Mohon tunggu...
Eli E
Eli E Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya hobi jalan - jalan dan kulineran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Antusiasme dan Keaktifan Belajar Matematika

4 Februari 2024   21:50 Diperbarui: 4 Februari 2024   21:53 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

ABSTRAK

Berdasarkan analisis situasi yang saya lakukan sebagai guru Matematika di SMPN 4 Jiken Satu Atap, diketahui bahwa antusias dan keaktifan  belajar peserta didik masih rendah di pembelajaran Matematika dalam materi Keliling dan Luas Bangun Batar Segi Empat. Banyak siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif dalam pembelajaran tetapi mereka asik bermain sendiri. Ada siswa yang masih senang mengganggu temannya yang sedang belajar. Kondisi ini berimbas pada kemampuan siswa untuk dapat berpikir kritis juga sangat rendah. Best practice ini penting untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami masalah yang sama dalam pembelajaran, problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan kemampuan belajar siswa, media dan alat/bahan pembelajaran lebih inovatif dan tidak monoton sehingga peserta didik tidak bosan (Media pembelajaran slide PPT, Vidio Materi pembelajaran), proses pembelajaran lebih tersruktur, pembelajaran lebih berpusat pada perserta didik, guru berperan sebagai fasilitator, adanya penanaman karakter seperti disiplin dan kerjasama, tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, dan pembelajaran lebih menarik. Ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk bisa tercapainya tujuan pembelajaran antara lain: (1) Tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran; (2) Ada beberapa siswa dengan tingkat pemahaman materi yang rendah; (3) Persiapan yang kurang maksimal; (4) Kurangnya kemapuan guru dalam penerapan model dan metode belajar inovatif; (5) Kuarngnya pemaanfaatan sarana dan prasarana yang selama ini ada; (6) Tidak semua area sekolah terjangkau oleh wifi; (7) Kurangnya kemampuan TPACK (Technologi Pedagogical Content Knowledge). Langkah-langkah untuk menghadapi tantangan sebagai berikut: (1)  Identifikasi masalah yang ada di dalam kelas; (2) Eksplorasi penyebab masalah yang dihadapi di dalam kelas; (3) Penentuan penyebab masalah.; dan (4) Masalah yang terpilih diangkat dan digunakan sebagai dasar dalam membuat rencana aksi dan rencana evaluasi; (5) Penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang mendukung sesuai dengan materi yang akan diajarkan; (6) Sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang lengkap dan sesuai dengan pembelajaran yang akan diajarkan; (7) Pemanfaatan IT yang maksimal; dan (8) Melakukan koordinasi kepada kepala sekolah dan teman sejawat untuk mendapatkan masukan dan saran. Sedangkan strategi yang digunakan guru untuk menyelesaikan masalah adalah: (1) Guru menggunakan model pembelajaran inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu model Problem Based Learning (PBL) (Syahputra, 2021); (2) Guru memanfaatkan media teknologi/inovasi lainnya dalam pembelajaran yaitu video pembelajaran; (3) Membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dan tepat. Seperti bahan ajar dan lain-lain; (4) Memanfaatkan LKPD; dan (5) Memilih media pembelajaran sebagai alat pendukung selama proses pembelajaran. Adapun tujuan dari penyusunan laporan best practice ini adalah menganalisis penerapan pembelajaran Problem Based Learning berbantukan PPT dan video pembelajaran, terhadap peningkatan Antusiasme dan Keaktifan Belajar Matematika Pada Materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat Di Kelas VII SMPN 4 Jiken Satu Atap. Dampak dari rencana aksi yang sudah dilakukan yaitu dapat meningkatkan antusias dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat.  Selain itu Pemahaman siswa tentang materi tersebut sangat baik. Hasil yang efektif ini ditunjukkan dengan  rata-rata nilai siswa sebesar 85 dan adanya pencapaian KKM sebesar 85% Para siswa juga telah menunjukkan  kemampuan berpikir kritis yang lebih baik. Keterampilan berpikir kritis merupakan usaha mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensisntesis, mengenal permasalahan dan pemecahan, menyimpulkan, dan mengevaluasi (Hamdani, et al., 2019). Berdasarkan hasil analisis pada hasil pengerjaan LKPD dan Soal Latihan dapat diketahui bahwa rata – rata nilai yang diperoleh siswa adalah 85, dimana terdapat 3 siswa mendapat nilai 100, 2 siswa mendapat nilai 90, 6 siswa mendapat nilai 80 dan 2 siswa mendapat nilai 75. Berdasarkan hasil analisis pada penilaian sikap yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri dapat diketahui bahwa rata – rata siswa menunjukan sikap selalu konsisten terhadap aspek sikap yang dinilai yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri ditunjukan dengan presentase skor siswa sangat baik dalam Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri yaitu 100%. Berdasarkan hasil analisis penilaian keterampilan yaitu Menerapkan konsep dan strategi pemecahan masalah dapat diketahui bahwa dari 13 siswa terdapat 10 siswa yang terampil dalam Menerapkan konsep dan strategi pemecahan masalah dan terdapat 3 siswa yang sangat terampil dalam Menerapkan konsep dan strategi pemecahan masalah. Dari 13 anak terlihat 92 % atau 12 anak sudah antusias, dan 85 % atau 11 anak sudah aktif untuk mengikuti pembelajaran.

Kata Kunci: Metode diskusi, hasil belajar matematika, Keliling dan luas bangun Datar Segi Empat

 

PENDAHULUAN

Keaktifan merupakan suatu hal yang sangat berperan penting didalam setiap proses belajar mengajar. Dengan adanya daya keaktifan dari siswa didalam proses pembelajaran, maka siswa sebagai peserta didik lebih cenderung memiliki rasa ketertarikan dan semangat yang tinggi dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif (Kurniawati, et al. 2017).

Berdasarkan analisis situasi yang saya lakukan sebagai guru Matematika di SMPN 4 Jiken Satu Atap, diketahui bahwa antusias dan keaktifan  belajar peserta didik masih rendah di pembelajaran Matematika dalam materi Keliling dan Luas Bangun Batar Segi Empat. Banyak siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif dalam pembelajaran tetapi mereka asik bermain sendiri. Ada siswa yang masih senang mengganggu temannya yang sedang belajar. Kondisi ini berimbas pada kemampuan siswa untuk dapat berpikir kritis juga sangat rendah.

Keterampilan berpikir kritis sangat penting dikuasai oleh siswa agar siswa lebih terampil dalam menyusun sebuah argumen, memeriksa kredibilitas sumber, atau membuat keputusan. Berpikir kritis juga dapat meningkatkan penalaran etis dan moral. Dengan mendorong peserta didik untuk mengevaluasi informasi dan argumen dari berbagai perspektif, berpikir kritis dapat membantu peserta didik mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang sudut pandang dan budaya yang berbeda (Rahardhian, 2022).

Di sisi lain, guru belum optimal menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran serta guru belum menggunakan media pembelajaran. Peserta didik juga mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat. Kondisi tersebut dilatar belakangi oleh rendahnya tingkat belajar peserta didik, faktor lingkungan sosial dan keluarga yang belum mendukung, dan ditambah guru belum optimal dalam menggunakan model pembelajaran inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru kurang bersemangat dalam mengembangkan teknologi yang  ada sekarang ini. Guru belum mengoptimalkan  pemanfaatan tehnologi yang ada disekolah sehingga berpengaruh terhadap minat  belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun