Tapi sekarang,tidak hanya mie instan yang cepat dan instan, Ingin  makan yang lainnya seperti pizza, fried chicken bahkan gudeg dan gado gado  tinggal pesan lewat aplikasi.Â
Ingin tanya sesuatu, Membuat tugas atau mencari data, tinggal browsing  di Internet. Bahkan saat kita ingin tahu mengenai suatu benda tinggal gunakan Google Lenz dan ingin tahu judul sebuah lagu tinggal click di google search.Â
Ini yang membuat generasi muda terbiasa dengan kemudahan dan kurang menghargai proses. Saat menghadapi sesuatu yang butuh usaha lebih, mereka jadi gampang menyerah!.
Misalnya, salah seorang siswa saya harus membuat laporan kelompok. Karena malas mencari data, dia hanya copy-paste dari internet. Hasilnya, laporan itu mendapat nilai kurang baik karena ternyata kurang relevan. Di sini terlihat, kemudahan instan kadang jadi jebakan karena mereka malas berpikir kritis, bahkan malas membaca artikel secara lengkap.Â
Jadi, SALAH SIAPA ?
Kalau anak terlalu bergantung pada gadget atau nggak tahan tantangan, apa ini salah mereka?                                          Atau sebenarnya kita sebagai orang tua yang perlu introspeksi?Â
Pola asuh kita punya pengaruh besar. Saat kita membiarkan gadget menggantikan waktu berkualitas dengan anak, atau terlalu sering memanjakan mereka, tanpa sadar kita yang membentuk mereka jadi pribadi yang seperti itu.
Sebetulnya ada hal yang masih bisa kita Lakukan,Â
- Ajak Anak Beraktivitas di Dunia Nyata: Daripada membiarkan mereka tenggelam di layar, kenalkan aktivitas yang melibatkan interaksi langsung. Misalnya, main sepak bola di lapangan atau masak bareng di dapur. Atau apabila liburan ajak mereka ke desa wisata agar mereka bisa beraktifitas dengan alam dan berinteraksi dengan masyarakat desa yang ramah.
- TEGA ! dan Biarkan Mereka Gagal: Kalau anak kesulitan mengerjakan sesuatu, beri mereka kesempatan untuk mencoba. Â Misalnya, saat mereka nggak bisa memasang puzzle, tahan diri ...untuk tidak langsung membantu.
- Kurangi Kemudahan Instan: Ajarkan anak arti sebuah proses. Kalau mereka mau sesuatu, biarkan mereka berusaha mencapainya. Contoh sederhana, kalau mereka ingin sepatu baru, ajarkan mereka menabung.
- Orang tua adalah Contoh yang Baik: Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Kalau kita ingin mereka bekerja keras, tunjukkan bagaimana kita berjuang menghadapi tantangan sehari-hari.
Akhir kata,Â
Generasi muda adalah hasil dari pola asuh yang kita tanamkan. Kalau kita ingin mereka tangguh, mandiri, dan siap menghadapi dunia, kita harus mulai dari diri kita sendiri. Jangan hanya mengeluh. Dengarkan mereka, dukung proses belajarnya, dan beri mereka ruang untuk tumbuh.