Mohon tunggu...
Elias Sumardi Dabur
Elias Sumardi Dabur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profile Singkat

Konsultan hukum dan advokat. Founder Akuity Law Firm. Owner dan host kanal youtube.com/EliasDaburNote. Memperoleh pendidikan Bahasa Perancis dari UGM, dan Ilmu Hukum dari Univ. Suryadharma, Jakarta. Punya minat besar dlm menulis perihal politik, kisah inspiratif, pengembangan kepemimpinan, dan spiritual. Lama berkecimpung dlm organisasi kemahasiswaan intra dan ekstra kampus (Sekjen PP PMKRI 2005-2006). Pernah bekerja sbg Tenaga Ahli salah satu Anggota DPR dan Legal Officer PT. Griya Apsari Persada. Selain itu, sempat merintis usaha penulisan/penerbitan buku-buku: pengembangan diri, Kisah inspiratif/motivasional dan hubungan ketuhanan. Buku pertama yang diterbitkan atas nama sendiri; BE A LEADER. Investasikan Kepemimpinan Anda! Seiring perjalanan hidup, saya memberi nama atau julukan baru bagi diri saya; " SANG PEMBELA" untuk menunjukan diri sebagai pejuang keadilan dan kebebasan. Keterlibatan saya dalam gerakan politik, minat saya dalam mendorong, memotivasi semata-mata expresi kelimpahan cinta. Karena Saya tumbuh dan besar sebagai pribadi yang kelimpahan cinta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ernesto Cardenal, Pastor, Penyair, dan Revolusioner

3 Maret 2020   14:33 Diperbarui: 4 Maret 2020   15:38 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Yohanes Paulus II Menunjuk-nunjuk Pastor Ernesto Meminta dia menyelesaikan posisinya dalam Gereja (Sumber: Mario Tapia/Barricada, via Associated Press)

Pastor Ernesto Cardenal, satu di antara penyair dan imam Katolik yang paling dihormati di Amerika Latin, yang melawan perintah Gereja Katolik pada 1980-an karena menjadi bagian dari pejabat rezim Sandinista Nikaragua, meninggal dunia pada usia 95 tahun.

Lahir dari keluarga kaya di Nikaragua, Pastor Ernesto menjadi suara kaum intelektual terkemuka revolusi Nikaragua dan pendukung paling gigih teologi pembebasan, sebuah gerakan Kristen yang berakar di dalam prinsip-prinsip Marxist dan mempunyai komitmen yang kuat pada keadilan sosial dan membela kaum miskin. Dia diangkat sebagai Menteri Kebudayaan pertama rezim Sandinista setelah menggulingkan pemerintahan dikatator jenderal Anastasio  Somoza Debayle pada 1979.

Sementara itu, penentangan Vatikan terhadap Teologi Pembebasan saat itu sedang gencar pada masa kepemimpinan Paus Yohanes Paulus II, Pastor Ernesto menjadi titik api. Sebelum kunjungan yang sudah dijadwalkan ke Nikaragua tahun 1983, Paus John Paul II meminta secara terbuka kepada Pater Ernesto dan keempat imam lainnya yang secara aktif mendukung Revolusi Sandinista agar mundur dari posisi mereka di pemerintahan Sandinista. Tapi, pemerintahan Sandinista menolak tuntutan tersebut, tapi menyatakan bahwa undangan kepada Paus tetap terbuka.

Setelah jadi bahan perdebatan publik berbulan-bulan, Paus menerima undangan dan mendarat di Managua, ibu kota Nicaragua. Saat Paus menyalami barisan penyambut dirinya, Paus mundur lagi ke belakang melihat Pater Ernesto  di antara para pejabat.

Sementara para pastor lainnya mengenakan pakaian keimaman, Pater Ernesto tampak mengenakan baju putih tanpa kerah, slacks dan cirikhasnya baret hitam. Ketika dia berlutut untuk mencium cincin kegembalaan paus, paus menarik tangannya dan mengarahkan jarinya kepada pater saat berbicara dengan dirinya. Menurut pejabat resmi Vatikan, Paus mengatakan kepada Pater Cardenal:"Anda harus membereskan posisimu di dalam Gereja." sebagaimana diLaporkan Associated Press.

Paus Yohanes Paulus II Menunjuk-nunjuk Pastor Ernesto Meminta dia menyelesaikan posisinya dalam Gereja (Sumber: Mario Tapia/Barricada, via Associated Press)
Paus Yohanes Paulus II Menunjuk-nunjuk Pastor Ernesto Meminta dia menyelesaikan posisinya dalam Gereja (Sumber: Mario Tapia/Barricada, via Associated Press)
"Kristus membawa saya kepada Marx,"kata Pastor Ernesto dalam sebuah wawancara di tahun 1984. 

"Saya tidak berpikir Paus memahami Marxsisme. Bagi saya, keempat Injil semuanya adalah komunis. Saya Marxist yang percaya pada Allah, mengikuti Kristus, dan seorang revolusioner demi kerajaan-Nya."

Jabatan atau wewenang imamatnya ditarik kembali oleh uskup Nikaragua pada tahun yang sama (Tiga imam lainnya ditertibkan). Suspensi  terhadap Pater Cardenal dicabut pada Februari 2019, ketika Paus Fransiskus memberikan absolusi (pengampunan) dari semua "larangan kanonik" sebagimana dikutip dari Vatican News Report.

Pastor Ernesto merayakan Misa dari tempat tidurnya di Rumah sakit setelah mendapatkan absolusi penuh dari Paus Fransiskus atas semua larangan kanonik (Luz Marina Acosta/Agence France-Presse --- Getty Images)
Pastor Ernesto merayakan Misa dari tempat tidurnya di Rumah sakit setelah mendapatkan absolusi penuh dari Paus Fransiskus atas semua larangan kanonik (Luz Marina Acosta/Agence France-Presse --- Getty Images)
Pastor Ernesto lahir pada 20 Januari 1935 dari keluarga kalangan atas Granada, kota tepi danau, Nikaragua. Dia belajar sastra di Minagua dan Universitas Kolombia, New York, di mana dia membaca Walt Whitman, Emily Dickinson, dan Ezra Pound. 

Dia kembali ke Nikaragua pada 1950, tapi setelah kudeta yang gagal terhadap keluarga Samoza, dia terbang dan bergabung dalam Biara Trapist Gethzemany, di Kentucky, AS, di mana dia menjadi sahabat biarawan dan penulis mistik Thomas Merton. 

Pater Cardenal pendukung awal gerakkan Front Nasional Pembebasan Sandinista, yang berdiri pada awal 1960-an, dinamai seturut Augusto Cesar Sandino, tokoh revolusioner yang telah memimpin perang gerilya melawan pendudukan Amerika di  Nikaragua pada tahun 1920-1n dan 1930-an dan dibunuh pada tahun 1934.

Pater Ernesto lebih lanjut menetap di sebuah pulau di kepulauan Solentiname di Danau yang luas Nikaragua, dekat perbatasan selatan, pada 1960. Dia membangun kapela, mendirikan koloni para seniman, dan mengajar sastra serta melukis kepada penduduk setempat.

Khotbah-khotbahnya juga politis.  Penuh dengan denunsiasi rejim Somoza. Beberapa umat parokinya menjadi gerilyawan dan pulau itu menjadi pusat pelatihan militer untuk pergerakan Sandinista. Setelah Sandinista berkuasa 1979, setelah periode kerusuhan berdarah, perlawanan geryliawan, dan operasi penculikan massa di ibukota, Pastor Cardenal diangkat jadi Menteri Kebudayaan oleh pemimpin Sandinista,  Daniel Ortega. 

Sebagai menteri, Pater Ernesto menyerukan apa yang dia sebut sebagai "demokratisasi budaya". Dia menciptakan workshop puisi di seluruh negeri, Tapi, banyak kritik ditujukkan kepada Cardenal yang menilai kementerian kebudayaan menekan keseragaman ideologi dengan menekan penulis-penulis baru memproduksi propaganda, secara khusus pada masa perang gerilya panjang Sandinista melawan Amerika, yang didukung oleh kekuatan kontrarevolusi, yang dikenal dengan sebutan Contras. 

Pastor Cardenal masih menjadi menteri sampai 1987, ketika kementerian digabung dengan badan pemerintahan lainnya. Pada 1990, dia mengambil jarak dari rezim Sandinista dan beberapa tahun belakangan kerap melontarkan kritik yang dia sebut sebagai meningkatnya gaya otoritartarian Ortega yang menjadi presiden pada 2007. Bagi Pater Ernesto, revolusi Sandinista telah gagal. 

Tapi, dia tetap komit pada cita-cita Marxist. 

"saya seorang revolusioner", kata Pater Cardenal dalam sebuah wawancara kepada New York Times di Januari 2015. Revolusioner berarti saya ingin mengubah dunia. 

Dia menambahkan, Injil itu penuh dengan revolusi. Nabi-nabi adalah orang-orang yang membawa pesan-pesan revolusi. Yesus dari Nazareth mengambil pesan-pesan revolusi dari para nabi. Kita juga akan terus mencoba mengubah dunia dan melakukan revolusi. Revolusi-revolusi itu gagal, tapi, revolusi lainnya akan datang. (Diolah dari tulisan Elias E. Lopez untuk The New York Times (1/3/2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun