Lebih lanjut, Nelson mengatakan bahwa  manusia belajar untuk membenci, manusia juga bisa belajar untuk mengasihi karena fitra manusia adalah untuk mengasihi. Spirit yang sama dihidupi oleh Marthin Luther King Jr yang menyatakan,"cinta adalah satu-satunya kekuatan yang mampu mengubah seorang musuh menjadi sahabat."
Saya yakin, kekuatan yang sama yang menjadi rahasia atau dasar sikap Xanana Gusmao. Dia memilih untuk melihat ke depan. Dia mengarahkan bangsanya untuk bangun dan terus berjalan. Alhasil, sikap ksatria yang ditunjukan generasi pejuang dan perintis pembangunan Timor Leste, hubungan dengan Indonesia, dengan para elit dan rakyatnya berjalan sangat baik dan bersahabat.
Hubungan yang harmonis dengan Indonesia, dirasakan betul oleh mantan Perdana Menteri dan Presiden Timor Leste, Ramos Horta. Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Horta menyampaikan hal ini: "Ijinkan saya memberi tahu Anda, tidak ada dua negara di Asia yang memiliki hubungan yang lebih  baik daripada Timor Leste dan Indonesia. Ini bukan hanya sekadar hubungan resmi, antara pemimpin, tetapi bahkan orang ke orang," tuturnya.
Dan, Xanana sendiri di masa pemerintahan Presiden SBY pernah dianugerahi penghargaan Bintang Adipurna, penghargaan tertinggi di antara penghargaan lainnya yang diberikan pemerintah Indonesia kepada warga negara sahabat. Penghargaan itu diberikan kepada Xanana  karena dianggap telah berjasa dalam penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Timor Leste.
"Saya harus mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Xanana Gusmao, Indonesia dan Timor Leste telah menjadi bukan hanya negara tetangga yang baik, tetapi juga teman baik," kata SBY.
Hubungan yang baik dan harmonis tersebut masih terus berjalan sampai dengan saat ini di masa pemerintahan Presiden Jokowi. Indonesia bahkan menjadi mitra utama pembangunan Timor Leste.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H