Tentunya kalian sudah tidak asing lagi dengan operasi plastik. Berbondong-bondong orang ingin melakukan operasi plastik demi membuat penampilannya menjadi sempurna. Bagian tubuh yang sering sekali menjadi sasaran untuk dioperasi plastik seperti rahang, lipatan mata, hidung, dan bagian tubuh lainnya.
Dalam menjalankan operasi plastik, beberapa bahan akan diberikan pada tubuh kita sebagai pengganti atau rekonstruksi bagian tubuh yang menjadi tujuan operasi plastik. Awal mula, seorang pakar operasi bernama Alexander Parkes mencampurkan selulosa dan asam nitrat untuk menghasilkan seluloid atau yang dinamakan dengan Parkesine (sesuai dengan nama penemu). Alexander Parkes kemudian menggunakannya untuk operasi plastik. Lain lagi, Leo Hendrik Baekeland menemukan dan menggunakan plastik sintetis sebagai bahan operasi plastik.
Dalam era berkembang, bahan yang dipergunakan untuk operasi plastik dikategorikan dalam 3 kategori besar yaitu metal umum, agen biologis dan polimer. Metal umum biasanya lebih digunakan untuk rekonstruksi pada bagian tulang manusia. Agen biologis lebih difungsikan untuk memperbaiki jaringan lunak yang rusak, bisa saja pada luka, bibir, atau mungkin saja hidung. Agen biologis yang biasa dipergunakan adalah kolagen. Tetapi tak jarang juga, ahli operasi plastik menggunakan silicon.Â
Silicon termasuk ke dalam kategori polimer dan berfungsi lebih ke arah perbesaran payudara. Silicon terdapat dalam bentuk padat, cair dan gel. Yang dimaksudkan untuk operasi plastik adalah silicon dalam bentuk gel. Silicon cair belum dipergunakan dalam dunia operasi plastik karena belum disetujui dan menimbulkan beberapa efek samping pada kulit. Sedangkan silicon padat lebih diindikasikan untuk implan pada bagian hidung atau payudara. Umumnya implan diambil dari tulang rawan yang didapat atau ditransplantasi dari tubuh pasien itu sendiri.
Mengapa jaringan tulang rawan yang dipakai sebagai implan dalam operasi plastik? Mengapa tidak jaringan lain yang digunakan sebagai implan operasi plastik? Untuk itu, sebelum memasuki lebih dalam lagi, mari kita membahas mengenai jaringan tulang rawan.
Jaringan tulang rawan merupakan salah satu spesialisasi dari jaringan ikat. Jaringan ikat berasal dari lapisan embrio pada saat pembuahan yang mengalami perkembangan menjadi mesenkim kemudian menjadi jaringan ikat. Jaringan ikat memiliki 2 klasifikasi komponen yaitu komponen interseluler dan seluler. Komponen interseluler terdiri atas substansi dasar dan 3 serabut (kolagen, elastik, dan retikuler). Serabut kolagen bersifat tidak elastik, kuat, tipis dan memanjang. Serabut kolagen kurang lebih memiliki 20 tipe dengan 4 golongan. Serat elastik bersifat elastis, serat retikuler bersifat kurang elastis namun tipis dan bercabang.
Komponen seluler jaringan ikat terdiri atas beberapa sel seperti fibroblas, makrofag, plasma cell, sel derivat darah, fibrosit, mast cell, dan adiposit. Jaringan ini memiliki fungsi untuk mengikat, melindungi ataupun menunjang jaringan-jaringan atau organ-organ penyusun tubuh hewan atau manusia.
Berdasarkan ciri struktur dan fungsinya, jaringan ikat dibedakan menjadi 7 jenis dan salah satunya adalah jaringan tulang rawan. Jaringan tulang rawan merupakan spesialisasi dari jaringan ikat yang berserta dan matriks yang elastis. Matriks elastis pada tulang rawan disebut kondrin, dimana kondrin tersusun dari campuran protein dan polisakarida. Karena terbentuk dari kondrin, maka sel tulang rawan disebut juga kondrosit. Kondrosit dihasilkan oleh kondroblas pada lakuna dalam perikondrium (selaput tulang rawan).Â
Dengan adanya perbedaan komponen penyusun, fungsi dan struktur, tulang rawan dibedakan menjadi tulang rawan hialin, elastis, dan fibrosa. Tulang rawan hialin sebagai  penyokong rangka, mengandung kolagen dan kondroblas. Tulang rawan elastis sebagai pemberi fleksibilitas, mengandung serat elastin kuning dan selaput tulang rawan (perikondrium). Tulang rawan fibrosa sebagai pemberi perlindungan, tersusun atas serat kolagen yang kasar dan tidak teratur susunannya.
Oleh karena itu, kebanyakan ahli bedah memakai jaringan tulang rawan sebagai implan operasi plastik. Lalu, jika ditanya setujuhkah penulis dengan pernyataan bahwa jaringan pantat cocok untuk operasi plastik, maka jawabannya adalah setuju.
Bagaimana bisa jaringan pantat cocok untuk operasi plastik?