Mohon tunggu...
Elice Zoraya
Elice Zoraya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

S1 Teknik Kimia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pantatmu itu Berharga

22 September 2017   17:17 Diperbarui: 22 September 2017   17:35 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentunya kalian sudah tidak asing lagi dengan operasi plastik. Berbondong-bondong orang ingin melakukan operasi plastik demi membuat penampilannya menjadi sempurna. Bagian tubuh yang sering sekali menjadi sasaran untuk dioperasi plastik seperti rahang, lipatan mata, hidung, dan bagian tubuh lainnya.

Dalam menjalankan operasi plastik, beberapa bahan akan diberikan pada tubuh kita sebagai pengganti atau rekonstruksi bagian tubuh yang menjadi tujuan operasi plastik. Awal mula, seorang pakar operasi bernama Alexander Parkes mencampurkan selulosa dan asam nitrat untuk menghasilkan seluloid atau yang dinamakan dengan Parkesine (sesuai dengan nama penemu). Alexander Parkes kemudian menggunakannya untuk operasi plastik. Lain lagi, Leo Hendrik Baekeland menemukan dan menggunakan plastik sintetis sebagai bahan operasi plastik.

Dalam era berkembang, bahan yang dipergunakan untuk operasi plastik dikategorikan dalam 3 kategori besar yaitu metal umum, agen biologis dan polimer. Metal umum biasanya lebih digunakan untuk rekonstruksi pada bagian tulang manusia. Agen biologis lebih difungsikan untuk memperbaiki jaringan lunak yang rusak, bisa saja pada luka, bibir, atau mungkin saja hidung. Agen biologis yang biasa dipergunakan adalah kolagen. Tetapi tak jarang juga, ahli operasi plastik menggunakan silicon. 

Silicon termasuk ke dalam kategori polimer dan berfungsi lebih ke arah perbesaran payudara. Silicon terdapat dalam bentuk padat, cair dan gel. Yang dimaksudkan untuk operasi plastik adalah silicon dalam bentuk gel. Silicon cair belum dipergunakan dalam dunia operasi plastik karena belum disetujui dan menimbulkan beberapa efek samping pada kulit. Sedangkan silicon padat lebih diindikasikan untuk implan pada bagian hidung atau payudara. Umumnya implan diambil dari tulang rawan yang didapat atau ditransplantasi dari tubuh pasien itu sendiri.

Mengapa jaringan tulang rawan yang dipakai sebagai implan dalam operasi plastik? Mengapa tidak jaringan lain yang digunakan sebagai implan operasi plastik? Untuk itu, sebelum memasuki lebih dalam lagi, mari kita membahas mengenai jaringan tulang rawan.

Jaringan tulang rawan merupakan salah satu spesialisasi dari jaringan ikat. Jaringan ikat berasal dari lapisan embrio pada saat pembuahan yang mengalami perkembangan menjadi mesenkim kemudian menjadi jaringan ikat. Jaringan ikat memiliki 2 klasifikasi komponen yaitu komponen interseluler dan seluler. Komponen interseluler terdiri atas substansi dasar dan 3 serabut (kolagen, elastik, dan retikuler). Serabut kolagen bersifat tidak elastik, kuat, tipis dan memanjang. Serabut kolagen kurang lebih memiliki 20 tipe dengan 4 golongan. Serat elastik bersifat elastis, serat retikuler bersifat kurang elastis namun tipis dan bercabang.

Komponen seluler jaringan ikat terdiri atas beberapa sel seperti fibroblas, makrofag, plasma cell, sel derivat darah, fibrosit, mast cell, dan adiposit. Jaringan ini memiliki fungsi untuk mengikat, melindungi ataupun menunjang jaringan-jaringan atau organ-organ penyusun tubuh hewan atau manusia.

Berdasarkan ciri struktur dan fungsinya, jaringan ikat dibedakan menjadi 7 jenis dan salah satunya adalah jaringan tulang rawan. Jaringan tulang rawan merupakan spesialisasi dari jaringan ikat yang berserta dan matriks yang elastis. Matriks elastis pada tulang rawan disebut kondrin, dimana kondrin tersusun dari campuran protein dan polisakarida. Karena terbentuk dari kondrin, maka sel tulang rawan disebut juga kondrosit. Kondrosit dihasilkan oleh kondroblas pada lakuna dalam perikondrium (selaput tulang rawan). 

Dengan adanya perbedaan komponen penyusun, fungsi dan struktur, tulang rawan dibedakan menjadi tulang rawan hialin, elastis, dan fibrosa. Tulang rawan hialin sebagai  penyokong rangka, mengandung kolagen dan kondroblas. Tulang rawan elastis sebagai pemberi fleksibilitas, mengandung serat elastin kuning dan selaput tulang rawan (perikondrium). Tulang rawan fibrosa sebagai pemberi perlindungan, tersusun atas serat kolagen yang kasar dan tidak teratur susunannya.

Oleh karena itu, kebanyakan ahli bedah memakai jaringan tulang rawan sebagai implan operasi plastik. Lalu, jika ditanya setujuhkah penulis dengan pernyataan bahwa jaringan pantat cocok untuk operasi plastik, maka jawabannya adalah setuju.

Bagaimana bisa jaringan pantat cocok untuk operasi plastik?

Mungkin saja anda berpikir bahwa bagaimana bisa jaringan pada pantat yang biasa digunakan sebagai organ yang lebih digunakan ke arah ekskresi cocok dalam operasi plastik. Pantat juga digunakan sebagai tumpuan tubuh untuk duduk. Namun di balik itu, sebenarnya pantat memiliki fungsi yang jauh di luar ekspektasi. Fungsi tersebut adalah sebagai implan operasi plastik. Tentunya orang-orang berbondong-bondong melakukan operasi plastik untuk mempercantik dirinya lebih sempurna.

Sejauh ini, operasi plastik bisa saja menggunakan silikon gel, kolagen, atau saja bahan-bahan sintetis lain. Tetapi operasi plastik dengan menggunakan bahan yangd disebutkan di atas kuranglah aman. Bisa saja menimbulkan reaksi atau efek samping pada kulit kita. Akan lebih aman jika kita menggunakan jaringan pada tubuh sebagai pengganti untuk memperkecil adanya efek samping terhadap kulit kita. Pengambilan jaringan pada tubuh manusia bisa saja dari jaringan pada awetan atau jaringan pada orang yang telah mati. 

Akan tetapi, pengambilan jaringan pada orang yang telah mati beresiko karena belum tentu jaringan yang akan diambil cocok kepada pasien. Tubuh pasien cenderung melakukan penolakan jika jaringan tersebut tidak cocok. Jadi, untuk meminimalisir ketidakcocokan tersebut, akan lebih baik menggunakan jaringan pada tubuh pasien sendiri yaitu jaringan tulang rawan pasien. Jaringan tulang rawan bertekstur elastis dan memiliki banyak kolagen. Jaringan tulang rawan yang elastis memudahkan ahli bedah untuk mengaplikasikan tulang rawan pada bentuk bagian tubuh yang akan dioperasi plastik. Selain jaringan tulang rawan, bisa juga menggunakan jaringan lemak atau adiposa.

Jaringan yang termasuk ke dalam jaringan tulang rawan contohnya jaringan pada paha, lengan, pantat, dimana ketiga jaringan yang sudah disebutkan di atas juga memiliki jaringan lemak. Sama seperti jaringan pada paha dan lengan, jaringan pantat cocok untuk operasi plastik. Komponen pada jaringan pantat memenuhi untuk menjadi pengganti pada saat operasi plastik. Jaringan pantat memiliki tekstur yang elastis (tingkat kelenturannya tinggi) sehingga bisa disesuaikan dengan bentuk tubuh yang dioperasi plastik. Tekstur yang elastis pada jaringan pantat berasal dari serat-serat pada jaringan tulang rawan seperti serat elastin dan serat retikuler. Itulah alasan pertama mengapa jaringan pantat cocok untuk operasi plastik.

Alasan kedua penulis setuju jika jaringan pantat cocok pada operasi plastik berdasar pada komponen penyusun jaringan pada pantat. Komponen penyusun jaringan pantat sama seperti yang sudah dibahas di atas, yaitu matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat. Matriks dalam jaringan pantat mengandung 40%-50% serat kolagen yang kuat menahan regangan dengan kira-kira berdiameter 10-100 nm. 

Maka dari itu, selain bersifat elastis, jaringan pantat juga bersifat kuat karena adanya serat kolagen yang tersusun dari 25% protein kolagen. Kolagen yang berada pada jaringan ikat yang digunakan untuk operasi plastik adalah kolagen jenis II. Kolagen jenis II berada di tulang rawan dan dihasilkan oleh kondrosit yang berada di kondroblas. Jadi selain elastis, jaringan pantat cocok dalam operasi plastik karena jaringan pantat kuat atau tidak mudah robek.

Alasan ketiga, jaringan pantat cocok pada proses operasi plastik adalah karena matriks jaringan pantat. Jika kita mengambil jaringan pantat yang masih hidup sel-selnya, maka matriks nya akan menjalankan fungsi yang bermanfaat bagi pasien. Kunci dari penggunaan jaringan yang mana yang cocok adalah hidup tidaknya sel-sel jaringan tersebut. Sama seperti saat proses pencangkokan, ditegaskan bahwa supaya cangkokan yang dilakukan bisa bertahan, ahli bedah harus menggunakan tulang rawan yang kondrosit nya masih hidup. Kondrosit yang masih hidup bisa menghasilkan proteoglikan dan berbagai serat dalam jaringan tulang rawan yang dibutuhkan. 

Hal itu merupakan dasar mengapa jaringan tersebut bisa cocok digunakan dalam operasi. Dengan adanya unsur-unsur tersebut, matriks pada tulang rawan bisa menghalangi ancaman dari luar atau serangan fibroblas dan kapiler. Perlu diperhatikan juga jaringan yang bisa menjadi dasar yang cocok bagi operasi plastik itu memiliki nutrien dan oksigen yang cukup. Kecukupan oksigen dan nutrien menyebabkan banyak kondrosit yang terbenam dalam matriks. Matriks mampu menghalangi antigen asing,  bakteri dan berbagai ancaman lainnya.

Diketahui bahwa jaringan pantat tidak memiliki kapiler darah. Makanan atau nutrisi serta oksigen jaringan pada pantat akan banyak sekali karena juga mendapat nutrisi dari jaringan ikat sekitarnya. Jadi, jaringan pantat memenuhi kecocokan sebagai pengganti jaringan pada operasi plastik karena nutrisi dan oksigen yang dimilikinya cukup.  Maka kondrosit nya pun hidup dan cangkok kulit bisa bertahan karena itu.

Alasan keempat, selain sebagai jaringan ikat, jaringan pantat mengandung jaringan lemak atau jaringan adiposa.  Lemak sebenarnya merupakan harta karun bagi kita. Memang memiliki lemak yang banyak pada bagian tubuh kita suatu hal yang tidak kita inginkan. Tetapi sebenarnya lemak merupakan harta berharga kita. Bagaiman bisa?

Lemak adalah bentuk dari cadangan makanan yang berada pada tubuh kita. Lemak bermanfaat sekali saat kita kekurangan nutrisi dalam tubuh kita. Ketika itu, lemak akan dipakai untuk keperluan kita sehari-hari. Cadangan makanan lemak menjadi energi bagi kita untuk beraktivitas.

Sel-sel lemak yang ada membentuk jaringan lemak yang juga berada di jaringan pantat. Tetapi tidak berarti penyusun utama jaringan lemak atau adiposa adalah lemak. Matriks dan serabut turut menyusun jaringan lemak atau jaringan adiposa. Jaringan adiposa ini tersusun atas sel-sel lemak berongga sel banyak berisi tetes-tetes minyak serta mendapatkan sokongan dari serabut kolagen. Jaringan lemak selain menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan, yaitu eksresi hormon, menyimpan energi dan yang terakhir sebagai bantalan yang memberikan perlindungan dari resiko cedera fisik. Fungsi terakhir jaringan lemak menjadi dasar mengapa jaringan pantat cocok untuk operasi plastik.

Jaringan lemak banyak sekali terdapat pada jaringan pantat, di bawah kulit, perut, daerah-daerah paha dan masih banyak lagi. Karena lemak pada jaringan pantat banyak, jaringan ini cocok dalam operasi plastik. Lemak pada jaringan pantat bisa menutup dan melindungi organ yang akan direkonstruksi atau dioperasi plastik. Tentu saja ini akan membuat senang pasien karena lemak pada jaringan pantat nya juga akan berkurang. Berkurangnya lemak pada tubuh membuat seseorang tampak lebih kurus dan proporsional.

Alasan terakhir, jika jaringan yang diambil untuk operasi plastik berada di bagian pantat, maka itu tidak akan begitu mengurangi estetika. Estetika seseorang akan tetap terjaga. Seseorang tidak akan merasa minder jika jaringan yang diambil berada di pantat karena akan tertutup dengan pakaian. Akan sangat memalukan dan mengurangi percaya diri jika jaringan yang diambil adalah jaringan yang berada di bagian tubuh yang terlihat. Dengan begitu, orang akan dengan leluasa dalam kesehariannya tanpa ada rasa malu atau tidak percaya diri.  

Setelah penulis tuliskan kelima alasan di atas, ini membuktikan bahwa jaringan pantat cocok untuk operasi plastik dan penulis setuju dengan pernyataan bahwa jaringan pantat cocok digunakan dalam operasi plastik. Jaringan pada pantat memiliki semua indikator yang memenuhi untuk menjadi jaringan pengganti saat operasi plastik. Mulai dari matriksnya yang mengandung 3 macam serat, serat elastin dan retikuler untuk sifat keelastisitasan jaringan pada pantat, jaringan lemak yang melindungi cedera fisik, matriks yang bisa melindungi masuknya antigen asing dan berbahaya, hingga nilai keestetikaan penampilan pasien di kemudian hari setelah melakukan operasi plastik.

Jadi teman-teman, bila memang ingin melakukan operasi plastik, jangan ragu untuk menggunakan jaringan pantat anda. Selain meminimalisir bahaya yang ditimbulkan, jaringan pada pantat anda membawakan segenggam komponen sehingga jaringan ini sangat pas menjadi solusi dalam operasi plastik, tanpa mengurangi estetika penampilan anda.

Sekian informasi dari penulis. Jika ada kesalahan dalam kata dan informasi, penulis meminta maaf dan terima kasih. Kritik dan saran sangat terbuka dan diterima.

Sumber

www.emedicine.medscape.com

www.biomagz.com

www.trivia.id

Cormack, David H. 1994. HAM HISTOLOGI Edisi Kesembilan. Jakarta: Bina Aksara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun