Mohon tunggu...
Eliezer Panjaitan
Eliezer Panjaitan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM 55522110007 - Dosen Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 5 - Pengintegrasian Manajemen Risiko dengan Software Development Life Cycle (SDLC) dan Kerangan Risiko menurut ISO 27005

8 Oktober 2023   21:53 Diperbarui: 8 Oktober 2023   22:13 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risk-Management FrameworkJurnal Khalifa AL-Dosari and Noora Fetais/Dokpri

Pengintegrasian antara manajemen risiko dengan SDLC (System Development Life Cycle) adalah penting untuk memastikan bahwa risiko keamanan informasi diidentifikasi, dinilai, dan dikelola secara efektif selama seluruh siklus hidup pengembangan sistem. SDLC memiliki lima tahap, yaitu inisiasi, pengembangan atau akuisisi, implementasi, operasi atau pemeliharaan, dan pembuangan. Manajemen risiko harus diintegrasikan ke dalam setiap tahap SDLC untuk memastikan bahwa risiko keamanan informasi diidentifikasi dan dikelola secara efektif.

Dengan mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam SDLC, organisasi dapat memastikan bahwa risiko keamanan informasi diidentifikasi dan dikelola secara efektif selama seluruh siklus hidup pengembangan sistem. Hal ini dapat membantu organisasi dalam mengurangi risiko keamanan informasi dan memastikan bahwa sistem yang dikembangkan memenuhi persyaratan keamanan yang diperlukan.

Berikut penjelasan Lima tahap tersebut, yaitu:

1. Tahap Inisiasi

Pada tahap inisiasi, manajemen risiko dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko keamanan informasi yang terkait dengan kebutuhan sistem dan menentukan persyaratan keamanan yang harus dipenuhi oleh sistem. 

2. Tahap Pengembangan atau Akuisisi

Pada tahap pengembangan atau akuisisi, manajemen risiko dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko keamanan informasi yang terkait dengan desain dan pengembangan sistem. 

3. Tahap Implementasi

Pada tahap implementasi, manajemen risiko dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko keamanan informasi yang terkait dengan konfigurasi dan pengujian sistem. 

4. Tahap Operasi atau Pemeliharaan

Pada tahap operasi atau pemeliharaan, manajemen risiko dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko keamanan informasi yang terkait dengan operasi dan pemeliharaan sistem. 

5. Tahap Pembuangan (Penghapusan)

Pada tahap pembuangan, manajemen risiko dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko keamanan informasi yang terkait dengan penghapusan sistem.


ISO 27005 adalah standar internasional yang memberikan panduan untuk manajemen risiko keamanan informasi. Kerangka risiko menurut ISO 27005 adalah seperangkat proses yang digunakan untuk mengelola risiko keamanan informasi dalam suatu organisasi. Kerangka risiko ini mencakup beberapa tahap, yaitu:

1. Pendirian Konteks

Tahap ini melibatkan pengumpulan informasi tentang organisasi, termasuk tujuan, struktur, dan lingkungan operasional. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memahami konteks organisasi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko keamanan informasi.

2. Identifikasi Risiko

Tahap ini melibatkan identifikasi potensi ancaman dan kerentanan yang dapat mempengaruhi keamanan informasi organisasi. Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik, seperti analisis SWOT, analisis gap, dan analisis berbasis skenario.

3. Analisis Risiko

Tahap ini melibatkan penilaian risiko yang telah diidentifikasi untuk menentukan tingkat risiko dan dampaknya terhadap organisasi. Analisis risiko dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik, seperti analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.

4. Evaluasi Risiko

Tahap ini melibatkan penilaian risiko yang telah dianalisis untuk menentukan apakah risiko tersebut dapat diterima atau harus dikurangi. Evaluasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai kriteria, seperti kepatuhan hukum, kebijakan organisasi, dan biaya.

5. Perlakuan Risiko

Tahap ini melibatkan pengembangan dan implementasi rencana tindakan untuk mengurangi risiko yang telah diidentifikasi dan dievaluasi. Perlakuan risiko dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi, seperti transfer risiko, mitigasi risiko, dan penerimaan risiko.

6. Monitoring dan Tinjauan

Tahap ini melibatkan pemantauan dan tinjauan terhadap manajemen risiko yang telah dilakukan untuk memastikan bahwa risiko keamanan informasi tetap terkendali dan sesuai dengan tujuan organisasi.

References:

  • AL-Dosari, Khalifa., Fetais, Noora. (2023). Risk-Management Framework and Information-Security Systems for Small and Medium Enterprises (SMEs): A Meta-Analysis Approach. Electronics; Basel Vol. 12, Iss. 17
  • Littlejohn, Earle. (2012). Information Risk Management . 1st ed. Delhi : Research World

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun