Mohon tunggu...
Elias Sumardi Dabur
Elias Sumardi Dabur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profile Singkat

Konsultan hukum dan advokat. Founder Akuity Law Firm. Owner dan host kanal youtube.com/EliasDaburNote. Memperoleh pendidikan Bahasa Perancis dari UGM, dan Ilmu Hukum dari Univ. Suryadharma, Jakarta. Punya minat besar dlm menulis perihal politik, kisah inspiratif, pengembangan kepemimpinan, dan spiritual. Lama berkecimpung dlm organisasi kemahasiswaan intra dan ekstra kampus (Sekjen PP PMKRI 2005-2006). Pernah bekerja sbg Tenaga Ahli salah satu Anggota DPR dan Legal Officer PT. Griya Apsari Persada. Selain itu, sempat merintis usaha penulisan/penerbitan buku-buku: pengembangan diri, Kisah inspiratif/motivasional dan hubungan ketuhanan. Buku pertama yang diterbitkan atas nama sendiri; BE A LEADER. Investasikan Kepemimpinan Anda! Seiring perjalanan hidup, saya memberi nama atau julukan baru bagi diri saya; " SANG PEMBELA" untuk menunjukan diri sebagai pejuang keadilan dan kebebasan. Keterlibatan saya dalam gerakan politik, minat saya dalam mendorong, memotivasi semata-mata expresi kelimpahan cinta. Karena Saya tumbuh dan besar sebagai pribadi yang kelimpahan cinta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Komunikasi Publik TKN Jokowi Perlu Ditata

31 Agustus 2018   11:55 Diperbarui: 31 Agustus 2018   11:53 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.sindonews.com

Salah satu poin rekomendasi dari laporan Media Monitoring BK52 periode 17-26 Agustus 2018 adalah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf perlu menata model atau pola komunikasi publiknya, terutama melalui media.

Hasil temuan BK52 menunjukan bahwa secara jumlah (frekuensi) dan tone positif pemberitaan, pasangan calon Jokowi-KH Ma'ruf Amin masih lebih tinggi dari kubu penantangnya, Prabowo-Sandi. 

Frekuensi pemberitaan untuk Paslon Jokowi-MA memperoleh 52 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 48 persen. Sementara itu, dalam hal tone positif pemberitaan, paslon Jokowi-MA meraih 55 persen dan Prabowo-Sandi 45 persen.

Sayangnya, frekuensi dan tone yang baik ini terdistorsi atau sedikit rusak oleh komunikasi publik tim yang belum terencana dengan baik dan tidak terpikirkan dampaknya. Misalnya, pernyataan politisi Nasdem Effendi Choirie, "Ma'ruf Amin Brisik." Pernyataan merusak kesan soliditas tim KIK juga muncul dari Politisi senior Golkar Fadel Mohammad yang menyatakan bahwa Golkar tidak solid mendukung Jokowi-Ma'ruf. Belum lagi pernyataan tim lain yang bersifat personal attack terhadap figur tertentu.

Itulah sebabnya, BK52 mengusulkan kepada TKN Jokowi agar menata model atau pola komunikasi publiknya dengan lebih baik lagi. Pentingnya penataan komunikasi publik melalui media ini karena ia berhubungan dengan persepsi dan interpretasi yang muncul di kepala publik (penerima pesan) terhadap identitas Jokowi-KH Ma'ruf. 

Oleh karena itu, kehadiran juru bicara atau komunikator publik yang andal, kredibel, berintegritas, tenang, mempunyai kemampuan mendengarkan yang baik, memahami jiwa manusia atau mempunyai kepekaan dalam merespon persepsi masyarakat, sangat dibutuhkan.

Syukurlah, dalam minggu ini, TKN dua kali menyinggung soal komunikasi politik atau komunikasi publiknya. Sekretaris TKN sekaligus Sekjen PDI-P Hasto Kristianto dalam keteranganya terkait penunjukan Deddy Mizwar sebagai Juru Bicara Jokowi-Ma'ruf mengemukakan salah satu alasanya adalah Deddy Mizwar memiliki kemampuan komunikasi politik yang sangat baik.

Demikian pula, informasi yang disampaikan Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding bahwa TKN mulai mengembangkan strategi komunikasi publik, seperti peran juru bicara hingga konten untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Ia menjelaskan, tim mulai mengintegrasikan seluruh agenda dan sistem kerja di bidang komunikasi publik. Hal itu guna memastikan komunikasi publik yang dihadirkan ke masyarakat tersinkronisasi dengan baik.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Tim Kampanye Hasto Kristiyanto. Ia menuturkan tim selalu melakukan evaluasi rutin dengan para jubir untuk menyampaikan gagasan dan program Jokowi-Ma'ruf ke masyarakat luas secara positif (Kompas.com, 29/8/2018).

Perkembangan ini patut diapresiasi. Publik harapkan para capres-cawapres dan segenap jajaran tim pemenanganya dapat menggunakan strategi komunikasi publik sebagaimana mestinya, yakni yang lebih etis, humanis, edukatif, dan menyehatkan demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun