Mohon tunggu...
Elicia
Elicia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswi SMA

Like dance, sing, and crazy person.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berlari dengan Indahnya Waktu

3 Juni 2024   09:18 Diperbarui: 3 Juni 2024   09:40 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu, anak-anak kelas 10 sudah duduk manis di dalam aula. Kami tidak tahu apa yang mengharuskan kami datang ke sini. Akan tetapi, Pak Asep terlihat sudah sangat siap dengan kertas di tangannya dan membacakan isinya kepada kami.

"Anak-anak yang Bapak banggakan, pagi ini Bapak memiliki pengumuman penting," ujar Pak Asep.

Aku dan Laut terheran-heran. Sepertinya kami berdua memikirkan hal yang sama.

"Dalam rangka melaksanakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), kalian harus membuat penampilan yang berkaitan dengan keberagaman nusantara seperti drama, adat istiadat, cerita rakyat, atau permainan daerah. Daerah yang diambil adalah Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa-Bali," terangnya.

Nah, kan, betul apa yang kami pikirkan. Lagi-lagi Pak Asep kembali memberikan tugas-tugas kepada kami. Pak Asep memang salah satu guru yang gemar memberi kami pekerjaan. Dengan menghela napas, kami berusaha untuk tetap mendengarkan pengumuman.

"Pembagian daerah ini akan Bapak acak menggunakan spin wheel saat ini juga secara langsung. Setelah ini, anak-anak dapat berdiskusi ingin menampilkan apa. Setiap anak dalam satu kelas harus tampil! Tenang saja, sekolah akan memberikan dana kepada setiap kelas untuk memberi perlengkapan."

Setelah pengumuman penugasan itu selesai, kami menatap layar proyektor yang menampilkan pengacakan daerah. Kelasku, X-E, mendapatkan daerah Kalimantan.

"Wah, ini daerah yang tepat! Beruntung kita memiliki teman dari daerah sana. Ya, kan, Roy?" ucap Sari.

"Aku bisa membantu menentukan apa yang harus kita tampilkan. Aku punya ide menarik, nih!" balas Roy dengan bersemangat.

Sesaat kemudian, kami kembali ke kelas dan mulai berdiskusi untuk menentukan penampilan. Satu kelas sepakat untuk mengambil drama dengan mitos daerah Kutai Timur usulan Roy, si anak Kalimantan. Naskah drama ini mengangkat kisah Long Diyang Yung atau Dewi Padi. Oleh karena Roy adalah orang yang paling memahami mengenai Kalimantan dan kisah yang kami pilih, maka seisi kelas sepakat menjadikannya sutradara.

Selanjutnya kami memilih asisten sutradara yaitu Bee, karena dia mengikuti teater sekolah. Lalu ada bendahara, sebab ia juga menjadi bendahara di salah satu organisasi sekolah di bagian yang sama. Selanjutnya penata panggung yang bernama Raka yang mengetahui bagaimana letak posisi panggung secara benar. Penata rias yaitu Elsa. Untuk perkap karena akan membawa banyak barang terutama pohon bohongan, jadi di pilih yang rumah nya dekat dengan sekolah yaitu Olaf, Joshua, Keisya, Mikel dan kebetulan juga mereka semua mau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun