Sebagai pengajar SMK , belakangan ini saya sering mendengar keluhan  dari management kantor tempat mereka PKL atau mereka bekerja tentang generasi Z,  Katanya, mereka malas, manja, nggak tahan banting, dan kurang bisa kerja sama.Â
Hal ini tentu ditanggapi serius oleh para guru, dan orang tua juga mengeluhkan hal yang sama.Â
Tapi, pernah nggak kita bertanya, apa sebenarnya yang membuat mereka seperti itu? Apa benar ini salah mereka sepenuhnya?
anak kecil yang sudah pegang gadget bahkan sebelum mereka bisa bicara dengan lancar? Orang tua sering memberikan HP atau tablet supaya anak-anak "anteng." Niatnya sih baik---biar anak nggak rewel atau biar kita bisa fokus kerja. Tapi, ini sebenarnya langkah awal yang membentuk kebiasaan mereka.
Coba kita ingat-ingat. Berapa banyak
Contoh, ada seorang anak usia 5 tahun yang terbiasa main game di tablet setiap hari. Ketika dia diminta berbagi mainan dengan temannya, dia marah dan menangis. Kenapa?Â
Karena dia tidak biasa menghadapi situasi sosial. gadget tidak bisa mengajari dia caranya berbagi atau bernegosiasi.
Orang tua nowadays Overprotektif, Bukannya Membantu!
Sebagai orang tua, kita sering nggak tega lihat anak kesulitan. Misalnya, ketika mereka nggak bisa membuka tutup botol atau mengerjakan PR yang sulit, kita buru-buru membantu. Niat kita baik sih, tapi efeknya justru membuat anak merasa mereka nggak perlu berusaha keras karena ada kita yang akan menyelesaikan semuanya!.
Bisa anda bayangkan, Seorang remaja bingung saat harus mengurus SIM sendiri. Dia nggak tahu harus mulai dari mana karena selama ini semua dokumen penting selalu diuruskan oleh orang tuanya. Ujung ujungnya  dia menyerah sebelum mencoba.
Gaya Hidup yang Serba InstanÂ
Saya sebagai generasi X sebetulnya sudah menjadi penikmat Mie Instant, jujur kami suka sekali karena ingin mie dengan rasa apapun dari seluruh nusantara bisa kita nikmati hanya dalam waktu 3 menit.Â