Penelusuran yang tidak kalah penting adalah sejarah pandemik, sejarah wabah. Seorang penulis di New York Times (maaf saya lupa penulisnya) mengatakan peradaban manusia ditentukan tidak hanya oleh perang, tapi juga wabah.Tema-tema terkait sejarah wabah dan bagaimana pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, teman-teman bisa akses ke  The New Yorker.
Hasil penjelajahan itu, terkumpul 300 buku. Semuanya baru. Saya bahagia karena semua ini bekal dan modal penting dalam perjalanan saya ke depan. Â Aktivitas-aktivitas tersebut sempat berhenti pada bulan Mei. Fokus saya bergeser pada wacana dan perdebatan, apakah China bisa dituntut terkait penyebaran Covid-19?Â
Hasil dari penelaahan itu adalah dua buah artikel yang akhirnya dimuat pada kolom opini detik.com, beritasatu.com dan koran Suara Pembaruan. Pada akhir Mei 2020, saya memutuskan membuat akun youtube dengan tema utama: hukum dan advokat. Â
Pada bulan Juni, memasuki masa New Normal, saya mengurus Kartu Advokat dan setelahnya langsung menangani perkara perburuhan, dan memberikan pendapat hukum dalam perkara Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Di sela-sela menangani perkara, saya fokus mengembangkan channel hukum dan lawyer "Elias Dabur Note". Saat ini sudah dimonetisasi dan menjadi Youtube Program Patrner.
Memasuki september, saya terlibat dalam penanganan permohonan curatelle di PN Jakarta Selatan. Sidangnya dimulai September dan berakhir di November. Lalu, memasuki Desember mengurus perkara seputar hukum pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Menengok kembali perjalanan hidup saya di tahun 2020, tahun penuh ketakutan, tahun nyerempet-nyerempet bahaya, saya merasakan masih ada peluang-peluang tersedia, masih ada mirabilis, ada cahaya yang menerangi dan bertumbuhnya inisiatif dan kreativitas-kreativitas baru.
Sambil bersyukur atas tahun yang lewat dan melangkah penuh syukur dan optimisme di tahun baru, suatu nasihat lama dari ribuan tahun yang telah silam, peringatan Tuhan melalui Nabi Musa kepada kaum Israel yang keluar dari perbudakan di Mesir dan memasuki Tanah Perjanjian:
" Maka, janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Janganlah kau bertepuk dada, karena Akulah yang memberimu kekuatan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H