut dapat digunakan sebagai alat analisis perusahaan dalam mengambil tindakan atau kebijakan sesuai kebutuhan .

Audit database dan storage memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem informasi yang aman dan efisien. Audit tidak hanya mengidentifikasi potensi risiko, tetapi juga memastikan bahwa kontrol keamanan dan kebijakan akses terimplementasi dengan baik. Audit harus mencakup identifikasi risiko dan ancaman yang mungkin mengancam keamanan database dan storage. Ancaman ini dapat melibatkan serangan siber, kegagalan perangkat keras, atau kebocoran data akibat kesalahan manusia.

Suatu audit yang efektif juga mencakup pemeriksaan kebijakan keamanan yang diterapkan pada database dan storage. Ini termasuk pengaturan hak akses, enkripsi data, serta langkah-langkah keamanan fisik. Pemeriksaan ini membantu memastikan bahwa data hanya diakses oleh individu yang berwenang dan bahwa integritasnya tetap terjaga.

Dalam melakukan audit database dan storage, diperlukan seorang auditor yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan audit atas database dan storage. Auditor harus mampu memahami, menganalisis, mengevaluasi, dan mengimplementasikan audit atas database dan storage . Auditor juga harus memahami konsep database dan storage serta jenis-jenis database yang ada. Auditor bertanggung jawab memberikan gambaran yang akurat tentang keamanan data, membantu organisasi dalam menemukan dan mengatasi potensi risiko.

Sementara itu, auditee atau pemilik database dan storage harus memastikan bahwa database dan storage yang dimilikinya aman dan terlindungi dari ancaman keamanan. Auditee harus memastikan bahwa database dan storage yang dimilikinya telah diatur dengan baik dan sesuai dengan standar keamanan yang berlaku. Peran auditee melibatkan kerjasama yang baik dengan auditor, menyediakan akses yang diperlukan, dan memberikan informasi yang dibutuhkan selama proses audit. Keterlibatan auditee sangat penting untuk kesuksesan audit, karena pemahaman mendalam tentang infrastruktur dan kebijakan internal organisasi menjadi kunci bagi auditor.

Proses auditing melibatkan beberapa langkah yang sistematis. Pertama, perencanaan audit dilakukan untuk mengidentifikasi tujuan, cakupan, dan sumber daya yang diperlukan. Selanjutnya, auditor melakukan evaluasi risiko untuk menentukan area yang perlu diperiksa lebih lanjut. Tahap pemeriksaan melibatkan analisis dokumen, wawancara dengan personel terkait, dan pengujian teknis terhadap infrastruktur. Setelah itu, auditor menyusun laporan audit yang berisi temuan, rekomendasi perbaikan, dan langkah-langkah preventif.

Langkah terakhir adalah implementasi rekomendasi yang dihasilkan dari audit. Organisasi perlu merespons temuan audit dengan cepat, memperbarui kebijakan dan kontrol yang ada, dan melibatkan pihak terkait untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi sistem. Peningkatan berkelanjutan menjadi kunci untuk menjaga keamanan data seiring perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan bisnis.

Beberapa pengujian yang dapat dilakukan dalam kertas kerja audit database dan storage adalah:

Pengujian Keamanan Database, pengujian keamanan database adalah serangkaian langkah dan proses untuk memverifikasi dan mengevaluasi tingkat keamanan sebuah sistem database. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi kerentanan dan risiko keamanan yang dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak sah.

Berikut adalah beberapa langkah yang biasanya dilakukan dalam pengujian keamanan database:

  • Pemindaian Keamanan, penggunaan alat pemindaian keamanan untuk mengidentifikasi port terbuka, layanan berjalan, dan kerentanan potensial dalam sistem database.
  • Pengujian Otentikasi dan Otorisasi, memeriksa proses otentikasi untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang memiliki akses dan mengevaluasi tingkat otorisasi untuk memastikan bahwa hak akses setiap pengguna sesuai dengan kebutuhan bisnis dan prinsip keamanan.
  • Pengujian Enkripsi, menilai implementasi enkripsi data untuk melindungi informasi rahasia dan memeriksa apakah data yang ditransmisikan antara klien dan server atau di dalam database dienkripsi dengan benar.
  • Uji Injeksi SQL, menguji kerentanan injeksi SQL untuk memastikan bahwa input pengguna dikelola dengan benar dan tidak dapat dieksploitasi oleh serangan SQL injection.
  • Pengujian Keamanan Jaringan, memeriksa keamanan jaringan yang mengelilingi database untuk mencegah akses yang tidak sah melalui jaringan.

Evaluasi Integritas Data dalam Database, evaluasi integritas data melibatkan pemeriksaan keabsahan dan kekonsistenan data dalam database. Ini mencakup verifikasi bahwa data sesuai dengan aturan dan standar yang ditetapkan. 

Beberapa langkah yang dilibatkan dalam evaluasi integritas data adalah:

  • Pemeriksaan Aturan Validasi, memeriksa apakah aturan validasi data telah diimplementasikan dengan benar. Contohnya, apakah nilai dalam suatu kolom sesuai dengan tipe datanya atau tidak.
  • Pengujian Kunci Asing, menilai keterkaitan antar tabel dengan memeriksa penggunaan kunci asing. Ini mencakup memastikan bahwa setiap kunci asing merujuk ke kunci utama yang ada di tabel terkait.
  • Pemeriksaan Kesalahan Duplikat, mengevaluasi keberadaan dan manajemen duplikat data yang tidak diinginkan.
  • Uji Konsistensi Referensial, memastikan bahwa hubungan referensial antar tabel tetap konsisten dan tidak terputus.
  • Pengujian Triger Database, mengevaluasi triger database untuk memastikan bahwa perubahan data memicu reaksi yang diinginkan sesuai dengan aturan bisnis.
  • Pemeriksaan Konflik Transaksi, memeriksa integritas transaksi untuk memastikan bahwa transaksi yang dieksekusi secara bersamaan tidak menghasilkan konflik atau kehilangan integritas data.

Analisis Kebijakan Penyimpanan Data, Analisis kebijakan penyimpanan data adalah proses evaluasi terhadap aturan dan pedoman yang mengatur bagaimana data disimpan dalam sistem penyimpanan. Hal ini mencakup peraturan terkait retensi data, tipe data yang dapat disimpan, kebijakan enkripsi, dan pengelolaan ruang penyimpanan. 

Berikut adalah beberapa langkah yang terlibat dalam analisis kebijakan penyimpanan data:

  • Pemeriksaan Kebijakan Retensi, memastikan bahwa data disimpan sesuai dengan kebijakan retensi yang ditetapkan oleh organisasi atau regulasi yang berlaku.
  • Evaluasi Kebijakan Enkripsi, menilai apakah kebijakan enkripsi telah diimplementasikan untuk melindungi data yang disimpan.
  • Pemeriksaan Kebijakan Pengelolaan Ruang Penyimpanan, memeriksa kebijakan terkait alokasi dan pengelolaan ruang penyimpanan untuk memastikan efisiensi penggunaan sumber daya.
  • Pengujian Konsistensi Penyimpanan, mengevaluasi konsistensi implementasi kebijakan penyimpanan di seluruh sistem untuk mencegah inkonsistensi dan ketidaksesuaian.
  • Verifikasi Kebijakan Backup dan Pemulihan, memeriksa apakah kebijakan backup dan pemulihan telah diimplementasikan dengan benar untuk mengamankan data dari kehilangan atau kerusakan.

Pengujian Ketersediaan dan Performa Storage, Pengujian ketersediaan dan performa storage bertujuan untuk memastikan bahwa sistem penyimpanan dapat memberikan akses cepat dan andal ke data. 

Berikut adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam pengujian ini:

  • Uji Ketersediaan, mengevaluasi ketersediaan sistem penyimpanan dalam berbagai kondisi, termasuk selama lonjakan lalu lintas atau situasi darurat.
  • Pengujian Redundansi dan Pemulihan Bencana, memeriksa efektivitas solusi redundansi dan kemampuan pemulihan bencana untuk menjaga ketersediaan data.
  • Pengukuran Waktu Tanggap, mengukur waktu yang diperlukan untuk mengakses dan mendapatkan data dari penyimpanan untuk menilai kinerja.
  • Pengujian Skalabilitas, mengevaluasi kemampuan sistem penyimpanan untuk menangani pertumbuhan data tanpa mengorbankan ketersediaan atau performa.
  • Analisis Penggunaan Sumber Daya, memantau dan menganalisis penggunaan sumber daya, termasuk ruang penyimpanan dan daya komputasi, untuk mengoptimalkan performa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun