19 September, 2013 Dear Diary, This morning I was in a hurry, packed my books dan dressed up . Buru-buru mau ke kampus soalnya ada jadwal kuliah pukul 8.20. Gedung asramaku terletak di sektor 6, sedangkan ruang kuliah adanya di tengah kampus, di gedung Lingguan alias Economics Management Building. Butuh waktu 25 menit untuk jalan kaki menuju ke sana, itu pun kalau jalannya cepat. Dan jam digitalku sudah menunjukkan pukul 7.59, wuaaa…bakalan telat deh. Semoga tidak, jangan sampai citra lelet ala Indonesia muncul di sini. Pakai hijab pink pagi ini, dengan niat puasa Sunnah karena ini hari kamis, aku berjalan cepat penuh semangat. Meskipun yah, nggak begitu antusias dengan mata kuliahnya, soalnya akan pakai pengantar bahasa China yang aku nggak ngerti sama sekali. Bakal merepotkan teman-temanku lagi deh buat transate-in ke bahasa Inggris hehehe…. Sesampainya di lokasi, lumayan juga nih berkeringat. Masih harus naik lift menuju lantai 3. Ruang kuliahnya di 304, gampang dicari karena semua ruangan diberi nomor berurutan. Tapi pintunya sudah tertutup, waaa aku benar-benar telat nih. Buru-buru kugedor, tak ada sahutan. Kudorong, eh, kok dikunci? Duh jangan-jangan salah nulis nomor kelas nih. Aku pun segera mencari-cari ruang lainnya yang bernomor mirip: 314, 324, tapi…semuanya dikunci. Tak ada sesosok manusia pun di sini. Mendadak bulu kudukku merinding^-^ Yang terpikirkan saat itu, adalah menelepon advisor-ku, Ms. Li Hua. Beliau adalah penanggung jawab untuk semua mahasiswa internasional di kampus ini. Tapi kok nggak diangkat-angkat ya teleponnya? Ku-sms, nggak dijawab juga. Galau nih jadinya…^-^Pada kemana semua orang? Dan ketika hati dilanda gelisah, muncullah sebuah penampakan. Hihi, nggak usah takut, karena dia bukan hantu, melainkan seorang cowok bule yang superrrr tinggi, dan…ehm, cakep…hehehe:) Langsung aja dia bertanya kenapa kelas dikunci. Asiik berarti aku tidak salah mencatat nomor ruangan, melainkan kelas inilah yang telah salah mengunci dirinya^-^. Cowok bule itu, my classmate, memperkenalkan diri, namanya Arseniy, berasal dari Belarusia, sebuah negara di Eropa. Dia menelepon temannya untuk menanyakan kenapa tragedi ini terjadi pada kami. Dan olala…ternyata jawabannya adalah: “Today is a holiday!” Di saat bersamaan Ms Li Hua menjawab sms aku, menjelaskan bahwa hari ini semua penduduk China sedang merayakan Full Moon Holiday selama 3 hari, menyambut bulan purnama yang bulat penuh. Itu berarti semua mahasiswa libur dari Kamis sampai Senin. Horeeee! Aku dan Arseniy pun pulang dengan wajah malu bercampur gembira. (Gimana nggak gembira, baru 3 minggu masuk kampus sudah liburan hihi) Ms Li Hua meminta maaf berkali-kali padaku karena tidak menginformasikan hal ini sebelumnya. Lalu berjanji untuk memuat semua informasi liburan dan sebagainya di website. Aku pun menjawab dengan ceria, “It’s okay never mind, coz I meet my classmate and he is awesome!” Haha, ya, Arseniy ini memang cowok bule yang menarik. Bukan karena tampangnya, melainkan karena dia sungguh ramah, dan pintar berbahasa China. Dia sudah studi di Shanghai selama 4 tahun di universitas lain, mengambil bahasa China, lalu melanjutkan Master di kampus ini. Saat ini dia tinggal di kampus lama yang terletak di pusat kota, dan akan pindah ke asramaku minggu depan. Dan yang bikin aku kaget, dia bilang bahwa sebetulnya aku dan dia pada awalnya adalah roommate,alias teman sekamar, namun kemudian karena berbeda gender, kami pun dipisah sehingga aku dapat teman sekamar perempuan asal Thailand. “How do you know?” tanyaku. Dia jawab, dia sempat lihat di daftar nama calon penghuni asrama internasional, ada namaku lengkap dengan identitasku sebagai perempuan asal Indonesia. Dan mudah ditebak karena orang Indonesia yang kuliah di kampus ini ya cuma aku. Hihi, lucu ya. Gak kebayang kalau seandainya aku dan Arseniy jadiroommates, pasti mau ngapa-ngapain jadi kagok haha….ya iyalah bukan muhrim. Kami bertukar nomor ponsel, dan aku mengajaknya mengunjungi asramaku. Dia akan berada di lantai 9, gedung sayap A, sedangkan aku di lantai 8, sayap B. Jadi bakalan agak susah untuk bertemu kecuali di kelas setiap hari kamis. Setelah puas melihat-lihat calon asramanya, aku dan Arseniy pun berpisah. Dia kembali ke kampus lama di pusat kota, yang perlu waktu tempuh lebih dari 2 jam jauhnya. Waaa, berarti tadi dia ke sini pagi-pagi sekali, jam 5 subuh dari pusat kota. Gapapa deh, toh dia gembira melihat kampus kami yang pemandangannya luar biasa indah ini, dengan gedung-gedung terhampar di atas danau yang cantik, bersih dan rapi. See you next Thursday, Arseniy! Jalan-Jalan ke Fresh Market Oke, jadi hari ini liburan. Pantesan roommates-ku, Noon dan Ami masih pada tidur. Pukul 10 pagi kami bertiga keluar asrama untuk ngumpul dengan teman-teman chinese yang akan mengajak kami jalan-jalan ke supermarket. Ternyata acara hari ini adalah belanja, masak-masak, dan makan! Kami berjalan kaki menuju gate 3, keluar ke jalanan yang lengang dan super bersih. (Selama 3 minggu di Shanghai, kesanku pada kota ini adalah bersih, bersih, dan bersih! Tak ada sampah sebijipun di mana-mana, kecuali di tong sampah tentunya) Pertama-tama kami ber-6 menuju Fresh Market untuk membeli sayuran dan daging. Teman-temanku membeli pork, dan saat kubilang aku nggak makan pork, mereka pun beli daging ayam dan sapi. Uang belanja ditalangi dulu Jessica sebagai ketua acara ini, kemudian nanti akan dibayar patungan. Di pasar segar ini ada beberapa hal yang tidak biasa, yaitu sayurannya. Beberapa sayuran tidak pernah kutemukan di Indonesia, misalnya terung hitam, cabe hijau besar, kacang panjang ungu, dan olala apa itu? Bawang merah sebesar bengkuang! Gede banget. Palina aja temanku yang asal Belarusia, sampai kaget lihat bawang segede itu haha….Nih sengaja kufoto: “A giant onion!” seru Palina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H